Prabowo Ajak Pendukungnya Salat Gaib untuk Petugas KPPS
Salat tersebut menurut Prabowo untuk mendoakan para petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara ( KPPS) yang meninggal.
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto mengajak para pendukungnya untuk melakukan Salat Gaib pada Jumat esok, (17/5/2019).
Salat tersebut menurut Prabowo untuk mendoakan para petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara ( KPPS) yang meninggal.
"Saya menganjurkan kepada saudara-saudaraku yang beragama Islam, marilah kita pada kesempatan salat Jumat yang akan datang, melakukan salat gaib untuk arwah mereka-mereka yang meninggal kemudian bagi saudara-saudaraku yang beragama lain mendoakan mereka dengan cara agamamu masing-masing," ujar Prabowo dalam Video rekaman yang dikirimkan tim media center Prabowo-Sandi, Kamis, (16/5/2019).
Prabowo mengatakan para petugas KPPS meninggal saat sedang mengabdi untuk bangsa dan negara. Mereka menurutnya meninggal dalam keadaan syahid.
"Marilah kita juga mendoakan masih berapa ribu orang yang masih sakit di rumah sakit yang juga dalam keadaan mencurigakan marilah kita berdoa cepat pulih cepat sembuh sehingga mereka bisa kembali ke keluarganya menyelesaikan sisa Ramadhan ini," katanya.
Baca: KPK Ultimatum Caleg Terpilih Segera Lapor Harta Kekayaan
Dalam video tersebut, Prabowo kembali menyinggung soal perlunya pengungkapan meninggalnya petugas KPPS. Prabowo mengatakan menjadi sejarah bangsa Indonesia bahwa pemilu menyebabkan kurang lebih 570 petugas KPPS meninggal.
Para ahli medis menurut Prabowo meragukan penyebab meninggalnya petugas KPPS itu karena faktor kelelahan. Apalagi mereka yang meninggal usianya beragam.
"Kita sebenarnya berharap bahwa pemerintah segera melakukan investigasi Penyelidikan dan melakukan otopsi sehingga jelas kita tahu sebabnya apa," katanya.
Prabowo heran tidak adanya otopsi kepada petugas KPPS untuk mencari tahu penyebab meninggalnya itu. Sementara, pemerintah melalui kemeterian Kesehatan pernah melakukan otopsi kepada 6 sapi yang meninggal secara mendadak.
"570 anak bangsa meninggal sangat mengherankan tidak ada upaya mencari tahu mengapa mereka meninggal," pungkasnya.