Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Lebih Dekat dengan Gunung Mas dan Bukit Soeharto, Calon Ibu Kota Baru

di Kalimantan Timur terdapat Bendungan Samboja yang bisa menjadi sumber air baku dan dapat diolah menjadi air minum.

Editor: Sanusi
zoom-in Lebih Dekat dengan Gunung Mas dan Bukit Soeharto, Calon Ibu Kota Baru
TRIBUN KALTIM/FACHMI RACHMAN
Lahan Tahura Bukit Soeharto yang berada di sisi timur titik KM 35 Jalan Tol Balikpapan Samarinda, Selasa (7/5/2019). Presiden Joko Widodo dan rombongan meninjau lokasi Tahura Bukit Soeharto yang ditawarkan Pemprov Kaltim untuk menjadi lokasi Ibukota Negara yang baru. TRIBUN KALTIM/FACHMI RACHMAN 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dua lokasi calon ibu kota baru di Kalimantan telah dikunjungi Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Menurut Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, kedua lokasi tersebut memiliki nilai positif dan negatif bila dipilih menjadi ibu kota baru.

Pertama, kawasan Bukit Soeharto di wilayah Kalimantan Timur. Lokasi ini berada di antara Kota Balikpapan dan Samarinda. Wilayah berbukit merupakan topografi khas kawasan ini.

"Prasarana jalan sudah ada jalan tol, sehingga kesiapan untuk kehidupan perkotaan positif di situ. Di sana juga lahannya sudah ada batu bara," kata Basuki di kantornya, Jumat (10/5/2019).

Sementara lokasi kedua yaitu kawasan Gunung Mas di Kalimantan Tengah. Daerah ini merupakan kawasan tertinggal yang jauh dari kota.

Meski demikian, sarana berupa jalan telah dibangun Kementerian PUPR.

"Hutannya masih asli. Tapi jauh dari kota, sehingga perlu prasarana dasar yang lebih dari Kalimantan Timur," ungkap Basuki.

Berita Rekomendasi

Dari aspek ketersediaan air bersih, menurut Basuki, bukan menjadi persoalan.

Baca: Jokowi, Prabowo, dan AHY, Siapa yang Jujur? Siapa Kesatria?

Sebab, di Kalimantan Timur terdapat Bendungan Samboja yang bisa menjadi sumber air baku dan dapat diolah menjadi air minum.

"Di Kalimantan Tengah juga ada potensi bendungan yang punya kapasitas 900-an juta meter kubik, dengan potensi listrik 270 MW. Semua ada plus minusnya," sambung Basuki.

Hal lain yang masih perlu mendapat kajian yaitu soal aspek sosial budaya. Kedua wilayah ini memiliki latar belakang sosial budaya yang berbeda sehingga harus dikaji serius terlebih dahulu dari Bappenas.

"Menerima 1,5 juta orang kan enggak gampang. Itu harus dipelajari," tuntas Basuki.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Plus Minus Gunung Mas dan Bukit Soeharto, Calon Ibu Kota Baru"

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas