Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

BANI dan IArbI Adakan Short Talk Event Dengan Tema UNIDROIT dan Arbitrase

Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI) adakan Short Talk Event "The Future of International Contract Drafting : Risk Management by Choice of the

Editor: FX Ismanto
zoom-in BANI dan IArbI Adakan Short Talk Event Dengan Tema UNIDROIT dan Arbitrase
TRIBUNNEWS.COM/
Wakil Ketua BANI, Anangga W. Roosdiono memberikan cinderamata kepada Eckart Brodermann, pada acara Short Talk Event "The Future of International Contract Drafting : Risk Management by Choice of the UNIDROIT Principles of International Commercial Contract in Combination with an Arbitration Clause, di Balai Kartini, Jakarta pada Senin (29/04/2019). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI) adakan Short Talk Event "The Future of International Contract Drafting : Risk Management by Choice of the UNIDROIT Principles of International Commercial Contract in Combination with an Arbitration Clause, di Balai Kartini, Jakarta pada Senin (29/04).

Dengan pembicara anggota penyusun UNIDROIT, Eckart Brodermann. Kegiatan ini merupakan kolaborasi antara BANI dan Institut Arbiter Indonesia (IArbI) dalam rangka memperkenalkan salah satu cara dalam pembuatan kontrak dalam dunia transaksi internasional bagi peserta para pengacara, arbiter maupun kalangan bisnis.

Wakil Ketua BANI, Anangga W. Roosdiono menjelaskan, "UNIDROIT Principles of International Commercial Contract adalah suatu ketentuan yang diakui secara internasional mengenai apa saja yang harus dimasukkan di dalam suatu perjanjian bisnis internasional, karena dalam prinsip tersebut cukup lengkap terdapat 211 pasal yang mengatur tentang prinsip transaksi internasional dan itu untuk menghindari suatu sengketa apabila dua sistem hukum yang berbeda, misalnya antara common law dan civil law”, jelas Anangga.

Anangga juga menambahkan UNIDROIT mencoba menjadi jembatan dalam bisnis internasional, “Memang di Indonesia ini masih belum banyak digunakan, namun UNIDROIT ada sudah sejak lama. Jadi apa yang disampaikan pada hari ini oleh Bodermaan ialah mencoba mengembangkan prinsip tersebut untuk diterapkan. Selain itu, perjanjian transaksi internasional dikaitkan dengan ketentuan arbitrase karena melalui arbitrase sangat dimungkinkan dalam suatu penyelesaian untuk memilih sistem hukum dari Negara-negara berbeda, yang dengan prinsip UNIDROIT dapat menjadi jembatan dan selanjutnya lebih memudahkan para arbiternya untuk menyelesaikan atau membuat suatu putusan”, tambah Anangga.

Perlu diketahui, prinsip kontrak internasional UNIDROIT ini lebih membuka pemahaman apabila ada pertentangan prinsip-prinsip hukum antara common law dan civil law, UNIDROIT akan menjelaskan hal-hal yang bisa diterima oleh kedua belah pihak.

“Pada masalah globalisasi saat ini antar beda Negara, UNIDROIT menjadi sistem yang bisa membantu untuk menyelesaikan pertentangan karena transaksi antar Negara memiliki sistem hukum yang berbeda-beda”, ujar Anangga.

Anangga juga memaparkan, “Kita harus mengikuti perkembangan jaman, kami juga melihat Short Talk Event sangat bermanfaat, sehingga ke depannya kami juga harus mencari topik-topik menarik yang perlu dijadikan tema Short Talk Event khususnya bagi para pengacara yang aktif dalam membuat kontrak atau para arbiter untuk melihat cara penyelesaian pertentangan dua pihak atau dua hukum yang berbeda karena sebagai arbiter kita bisa menerapkan suatu alternatif penyelesaian sengketa, salah satunya dengan menggunakan prinsip kontrak komersial internasional UNIDROIT”, papar Anangga.

BERITA REKOMENDASI

Sementara itu, salah satu peserta Short Talk Event yang berprofesi sebagai pengacara Hendy Herijanto mengungkapkan kegiatan ini sangat perlu diadakan,

“Kegiatan seperti ini sangat perlu dilakukan dan sangat positif khususnya untuk kami di kalangan pengacara maupun arbitrase, UNIDROIT bisa menjadi jembatan untuk membuat kontrak apabila pengusaha Indonesia berbisnis dengan pengusaha luar negeri, ditambah peraturan yang di Indonesia belum tentu bisa diterima begitupun sebaliknya, karena perbedaan sistem tentunya. Ini juga pengalaman baru untuk saya dan saya selalu positif dengan kegiatan seperti ini, ditambah common law selalu diperbaharui dibandingkan civil law”, tutup Hendy.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas