TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengurus DPP PPP menggelar buka Bersama ratusan anak yatim di kantor DPP PPP, Jalan Diponegoro Jakarta Pusat, Kamis (23/5/2019).

Buka bersama ini sekaligus syukuran atas keberhasilan PPP menembus ambang batas parlemen atau parlementhery Treshold (PT) di Pemilu 2019.

Dalam kesempatan itu, Pelaksana Tugas Ketua Umum DPP PPP, Suharso Monoarfa menyampaikan terima kasih kepada masyarakat yang telah memberi kepercayaan kepada PPP pada Pemilu 17 April lalu.

“Kami berterima kasih kepada masyarakat, sehingga PPP masih mendapatkan kepercayaan dan bisa menembus ambang batas parlemen,” kata Suharso usai secara simbolis menyerahkan santunan kepada 100 anak yatim.

Baca: PPP Minta Kursi Ketua MPR Dibicarakan di Koalisi Jokowi-Amin

Suharso mengakui bahwa suara dan perolehan kursi PPP pada pemilu 2019 mengalami penurunan dibanding pemilu sebelumnya. Namun itu tidak menghalangi PPP untuk bersyukur atas yang sudah diperoleh.

Ia menyampaikan bahwa PPP akan terus bertekad untuk memperjuangkan aspirasi konstituean di parlemen.

“PPP akan terus bersemangat untuk menyampaikan aspirasi umat di parlemen dan akan menjaga amanah dengan baik,” kata Suharso.

Sementara itu Ketua Komisi Dakwah MUI KH M. Cholil Nafis yang memberikan ceramah dalam acara itu menyampaikan bahwa perjuangan akan tetap bisa berhasil walaupun dilakukan oleh tidak banyak orang.

Hal ini juga yang bisa ditunjukkan PPP di DPR RI. Walaupun jumlah kursi PPP di DPR berkurang dibanding sebelumnya, namun jika terus bersemangat tetap bisa berhasil menyampaikan aspirasi konstituen.

“Dalam sejarah juga sering diperlihatkan bagaimana pasukan yang sedikit dengan semangat yang besar, bisa mengalahkan pasukan yang berjumlah lebih banyak. PPP diharapkan bisa menunjukkan hal itu juga,” kata KH M. Cholil Nafis

Pada Pemilu 2019, PPP menjadi salah satu dari Sembilan partai yang memiliki wakil di DPR RI. PPP memperoleh 6,3 juta suara atau sekitar 4,52%.

Angka ini lebih tinggi dari PT yang disyaratkan sebesar 4%. Sementara itu ada tujuh partai peserta pemilu yang tidak lolos ke parlemen karena tidak mampu memperoleh suara sebesar 4%.