Proses Penghitungan Suara Pemilu 2019 di Tokyo Jepang Diwarnai Aksi Pemukulan
Saksi dari nomor 02 berinisial MJA mendekati pengamat berinisial LB lalu mencekik lehernya
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Pelaksanaan pemungutan suara Pemilu 2019 di Jepang sudah dilaksanakan 14 April 2019 lalu oleh tim Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) di Tokyo.
Proses penghitungan suara berlangsung sejak 17 April hingga berhasil diselesaikan Kamis (18/4/2019) pukul 21.30 waktu setempat.
"Hasil kerja yang sangat baik itu sayang sekali harus dicederai dengan kasus pemukulan seorang pengamat yang dilakukan seorang saksi dari pasangan capres cawapres nomor urut 02," ungkap sumber Tribunnews.com, Jumat (19/4/2019).
Saksi dari nomor 02 berinisial MJA mendekati pengamat berinisial LB tanggal 17 April sekitar jam 13.00 waktu Jepang, yang sedang duduk.
Lalu dengan tangan kirinya mencekik leher saksi LB, kemudian dengan tangan kanan pelaku memukul wajah LB.
Saksi lain yang berada di dekatnya dan warga lainnya berusaha untuk melerai pemukulan tersebut.
Kasus pemukulan berawal dari protes salah satu partai karena penggunaan surat suara tambahan.
"Dia itu sebenarnya lakukan pemukulan kecil, kepalannya nempel ke rahang korban dan korban sempat menghindar. Jadi kalau benar pemukulan besar ada bekas pemukulan tentu korban bisa minta visum ke rumah sakit untuk diproses," ungkap sumber Tribunnews.
"Tim PPLN voting ambil suara karena surat suara tidak cukup, tetapi ingin digunakan surat suara tambahan dari kiriman pos yang kembali tidak sampai tujuan," ungkap sumber itu.
Baca: Ketua MUI Jabar Minta Semua Pihak Tak Membuat Gaduh, Tunggu Hasil Resmi KPU
Beda pendapat dan voting dilakukan sebelum penghitungan suara dilakukan 17 April 2019 lalu.
Kesal dengan keputusan tim PPLN tersebut, saksi dari nomor urut 2 akhirnya melakukan pemukulan kepada pengamat LB tersebut.
"Sebenarnya sih antara keduanya sudah agak lama sejak tahun lalu berbeda pendapat dan hubungan kurang baik. Bahkan MJA sempat pula ribut besar dengan pendukung 01 yang tinggal di Tottori Jepang, bahkan sudah pula dilaporkan kasus itu ke pihak kepolisian Jepang," ungkapnya.
Tribunnews.com mencoba menghubungi Humas KBRI Tokyo mengenai kasus pemukulan tersebut namun belum mendapat tanggapan sampai dengan jam 10.00 WIB.
Saat ini pihak dari kepolisian (markas besar) Indonesia berada di lokasi penghitungan suara tersebut dan ada pula pihak kepolisian Jepang.
Namun pihak polisi Jepang tak memprosesnya karena melihat ada pihak kepolisian Indonesia dan suasana pemilu Indonesia.
Sumber Tribunnews.com lainnya mengungkapkan masalah pemukulan tersebut tidak terkait pemilu, tetapi terkait masalah keributan pribadi kedua orang yang terlibat pertikaian tersebut.
“Itu personal problem MJA sendiri terhadap LB pak, tak ada kaitan dengan pemilu,” ungkap sumber Tribunnews.com tersebut.
Capres 01 Raih 62,8 Persen
Sementara pemilihan presiden dan wakil presiden nomor urut 01 meraih 62,8 persen di Tokyo dengan jumlah suara tercatat 5.955 suara dan pasangan nomor urut 02 dengan jumlah 3.534 suara di Tokyo.
Di Osaka dengan jumlah 2.066 suara untuk capres cawapres nomor urut 01 dan 1.356 suara untuk capres cawapres nomor urut 02.
Total suara masuk tercatat 12.911 suara per 18 April 2019.
Sementara surat suara dari pos masih ada kemungkinan terlambat masuk.
Jumlah warga Indonesia yang ada di Jepang tercatat di Kementerian Kehakiman Jepang sebanyak lebih dari 56.000 orang.
Jumlah penduduk ilegal sebanyak 3.323 orang.
Jika dipersentasi berarti hanya sekitar 24,5 persen warga Indonesia yang ada di Jepang mengikuti pemilihan umum tahun 2019 ini.
Catatan Redaksi: Berita dan caption foto dalam artikel ini sudah direvisi , tidak terkait pemilu dan partal politik tertentu.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.