Mantan KSAL: Pernyataan Prabowo Sangat Membahayakan
Pasalnya, menurut dia, pernyataan Prabowo tersebut bisa meruntuhkan kepercayaan rakyat kepada TNI.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana (Purn) Bernard Kent Sondakh meminta calon presiden Prabowo Subianto meluruskan pernyataannya soal kondisi pertahanan Indonesia.
Pasalnya, menurut dia, pernyataan Prabowo tersebut bisa meruntuhkan kepercayaan rakyat kepada TNI.
"Yang lebih penting, pernyataan itu, menurut saya, sangat membahayakan. Itu bisa membuat rakyat Indonesia enggak percaya lagi kepada institusi TNI," ujar Bernard ketika berbincang-bincang dengan wartawan di kediamannya di Kelapa Gading, Jakarta Utara, Rabu (10/4/2019).
Hal itu disampaikan Bernard menanggapi pernyataan Prabowo saat debat keempat Pilpres, bahwa pertahanan Indonesia lemah.
Baca: 6 Hari Jelang Pencoblosan, 8 Lembaga Survei Menangkan Jokowi, 4 Survei Prabowo Unggul
Menurut Bernard, pola pikir Prabowo mengenai pertahanan negara, sangat konvensional.
"Memang kalau berpikirnya secara konvensional, ya wajar dia bilang militer kita rapuh, pertahanan kita lemah," ujar Bernard.
Bernard menyebut, pemikiran seperti itu berawal dari sekitar tahun 1950.
Negara mengirimkan banyak perwira Angkatan Darat untuk belajar ilmu pertahanan dan militer di Yugoslavia.
Di sanalah para perwira itu menerima konsep-konsep perang rakyat semesta.
Sekembalinya dari Yugoslavia, para perwira tersebut menyusun strategi pertahanan Indonesia yang dinamai "defensif aktif".
"Konsep dari defensif aktif ada lima. Memukul musuh di pangkalan, memukul musuh di perjalanan, memukul musuh di pintu masuk wilayah kita, memukul musuh ketika ia mendarat dan memukul musuh ketika dia masuk di wilayah kita," papar Bernard.
"Tapi bagaimana mungkin kita memukul musuh di pangkalan? Sulit. Kalau memukul di perjalanan, bisa setengah-setengahlah. Apalagi di wilayah kita, itu masih mungkin. Konsep ini sulit diimplementasikan," lanjut dia.
Baca: Sepekan Jelang Pencoblosan, Kubu Jokowi dan Prabowo Diminta Waspadai Perpindahan Pemilih
Oleh sebab itu, konsep pertahanan mengalami perubahan menjadi stabilitas indepth dan saat ini menjadi strategi pertahanan nusantara di mana lebih mementingkan menjaga kedaulatan wilayah NKRI mengandalkan radar maritim dan udara.
Selain itu, konsep pemikiran pertahanan defensif aktif adalah berpikir "head to head".
Pemikiran ini kira-kira berisi, apabila negara musuh memiliki 5 rudal, kita juga harus memiliki 5 rudal.
Apabila musuh memiliki 10 kapal selam, kita juga harus memiliki 10 kapal selam.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mantan KSAL: Pernyataan Prabowo Membahayakan, Bisa Buat Rakyat Tak Percaya TNI"
Penulis : Fabian Januarius Kuwado