Sandiaga Uno Bocorkan Isi Pertemuan Prabowo dengan Jusuf Kalla
Pertemuan antara Prabowo Subianto dan wakil presiden Jusuf Kalla pada Kamis kemarin menimbulkan rasa penasaran masyarakat.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pertemuan antara Prabowo Subianto dan wakil presiden Jusuf Kalla pada Kamis kemarin menimbulkan rasa penasaran masyarakat.
Orang-orang bertanya apa yang diperbincangkan dua sahabat lama itu.
Calon Wakil Presiden Saidiaga Uno ketika ditanya media terkait pertemuan itu, Jumat (24/5) siang mengatakan, pertemuan itu adalah bagian dari komunikasi politik untuk mencairkan suasana.
"Tentunya itu adalah bagian dari komunikasi politik. Pak Prabowo menyampaikan bahwa langkah yang akan ditempuh (menyikapi hasil penghitungan suara KPU) sesuai dengan undang-undang, koridor, sesuai dengan tahapan konstitusi," ujar Sandiaga seperti dikutip Tribunnews.com dari Wartakota.
Baca: BERITA FOTO: Sosok Briptu Andre, Anggota Brimob yang Dituduh Polisi Impor dari China
Baca: Polri Amankan Ambulans Milik Kelompok GARIS Pendukung ISIS di Belakang Kantor Bawaslu
Baca: JK-Prabowo Bertemu, Komentar TKN Begini
Dalam kesempatan itu, Prabowo juga memastikan ia berpesan kepada pendukungnya untuk tenang dan tidak terpancing emosi.
"Pak Prabowo juga menyampaikan, yang tentunya terus disampaikan kepada masyarakat, bahwa langkah-langkah ke depan itu harus selalu dalam koridor tentram, aman, damai," ungkap Sandi.
Prabowo juga menyampaikan kepada Jusuf Kalla terkait adanya dugaan kecurangan yang masif dilaporkan pendukungnya.
"(Juga disampaikan)harapan-harapan kita bahwa penyimpangan-penyimpangan yang ditemukan, kekecewaan masyarakat yang disuarakan melalui aksi damai ini tidak menjadi salah satu penghambat masalah ekonomi kita. Karena ekonomi kita jangan sampai berdampak,"kata Sandi.
"Intinya, komunikasi politik antara Pak Prabowo dan Pak JK dalam koridor itu dengan harapan tentunya untuk kebaikan untuk bangsa," imbuh Sandi.
Ditanyakan terkait kemungkinan pertemuan Prabowo-Jokowi, Sandiaga hanya menjawab secara diplomatis.
"Belum ada rencana itu (pertemuan Prabowo-Jokowi)," tandas Sandi.
Penjelasan Gerindra
Anggota Dewan Pembina Partai Gerindra Maher Algadri membenarkan adanya pertemuan antara Calon Presiden Prabowo Subianto dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Menurut Maher pertemuan tersebut hanya tukar pikiran biasa untuk membicarakan kondisi bangsa Indonesia sekarang ini.
"Benar (bertemu),ya biasa komunikasi, tukar pikiran. kan semua orang dalam keadaan kayak begini risau," ujar Maher di kediaman Prabowo, Kamis tengah malam, (23/5/2019).
Maher yang merupakan sahabat kecil Prabowo tersebut mengatakan bahwa dalam beberapa hari terkahir ini banyak yang menelpon Prabowo.
Baca: BERITA FOTO: Dari Mana Asalnya Tumpukan Batu di Sekitar Bawaslu yang Dipakai Perusuh 22 Mei?
Mulai dari tokoh pemerintah maupun di luar pemerintah.
"Yang di pemerintah ada yang bukan pemerintah ada, yang pensiun ada. Biasa aja itu komunikasi politik itu biasa. bukan untuk mengambil suatu keputusan dan engga bisa ngambil keputusan," katanya.
Komunikasi menurutnya dilakukan untuk mencairkan suasana politik yang kini tensinya tinggi.
"Kalau enggak (komunikasi) kita stagnasi cuma ngotot pihaknya masing-masing. pak prabowo seorang demokrat, memang dia dibesarkan di alam barat. komunikasi bagi dia penting. jadi semua diselesaikan baik-baik," pungkasnya.
Bangun komunikasi
Sebelumnya diberitakan, Kalla bertemu dengan calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto.
Hal itu merujuk pada kabar yang beredar disertai dengan pernyataan Kalla sebelumnya bahwa ia tengah mengupayakan membangun komunikasi dengan Prabowo.
Diketahui, Prabowo sempat meninggalkan kediamannya di Jalan Kertanegara, Kebayoran Baru, Jakarta, Kamis (23/5/2019) sore.
Saat ditanya apakah bertemu dengan Prabowo di sekitar jam tersebut, Kalla tidak membantah dan tidak membenarkan.
Kalla hanya menjawab hari ini ia bertemu dengan banyak tokoh.
"Hari ini saya banyak bertemu tokoh-tokoh dan sahabat-sahabat. Itu saja yang bisa saya katakan. Termasuk malam ini. Tadi di NU. Optimistis pokoknya. Harapan kita ke MK (Mahkamah Konstitusi) itu final dan semua pihak tentu menyetujui apa yang diputuskan MK," ujar Kalla di rumah dinasnya, Menteng, Jakarta, Kamis (23/5/2019) dilansir dari Kompas.com.
Saat ditanya kembali apakah salah satu tokoh yang ditemui adalah Prabowo, Kalla kembali tak menjawab secara tegas.
"Ya pokoknya banyak tokoh lah," lanjut dia.
Kalla sebelumnya menyatakan tengah berupaya membangun komunikasi dengan Prabowo untuk mendinginkan suasana usai terjadi kerusuhan pasca-demontrasi hasil Pilpres 2019 di Kantor Bawaslu.
Hal itu disampaikan Kalla saat ditemui di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Rabu (22/5/2019).
"Diusahakan, ya, sedang diusahakan. (Bersama) semua tokoh-tokoh," ujar Kalla.
Rekonsiliasi
Sementara itu, Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Jimly Asshiddiqie mengatakan ada optimisme rekonsiliasi antara calon presiden Jokowi dan Prabowo Subianto pascapilpres ini.
Hal tersebut diungkapkan Jimly, usai melakukan pertemuan tertutup bersama Wakil Presiden Jusuf Kalla dan sejumlah tokoh nasional di kediaman dinas Wapres JK, Jalan Pangeran Diponegoro, Jakarta Pusat, Kamis malam (23/5/2019).
Dia mengatakan, momentum bulan Ramadan menjadi waktu yang tepat untuk melangsungkan pertemuan calon presiden nomor urut 01 dan 02 itu.
"Perlu mendinginkan suasana. Kita manfaatkan ramadan ini untuk rekonsiliasi. Dari diskusi tadi ada optimisme. Saya tidak perlu menyebut secara detail tapi secara umum ada harapan rekonsiliasi akan terjadi," ujar Jimly.
Jimly mengatakan, tensi politik yang akhir-akhir ini panas, diharapkan dapat kembali membaik dengan upaya rekonsiliasi ini.
"Potensi rekonsiliasi dengan bertemu walaupun timingnya belum sekarang, tapi ada optimisme. Mudah mudahan bisa menurunkan ketegangan," kata dia.
Langkah Prabowo untuk melayangkan gugatan perselisihan hasil pemilihan umum (PHPU) ke Mahkamah Konstitusi, menurut Jimly, patut diapresiasi.
Upaya tersebut, juga diharapkan mampu meredam pengunjuk rasa, karena Prabowo telah mengambil langkah yang tepat.
"Para demonstran pun sudah mulai berpikir serahkan mekanismenya pada proses resmi di mana nanti ada keputusan melalui Mahkamah Konstitusi. Mudah- mudahan tidak perlu lagi untuk demo," ungkap Jimly yang pernah menjabat sebagai ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP).
Hadir dalam pertemuan tersebut, Wakil Presiden ke-6 Try Sutrisno, Koordinator Presidium KAHMI Hamdan Zoelva, Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Din Syamsuddin, Ketua Gerakan Suluh Kebangsaan Mahfud MD, dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Kemudian Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Said Aqil Siradj, Sekretaris Jenderal PBNU Helmy Faishal Zaini, Sekretaris Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah Abdul Mukti, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Bikrokrasi Syafruddin, serta Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional Agus Widjojo.