Suap Bowo Sidik Pangarso, KPK Panggil Staf Keuangan PT HTK
Dalam kasus ini, KPK juga menjerat anak buah Bowo Sidik Pangarso yang juga staf PT Inersia bernama Indung sebagai tersangka
Penulis: Ilham Rian Pratama
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ilham Rian Pratama
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - KPK memanggil Staf Finance dan Treasury PT Humpuss Transportasi Kimia (PT HTK) Desi Artinesti terkait kasus suap yang menjerat Anggota Komisi VI DPR Fraksi Golkar Bowo Sidik Pangarso.
"Yang bersangkutan akan diperiksa sebagai saksi untuk tersangka AWI (Asty Winasti, Marketing Manager PT HTK)," ujar Juru Bicara KPK Febri Diansyah kepada wartawan, Senin (15/4/2019).
Baca: Wanita yang Sempat Diamankan Saat OTT Bowo Sidik Pangarso Mangkir dari Pemeriksaan KPK
Selain memanggil Desi, KPK juga memeriksa seorang saksi lainnya, yaitu Bambang Tedjo Karjanto, selaku Direktur PT Kopindo Cipta Sejahtera.
Ia juga akan diperiksa untuk Asty.
Dalam kasus ini, KPK juga menjerat anak buah Bowo Sidik Pangarso yang juga staf PT Inersia bernama Indung sebagai tersangka.
Kasus ini bermula saat PT Humpuss Transportasi Kimia berupaya kembali menjalin kerja sama dengan PT Pupuk Indonesia Logistik (Pilog) untuk mendistribusikan pupuk PT Pupuk Indonesia memakai kapal-kapal PT Humpuss Transportasi Kimia.
Untuk merealisasikan hal tersebut, PT Humpuss meminta bantuan Bowo Sidik Pangarso.
Pada tanggal 26 Februari 2019 dilakukan MoU antara PT Pilog dengan PT Humpuss Transportasi Kimia.
Salah satu materi MoU tersebut adalah pengangkutan kapal milik PT Humpuss Transportasi Kimia yang digunakan PT Pupuk Indonesia.
Dengan bantuannya tersebut, Bowo Sidik Pangarso meminta komitmen fee kepada PT Humpuss Transportasi Kimia atas biaya angkut yang diterima, sejumlah USD 2 per metrik ton.
Untuk merealisasikan komitmen fee ini, Asty memberikan uang sebesar Rp 89,4 juta kepada Bowo Sidik Pangarso melalui Indung di kantor PT Humpuss Transportasi Kimia. Setelah proses itu, tim KPK membekuk keduanya.
Suap ini bukan yang pertama diterima Bowo dari pihak PT Humpuss Transportasi Kimia.
Sebelumnya, Bowo Sidik Pangarso sudah menerima sekira Rp 221 juta dan USD 85.130 dalam enam kali pemberian di berbagai tempat, seperti rumah sakit, hotel dan kantor PT Humpuss Transportasi Kimia.
Selain dari HTK, KPK menduga Bowo Sidik Pangarso juga menerima suap atau gratifikasi dari pihak lainnya senilai Rp 6,5 miliar.
Saat OTT, tim KPK menyita uang sekira Rp 8 Miliar di kantor Inersia yang berada di Jalan Salihara, Jakarta Selatan.
Uang dalam pecahan Rp 20 ribu dan Rp 50 ribu itu sudah dimasukkan dalam 400 ribu amplop dengan 84 kardus.
Jumlah nominal tersebut disimpan secara rapi di enam lemari besi di kantor Inersia.
Baca: KPK Butuh Keterangan Seorang Perempuan Terkait Kasus Bowo Sidik Pangarso, Siapa Dia?
Usut punya usut, Bowo Sidik Pangarso akan menggunakan uang-uang itu untuk kebutuhan logistik serangan fajar di Pemilu 2019.
Karena dirinya mencalonkan diri sebagai calon anggota DPR dari dapil Jawa Tengah II.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.