4 Strategi Kemenhub Hadapi Lebaran 2019
Kementerian Perhubungan telah mempersiapkan empat strategi menghadapi Lebaran 2019 nanto
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Direktur Jenderal Perhubungan Darat Budi Setiyadi pada Jumat mengungkapkan beberapa strategi yang ditempuhnya untuk mempersiapkan Angkutan Lebaran 2019. Ada beberapa strategi, seperti pengoptimalan rest area, pelaksanaan one way dan contraflow di Tol Trans Jawa, Kesiapan Tol Trans Sumatera, serta Ganjil Genap untuk Penyeberangan Merak-Bakauheni.
Mengenai rest area, Dirjen Budi menekankan bahwa dengan jumlah rest area yang ada sudah cukup sesuai untuk memenuhi kebutuhan pemudik dan mampu menampung pemudik yang ada.
“Mengoptimalkan rest area sudah sejak 1 tahun lalu kita manage untuk meminimalisir adanya hambatan kemacetan yaitu dengan membuat zonasi di jalurnya maupun parkirnya. Dipisahkan mana jalur yang untuk mengisi bensin, mana untuk kendaraan besar dan kendaraan kecil. Selain untuk semua rest area yang sudah ada tidak boleh ada lagi penambahan grup baru, yang eksisting saja yang harus dipelihara dan mengoptimalkan kapasitas parkir yang ada,” jelas Dirjen Budi saat menjelaskannya ke rekan-rekan media di bilangan Cikini, Jakarta Pusat pada Jumat (17/5).
Selain itu Dirjen Budi menyatakan bahwa ia ingin mengajak masyarakat untuk berpikir kalau rest area tidak hanya yang ada di tol saja. “Jadi masyarakat tidak perlu berspekulasi untuk rest area berikutnya kalau memang beberapa rest area sebelumnya sudah penuh, tapi bisa keluar tol terdekat dari rest area yang penuh. Kalau seperti ini polanya maka tidak akan ada kekurangan rest area,” jelasnya.
Selain itu mengenai beberapa proyek di jalan tol, Dirjen Budi menjelaskan bahwa menjelang Lebaran akan ada kebijakan penghentian proyek untuk sementara.
“Saya dengan Kepolisian dan Kementerian PUPR sudah merumuskan beberapa kemungkinan di jalan tol, yaitu penghentian pekerjaan 4 proyek mulai dari H-10 sampai H+10. Untuk girdernya sudah terhubung dan sudah dikembalikan Jasa Marga yang tadinya 3 lajur dikembalikan menjadi 4 lajur lagi. Ada juga pemindahan pintu tol Cikarang Utama ke arah Bandung dan Cirebon. Jadi yang tadinya Cikarut menjadi permasalahan kemacetan sekarang sudah dipisahkan yang arah Bandung dan Cirebon,” ujar Dirjen Budi.
Sementara itu terkait contraflow dan one way di jalan tol Dirjen Budi memaparkan beberapa hal, “Contraflow akan dilakukan dan sangat dinamis sekali, situasional tergantung kebutuhan.
Yang paling puncak adalah kebijakan satu arah/ one-way. Perhatian saya adalah tidak bagaimana one way nya dilakukan tapi dampak dari one way seperti yang dipertanyakan oleh Organda. Jadi dengan adanya kebijakan ini jalan mulai dari Brebes Barat sampai ke Cikampek tidak terlampau banyak hambatan. Saya jamin kelancaran terutama untuk bus seperti yang dipertanyakan pengusaha bus kalau ada keterlambatan dalam penjemputan penumpang ya mudah-mudahan tidak terjadi,” kata Dirjen Budi.
Sistem one way ini, lanjutnya, meskipun dilaksanakan dalam 4 hari namun dalam pelaksanaannya akan sangat situasional tergantung dengan hasil pengamatan dari Kepolisian juga dengan harapan masyarakat akan melakukan perubahan perilaku dengan adanya kebijakan ini.
“Yang harus diantisipasi adalah aspek keselamatan dan keamanan. Kalau sudah mengemudi jauh, pastikan beristirahat kalau sudah lebih dari 4 jam karena rawan kecelakaan, sehingga tetap tidak boleh lupa untuk beristirahat,” pesan Dirjen Budi.
“Selanjutnya mengenai tol Bakauheni ke Terbanggi Besar sampai ke Kayuagung yang sudah fungsional mulai dari 06.00-18.00. Minggu depan kita rapat akan bahas rest area di sana yang tentu berbeda dengan area di sini. Jadi yang harus diantisipasi di sini adalah faktor keamanannya. Saya juga sudah koordinasi dengan Polda Lampung supaya penjagaan tidak hanya dijaga namun ada pernyataan dari Kapolda bahwa kendaraannya akan aman dan mendapat perlindungan,” kata Dirjen Budi.
Ia juga menjelaskan bahwa dengan adanya koordinasi antara pihak Ditjen Hubdat dan Polda Lampung maka terkait soal keamanan yang selama ini dikhawatirkan masyarakat dapat teratasi.
Masih terkait dengan Tol Trans Jawa, dengan hadirnya tol ini maka Pemerintah juga dituntut untuk bersiap menghadapi lonjakan pemudik yang menyeberang antar lintas Merak-Bakauheni.
“Untuk penyeberangan ada beberapa solusi yaitu peminjaman kapal dari TNI Angkatan Laut untuk mengangkut sepeda motor dari Tanjung Priok ke Selat Panjang. Jadi selain mudik gratis dengan Kapal Ro-Ro ada juga 1 kapal bantuan dari TNI AL, dan 1 kapal lagi dari TNI AL yang akan dipinjamkan oleh Dirjen Perhubungan Laut,” ucap Dirjen Budi.
“Jalan tol Trans Sumatera itu jadi salah satu hal yang menarik orang untuk menyeberang sehingga diprediksi ada kenaikan pemudik. Yang kita khawatirkan adanya lonjakan penumpang menyeberang dari pukul 00.00-08.00 karena itulah kami adakan imbauan skema ganjil-genap. Setiap pukul 20.00-08.00 berlaku untuk tanggal 30 yang genap, untuk tanggal 31 yang ganjil, tanggal 1 untuk genap, dan tanggal 2 ganjil. Namun kalau kendaraannya tidak sesuai bukan berarti tidak kami layani. Karena sifatnya imbauan diharapkan tidak ada penumpukan di malam hari dan ada antrian 7-8km sampai ke jalan tol,” lanjut Dirjen Budi.
Dalam acara tersebut Dirjen Budi juga menyampaikan respon masyarakat terhadap program mudik gratis Ditjen Hubdat sangat baik.
“Hari ini mudik gratis untuk bus sudah penuh 100% bahkan untuk (pemudik dengan) motor ada tambahan peningkatan 76%. Saya juga sedang upayakan penambahan kuota lagi karena prinsip kami tetap tidak ada lagi masyarakat yang mudik dengan sepeda motor,” pungkas Dirjen Budi.
Twitter: @hubdat151
Instagram: @ditjen_hubdat
FB page dan Youtube: Ditjen Perhubungan Darat
----------
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.