Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Proses pemungutan suara untuk tahanan yang berada di Rutan Polda Metro Jaya dilaksanakan di dua TPS, yakni TPS 14 dan 15.

Di TPS 14 yang berada di samping Direktorat Reserse Narkoba, penjagaan keamanan dilakukan oleh Densus 88 dan Brimob.

Baca: Polri Sebut Faktor Terlambatnya Pencoblosan di Banggai Karena Terlambat Melipat Surat Suara

Pasalnya, selain tahanan kasus narkoba, di rutan ini juga terdapat tahanan serta napi kasus terorisme.

"Disini dilengkapi (penjagaan) Brimob densus 88 karena ada napi teroris. Densus ya 1 unit itu sekitar 8 orang," ujar Kasubdit Harwatah Dir Tahti Polda Metro Jaya, Kompol Andi Rusdi di Rutan Polda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (14/4/2019).

Andi mengungkapkan ada 119 napi dan tahanan teroris yang dititipkan di Rutan Polda Metro Jaya.

Namun hanya enam napi yang bersedia untuk memberikan hak suaranya pada Pemilu kali ini.

"Karena napiter itu dari awal kita sudah mengumpulkan DPT, mereka tidak berkenan. Kita sudah berikan batas dari dulu yang memberikan NIK itu yang animonya ada, kooperatif hanya 6 orang," jelas Andi.

Baca: Pakai Baju Bergambar Ahmad Dhani Saat Nyoblos, Al Ghazali Minta Keadilan

Jumlah personel kepolisian yang menjaga di dua TPS yang berada di Rutan Polda Metro Jaya ada 103 orang. Ditambah 6 personel Brimob dan Densus 88.

Seperti diketahui, sebanyak 538 tahanan yang mendekam di rutan Polda Metro Jaya sudah terverifikasi oleh KPU dan diperbolehkan ikut mencoblos. Pencoblosan di rutan sendiri dimulai sejak pukul 07.00 WIB hingga 13.00 WIB.