Pengamat : Aksi 22 Mei Harus Jadi Momen Perubahan Budaya Politik Indonesia
pengamat ekonomi politik Arya Wishnuardi menilai kejadian tersebut sudah sepatutnya menjadi pelajaran berharga bagi seluruh pihak
Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
Polisi terpaksa melepaskan gas air mata yang membumbung ke udara.
Baca: Suasana Memanas di Sekitar Bawaslu, Seorang Fotografer Terluka Kena Lemparan Batu
Pantauan Tribunnews.com pada Rabu (22/5) malam sekira pukul 18.30 WIB, situasi yang tadinya cukup tenang tiba-tiba pecah.
Polisi menembakkan gas air mata ke udara untuk menghalau sekelompok massa yang rusuh.
Padahal, orator di atas mobil komando sudah memberi aba-aba untuk kembali pulang ke rumah masing-masing.
Tiba-tiba ada sekelompok massa yang memulai melemparkan benda ke arah aparat kepolisian.
Tak ayal kerusuhan pun pecah.
Baca: Situasi Terkini Aksi 22 Mei, Kembali Terjadi Lempar Batu hingga Amien Rais Minta Tak Ada Kekerasan
Kobaran api terlihat dimana-mana, tepat di depan Kantor Menko Maritim dan Kementerian Agama, terlihat api menyala di tengah jalur busway.
Sementara kobaran api lainnya nampak di Jalan KH Wahid Hasyim.
Seorang Fotografer Jadi Korban
Seorang pewarta foto menjadi korban lemparan batu massa di depan kantor Bawaslu RI, MH Thamrin, Jakarta, Rabu malam (22/5/2019).
Kericuhan massa terjadi pasca-massa berbuka puasa dan menunaikan ibadah salat Magrib.
Baca: Jokowi : Saya Hargai Pak Prabowo-Sandi
"Medis mana, medis mana," ucap pria berbaju hitam sambil memegangi kepalanya yang berlumuran darah, di kantor Bawaslu.
Belum diketahui identitas pewarta foto tersebut dan dibawa menuju mobil Ambulance yang bersiaga di belakang kantor.
Semula, massa melempari semua jenis benda ke arah Brigade Polisi.
Baca: Setangkai Bunga Seorang Demonstran kepada Aparat Kepolisian di Bawaslu