Ini Saran KEIN Ke Pemerintah Atasi Defisit Neraca Perdagangan
Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pada April 2019, defisit neraca perdagangan sebesar 2,59 dolar AS
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komite Ekonomi Industri Nasional (KEIN) mengusulkan pemerintah untuk mendorong komoditas unggulan di daerah untuk diekspor untuk menekan defisit neraca perdagangan Indonesia.
Tercatat, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pada April 2019, defisit neraca perdagangan sebesar 2,59 dolar AS.
Angka ini lebih lebar dari defisit April 2018 senilai 1,66 miliar dolar AS.
"Menekan defisit neraca perdagangan dapat dilakukan dengan mendorong ekspor dan menahan impor," kata Wakil Ketua KEIN Arif Budimanta di Jakarta, Jumat (17/5/2019).
Menurutnya, untuk mendorong ekspor dapat dilakukan dengan meningkatkan volume perdagangan atau mengubah harga relatif komoditas ekspor.
"Untuk meningkatkan volume perdagangan dapat dilakukan dengan diversifikasi komoditas, selain komoditas utama dan diversifikasi negara tujuan ekspor selain negara partner dagang utama," ujar Arif.
Baca: Kinerja Ekspor Turun dan Defisit Neraca Perdagangan RI Makin Lebar, Ini Antisipasinya Menurut JK
Sementara untuk mengubah harga relatif komoditas ekspor, salah satunya pemerintah perlu melakukan hilirisasi produk untuk meningkatkan nilai tambah.
"Komoditas sawit memiliki potensi yang sangat besar sebagai bahan baku industri dan diolah untuk menjadi produk-produk industri. Margarin, salah satu produk turunan sawit, berkontribusi 0,48 persen saja dari total ekspor Indonesia pada 2018," paparnya.
Ia melihat beberapa daerah di dalam negeri mempunyai potensi komoditas ekspor yang saat ini belum terkelola dengan baik dan mayoritas diekspor dalam bentuk mentah.
Daerah tersebut seperti Aceh yang memiliki komoditas kopi dan teh rempah yang memiliki potensi untuk diekspor. Kemudian, Kalimantan terdapat karet dan Papua mempunyai biji tembaga serta konsentrat.
"Pemerintah harus dapat menyusun strategi pengembangan industri sesuai karakteristik masing-masing daerah," ucap Arif.