UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Gelar Haul dan Persembahan untuk Danarto
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menggelar acara "Haul dan Persembahan untuk Danarto" dalam rangka mengenang sosok almarhum Danarto.
Penulis: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menggelar acara "Haul dan Persembahan untuk Danarto" dalam rangka mengenang sosok almarhum Danarto.
Acara yang akan berlangsung pada Senin (29/4/2019) ini merupakan puncak dari rangkaian acara PESTARAMA#4 bertajuk "Napak Tilas Danarto".
Acara 'Haul dan Persembahan untuk Danarto' ini dimulai siang hari dengan kegiatan
"Bincang-Bincang: Membedah Pemikiran Danarto dari Berbagai Perspektif" yang akan
mendatangkan para sahabat dekat Danarto seperti Sapardi Djoko Damomo, Radhar Panca
Dahana, Sunu Wasono, dan juga Abdullah Wong.
Sedangkan Kegiatan puncak "Haul dan Persembahan untuk Danarto" dimulai selepas Isya dengan Pidato Kebudayaan dari Acep Zamzam Noor, lalu pemberian testimoni dari para sabahat seperti Ken Zuraida (Istri Alm Rendra), Noorca Masardi, Agus R Sardjono, Uki Bayu Sajati serta pemutaran video kisah hidup Danarto.
Kegiatan Haul akan dipimpin oleh Zastrow Al Ngatawi, sedangkan untuk hiburan akan disuguhkan musik dari Komunitas Tasawuf Underground, Fly Over Band.
Dua buku berjudul "Danarto Matahari dalam Telaga: Kumpulan Esai tentang Danarto"
serta "Sang Ratu dan Sang Kiai: Sebuah Kumpulan Esai" juga akan diluncurkan di acara
tersebut.
Tak hanya itu, pameran karya-karya Danarto seperti lukisan, buku, serta berbagai
penghargaan yang pernah diraih akan kembali digelar.
"Almarhum Danarto telah meninggalkan karya yang banyaknya berserakan di
berbagai media massa dan pusat dokumentasi. Dan saya rasa, inilah saatnya kita mengaji
bersama Pak Danarto," kata Rosida Erowati, pengajar di Jurusan PBSI UIN Jakarta dan
penanggung jawab pementasan drama.
"Melalui Pestarama #4, kami semua di Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, mengundang sekalian pembaca dan penonton untuk bersama-sama menapaktilasi jejak kreatif dan pemikiran Pak Danarto. Melalui napak tilas ini, kita mendoakan Pak Danarto!" kata Rosida Erowati.
Danarto merupakan salah satu sastrawan serba bisa.
Dia tak hanya lihai menulis cerpen, tapi juga puisi dan naskah drama.
Cerpennya 'Rintrik' menjadi cerpen terbaik Majalah Sastra Horison (1968), sedangkan kumcer Adam Ma’rifat mendapat hadiah dari Dewan Kesenian Jakarta (1982).
Tak hanya cerpen, Danarto lah yang mempopulerkan Puisi Konkret serta Teater Tanpa Penonton.
Sebelum dikenal sebagai penulis, Danarto merupakan seorang pelukis.
Karya-karya ilustrasinya memenuhi majalah Zaman, Majalah Anak Kuncung, juga
media cetak lainnya.
Karya-karya Danarto dianggap membawa pembaharuan, maka tak heran jika Danarto menerima berbagai penghargaan seperti SEA Write Award (1988), Bakrie Award di bidang kesusastraan (2009), serta Tokoh Federasi Teater Indonesia (2014).
Setahun lalu tepatnya 10 April 2018, setelah mengalami kecelakaan lalu lintas di
dekat UIN Jakarta Danarto berpulang.
Kepergiaannya tersebut mengejutkan para sahabat, pembaca dan penikmat sastra Indonesia.
Dari berbagai obituari yang ada, tampak betapa baiknya Danarto di mata sahabat.