Hasil UNBK SMP 2019 Diumumkan Hari Ini - Kemendikbud: Rata-rata Nilai UN Meningkat
Hasil UNBK SMP 2019 Diumumkan Hari Ini - Kemendikbud: Rata-rata Nilai UN Meningkat
Penulis: Umar Agus W
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
Hasil UNBK SMP 2019 Diumumkan Hari Ini - Kemendikbud: Rata-rata Nilai UN Meningkat
TRIBUNNEWS.COM - Hasil UNBK Sekolah Menengah Pertama (SMP) dijadwalkan akan diumumkan pada Selasa (28/5/2019) hari ini.
Hal itu berdasarkan jadwal yang telah diberikan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).
Pihak Kemendikbud pun telah menyerahkan hasil UNBK SMP 2019 ke Pemerintah Daerah pada Jumat (24/5/2019).
Mengutip dari laman resmi Kemendikbud.go.id, secara umum terjadi kenaikan hasil UN, baik dari jenjang SMP dan MTs negeri maupun swasta.
Hal tersebut disampaikan Kepala Badan Penelilian dan Pengembangan (Balitbang) Totok Suprayitno pada saat menyerahkan hasil UN 34 provinsi di kantor Kemendikbud, Jakarta (24/5/2019).
Baca: Eks Kepala Intelijen Bongkar Cara Mudah Ungkap Dalang Kerusuhan 22 Mei: Polanya Sudah Jelas
Baca: Sebelum Jabatannya Jatuh, Soeharto Ternyata Sudah Siapkan Pengganti Dirinya: Orangnya Sudah Ada
Baca: Jadwal Libur dan Cuti Bersama Lebaran 2019 serta Prediksi Jasa Marga Mengenai Puncak Arus Mudik
“Terjadi kenaikan prestasi anak-anak,"
"terlihat dari yang (tahun lalu) UNBK ke (tahun ini) UNBK terjadi kenaikan di semua jenis sekolah,"
"seperti di SMP, MTs, negeri maupun swasta,” ujar Totok Suprayitno saat dikutip dari Kemendikbud.go.id
Untuk paket B meskipun tidak mengalami kenaikan seperti di SMP dan MTs, namun untuk mata pelajaran matematika dan sains tetap terjadi kenaikan.
Kenaikan tersebut diukur berdasarkan sekolah yang telah mengikuti UNBK dua tahun berturut-turut.
Baca: Santuni 1000 Anak Yatim dari 18 Yayasan di Jabodetabek
Hal tersebut karena sekolah yang telah melaksanakan UNBK dianggap telah memiliki integritas seratus persen.
Sementara itu Hasil UNBK SMP 2019 direncanakan akan diumumkan pada 27 - 28 Juni 2019 di masing-masing sekolah.
Kemudian dari sisi kecurangan, Inspektur Jenderal (Irjen) Kemendikbud Muchlis Rantoni Luddin menyebut masih ada kecurangan pada Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK).
Berdasarkan hasil verifikasi, sebanyak 55 anak melakukan pelanggaran.
Untuk penanganannya, pelaku kecurangan mendapat sanksi berupa nilai “0”.
Namun, mereka mendapatkan kesempatan untuk ujian ulang pada 12 Juni mendatang di sekolah masing-masing.
Baca: Siswa SMA Asal Solo Ini Raih Nilai UNBK 100 di 4 Mata Pelajaran Meskipun Tak Pernah Ikut Bimbel
Sementara itu, Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) disebut juga Computer Based Test (CBT) adalah sistem pelaksanaan ujian nasional dengan menggunakan komputer sebagai media ujiannya.
Dalam pelaksanaannya, UNBK berbeda dengan sistem ujian nasional berbasis kertas atau Paper Based Test (PBT) yang selama ini sudah berjalan.
Penyelenggaraan UNBK pertama kali dilaksanakan pada tahun 2014 secara online dan terbatas di SMP Indonesia Singapura dan SMP Indonesia Kuala Lumpur (SIKL).
Hasil penyelenggaraan UNBK pada kedua sekolah tersebut cukup menggembirakan dan semakin mendorong untuk meningkatkan literasi siswa terhadap TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi).
Selanjutnya secara bertahap pada tahun 2015 dilaksanakan rintisan UNBK dengan mengikutsertakan sebanyak 556 sekolah yang terdiri dari 42 SMP/MTs, 135 SMA/MA, dan 379 SMK di 29 Provinsi dan Luar Negeri.
Pada tahun 2016 dilaksanakan UNBK dengan mengikutsertakan sebanyak 4382 sekolah yang tediri dari 984 SMP/MTs, 1298 SMA/MA, dan 2100 SMK.
Jumlah sekolah yang mengikuti UNBK tahun 2017 melonjak tajam menjadi 30.577 sekolah yang terdiri dari 11.096 SMP/MTs, 9.652 SMA/MA dan 9.829 SMK.
Meningkatnya jumlah sekolah UNBK pada tahun 2017 ini seiring dengan kebijakan resources sharing yang dikeluarkan oleh Kemendikbud yaitu memperkenankan sekolah yang sarana komputernya masih terbatas melaksanakan UNBK di sekolah lain yang sarana komputernya sudah memadai.
Penyelenggaraan UNBK saat ini menggunakan sistem semi-online yaitu soal dikirim dari server pusat secara online melalui jaringan (sinkronisasi) ke server lokal (sekolah), kemudian ujian siswa dilayani oleh server lokal (sekolah) secara offline.
Selanjutnya hasil ujian dikirim kembali dari server lokal (sekolah) ke server pusat secara online (upload).
(Tribunnews.com/ Umar Agus W)