Bowo Sidik Sempat Peluk dan Minta Doa Kepada Anaknya Sebelum Meninggalkan Rumah
Argant (17), anak dari Bowo Sidik Pangarso, anggota DPR RI yang terseret kasus PT Pupuk Indonesia terlihat duduk di kursi halaman rumahnya.
Penulis: Reza Deni
Editor: Adi Suhendi

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reza Deni
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Argant (17), anak dari Bowo Sidik Pangarso, anggota DPR RI yang namanya terseret dalam kasus PT Pupuk Indonesia terlihat duduk di kursi halaman rumahnya.
Di samping halaman, dua mobil hitam terparkir dengan posisi sejajar.
Ditemui tribunnews.com, ia bercerita detik-detik sebelum ayahnnya pergi meninggalkan rumah, Rabu (27/3/2019) malam.
"Sekitar pukul 19.00 WIB, saya lagi belajar di ruangan saya, ayah masuk ke kamar, peluk saya, terus bilang beliau minta didoakan, minta maaf, dan bilang ke saya 'Bapak yakin Bapak enggak salah'," ujar Argant kepada Tribunnews.com, di Jakarta Selatan, Kamis (28/3/2019).
Baca: Fraksi Hanura DPR RI Dukung RUU Pesantren dan Pendidikan Agama
Terdiam, Argant menundukkan kepala, menatap ke lantai dan kemudian membetulkan posisi duduknya.
Setelah sang ayah mengatakan hal itu pada malam tersebut, Argant mengaku gelisah.
Baca: Persija Jakarta Tersingkir, Kalteng Putra Menang Dramatis via Adu Penalti
Diakuinya, sang ayah menangis saat itu.
"Bapak kemudian turun ke kamar adik-adik saya. Saya masih di atas, merenung, tapi saat itu saya enggak menangis karena saya susah untuk menangis. Saya gelisah lebih tepatnya saat itu," ujarnya.
Setelah mendapatkan pelukan, Argant yakin ayahnya bukanlah orang jahat seperti yang dibaca di berita-berita maupun di media sosial hari ini.
Baca: Hari Ini, Gol Spektakuler Thiery Henry ke Bikin Man United Tak Berdaya
"Sekarang bapak keluar, enggak tahu ke mana. Ibu juga keluar," ujar Argant.
Hal yang sama juga dikatakan Ketua RT tempat Bowo Sidik tinggal.
Kulyadi selaku Ketua RT 03 mengaku tidak mengetahui langsung jika warganya ada yang berurusan dengan KPK.
Bowo diakuinya sudah menjadi warganya sekitar lima tahun.
"Tapi saya bisa bilang kalau Pak Bowo itu baik, sama lingkungan baik, sama saya juga baik. Maksudnya beliau itu enggak seperti pejabat-pejabat yang di lingkungannya jarang ketemu masyarakat," kata Kulyadi kepada Tribunnews.
Kulyadi bahkan mengatakan Bowo merupakan korban dari partai politiknya sendiri.
Untuk itulah, dirinya pun merasa prihatin dan kasihan dengan apa yang menimpa anggota komisi VI DPR RI tersebut.
Baca: Angkat Judul Rumah dalam Single Terbaru, Andien Ungkap Makna Lagunya Tersebut
"Sekarang begini, biaya partai itu dari mana? Kalau mau jadi begini atau jadi begitu biayanya bagaimana? Ini kalau kita bicara soal korupsi ya," ujar Kulyadi
Seperti diketahui, Tim Satgas KPK melakukan giat operasi tangkap tangan (OTT), Rabu (27/3/2019) di Jakarta.
Dalam operasi senyap kali ini, KPK mengamankan 7 orang, satu di antaranya direksi pada sebuah perusahaan BUMN.
Dalam OTT tersebut, Juru Bicara KPK Febri Diansyah menegaskan tidak ada anggota DPR yang ikut diamankan.
Hal itu pun menepis kabar yang sempat santer berembus.
"Dari 7 orang yang diamankan dan dibawa ke kantor KPK, tidak ada anggota DPR RI. Jadi dari 7 orang tersebut unsurnya adalah dari direksi BUMN, kemudian pihak swasta dan ada 1 orang pengemudi atau driver yang dibawa ke kantor KPK," kata Febri di Gedung Merah Putih KPK, Setiabudi, Jakarta Selatan, Kamis (28/3/2019) dini hari.
Soal tindak pidana korupsinya, KPK menduga ada penyerahan uang yang diindikasikan terkait dengan distribusi pupuk melalui kapal yang menggunakan kapal.
"Jadi kami menduga ada transaksi yang melibatkan sejumlah pihak terkait dengan distribusi pupuk yang menggunakan kapal," jelas Febri.
"Tentu saja pihak-pihak yang diamankan ini, adalah mereka yang terkait dengan produksi dan distribusi pupuk tersebut," sambungnya.
Adapun kata Febri, pihak yang diamankan telah berada di kantor KPK untuk menjalani pemeriksaan secara intensif.
KPK memiliki waktu 1x24 jam untuk menentukan status hukum bagi mereka yang terjaring OTT tersebut.