Turis Asing Bisa Berwisata ke Indonesia, Hanya Diminta Tingkatkan Kewaspadaan
Meski 8 negara menerbitkan travel advice, tidak berarti turis-turis dari sana tidak bisa mengunjungi Indonesia.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Delapan negara menerbitkan travel advice atau imbauan perjalanan kepada warga negaranya yang ingin berkunjung ke Indonesia menyusul kerusuhan pada 21 dan 22 Mei di Jakarta.
Namun demikian, travel advice tersebut tidak membuat turis-turis dari delapan negara tersebut tidak bisa berwisata ke Indonesia.
Kepala Biro Komunikasi Publik Kementerian Pariwisata, Guntur Sakti mengatakan, delapan negara telah menerbitkan travel advice kepada warga negaranya yang akan berkunjung ke Indonesia.
Delapan negara tersebut adalah Amerika Serikat, Britania Raya, Kanada, Australia, Filipina, Malaysia, Singapura dan Thailand.
"Ada delapan negara mengeluarkan imbauan tersebut," kata Guntur Sakti kepada Tribun Network, Jumat (24/5/2019).
Negara pertama yang mengeluarkan imbauan tersebut adalah Amerika Serikat.
Melalui kedutaan besarnya di Indonesia, Amerika Serikat bahkan mengeluarkan security alert pada 17 Mei.
Britania Raya, Kanada, Australia, Filipina, Malaysia, Singapura dan Thailand menyusul Amerika Serikat mengeluarkan imbauan itu.
"Kita prihatin dan industri pariwisata paling terpukul oleh situasi yang sedang terjadi di Jakarta saat ini. Kita doakan semoga situasi ibu kota segera normal, aparat keamanan segera mengendalikan, aktivitas masyarakat dan bisnis segera pulih," ungkap Guntur Sakti.
Departemen Urusan Perjalanan dan Perdagangan Australia (DFAT) mengimbau warga negara Australia untuk mewaspadai tensi tinggi yang sedang terjadi di Indonesia, termasuk Bali.
"Pemerintah Indonesia mengimbau meningkatnya risiko kekerasan, termasuk kemungkinan terjadinya serangan terorisme," bunyi imbauan mereka seperti dikutip dari News.com.au.
DFAT juga memberikan imbauan kepada warga negara Australia yang tinggal di Jakarta untuk menghindari kawasan kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) di Menteng dan area-area di kawasan Tanah Abang, Jalan Wahid Hasyim dan Slipi.
"Beberapa aksi protes mungkin terjadi di beberapa kota lain. Hindari aksi demonstrasi karena bisa berubah menjadi aksi kekerasan tanpa peringatan. Pantau media-media lokal untuk mengetahui perkembangan kegiatan demonstrasi," bunyi imbauan tersebut.
Pemerintah Britania Raya mengimbau warga negaranya untuk berhati-hati saat mengunjungi Indonesia. Imbauan yang mereka berikan tidak sebatas untuk berkunjung ke Jakarta.
"Aksi demonstrasi juga bisa terjadi di kota-kota lain di Pulau Jawa dan Sumatra. Anda harus menghindari semua aksi demonstrasi," bunyi imbauan yang disampaikan di laman resmi pemerintah Britania Raya.
Guntur Sakti mengatakan safety dan security suatu negara menjadi satu pilar dalam indeks daya saing pariwisata versi Travel and Tourism Competitiveness Index World Economic Forum (TTCI).
"Dua hari ini, 21-22 Mei 2019, aksi dan demo di Jakarta memiliki daya rusak yang tinggi terhadap reputasi pariwisata Indonesia, apalagi kejadiannya di Jakarta, di mana 30 persen wisatawan mancanegara masuk via Jakarta," ujar Guntur Sakti.
Meski negara-negara tersebut menerbitkan travel advice, tidak berarti turis-turis dari sana tidak bisa mengunjungi Indonesia.
Travel advice adalah imbauan yang wajar dan tidak mengancam iklim kepariwisataan Indonesia.
Travel advice dikeluarkan sebagai respons terhadap peristiwa membahayakan dalam jangka pendek di sebuah negara.
Negara-negara yang menerbitkan travel advice tidak melarang warga negaranya mengunjungi daerah-daerah tertentu, namun hanya meningkatkan kewaspadaan.
Travel advice berbeda dari travel warning. Travel warning adalah larangan yang dikeluarkan oleh pemerintah sebuah negara kepada warga negaranya untuk bepergian ke sebuah negara tertentu.
Travel warning diterbitkan jika kondisi sebuah negara masuk kategori membahayakan.
Pemerintah melarang warga negaranya mengunjungi wilayah-wilayah yang mereka anggap sedang dalam kondisi berbahaya, misalnya akibat bencana alam dan gangguan keamanan.
Kerusuhan yang terjadi di Jakarta pada 21-22 Mei lalu tidak hanya mengganggu kunjungan wisatawan asing ke Indonesia.
Peristiwa tersebut membuat wisatawan lokal takut mengunjungi Jakarta.
"Terkait travel advice, itu sebuah keniscayaan yang tidak bisa dihindari,jangankan wisatawan mancanegara ke Jakarta, wisatawan lokal yang ke Jakarta pasti juga anjlok. Banyak warga kota di Indonesia yang tidak terkait dengan isu politik lebih memilih tinggal di rumah bersama keluarga menyaksikan informasi terkini melalui televisi," papar Guntur Sakti. (Tribun Network/rina ayu/deo)