Tokoh Kepemudaan Ingatkan Generasi Millenial Jangan Mudah Diprovokasi
Sejumlah tokoh organisasi kepemudaan menyampaikan pernyataan sikap menyikapi kondisi yang dialami bangsa Indonesia pada saat ini.
Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Glery Lazuardi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejumlah tokoh organisasi kepemudaan menyampaikan pernyataan sikap menyikapi kondisi yang dialami bangsa Indonesia pada saat ini.
Ketua Umum PB HMI, Saddam Al Jihad. Saddam menyoroti soal fenomena hoaks, provokator, people power yang berujung pada aksi demonstrasi 21-22 Mei lalu.
Menurut dia, jangan sampai ruang publik diisi narasi-narasi yang mengancam persatuan dan kesatuan bangsa.
"Hati-hati diprovokasi, ruang publik jangan disalahgunakan. Yang tadinya jadi alat kritik menjadi alat kerusuhan," kata dia,
pada acara Buka Bersama dan Tausyiah Kebangsaan bertajuk "Memotret Peristiwa Kerusuhan 22 Mei, Sebuah Refleksi" di Sekretarian Perkumpulan Gerakan Kebangsaan (PGK), Jakarta Selatan, Jumat (31/5/2019).
Baca: Pemain Film Si Doel The Movie 2 Jadi Perhatian Pemudik di Terminal Kampung Rambutan
Baca: Hasil Akhir Liga 1, Bali United Menang Tipis atas Persija Berkat Gol Paulo Sergio
Baca: Update Transfer Pemain Manchester United, Gelandang Sporting dan Sayap Swansea Segera Teken?
Selain itu, dia menyayangkan wacana refrendum yang digaungkan sekolompok orang. Refrendum yang digaungkan di ruang publik, kata dia, merupakan penggiringan opini.
Oleh karena itu, dia mengajak generasi muda tenang dan tak terprovokasi terhadap isu-isu yang mengancam masa depan bangsa.
"Saya sebagai Ketum PB HMI mengajak genrasi milenial memikirkan masa depan kebangsaan kita," ujarnya.
Sementara itu, Ketua Umum DPP GMNI Robaytullah K. Jaya, mengatakan rakyat kerap menjadi korban dari provokasi elit politik.
"Itu bukan gerakan people power karena syarat meterial tak ada, apalagi hanya segelintir orang hanya karena perbedaan pemilu," ujarnya.
Sebagai Kelompok Cipayung Plus, dia akan mengadvokasi sehingga masyarakat tak termakan provokasi dan hoaks.
"Kami akan memberikan informasi yang sesuai dengan keadaaan. Biar masyarakat mendapat informasi yang sebenar-benarnya," tuturnya.
Adapun, Ketua Umum DPP Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Najih Prasetyo, meminta kepada umat Islam supaya lebih banyak mendengarkan penyataan-pernyataan ulama yang sudah terbukti membangunkan kesadaran masyarakat tentang kebangsaan.
Belakangan ini, dia menilai, banyak tokoh-tokoh bermunculan tanpa terdeteksi sebelumnya bagimana dan kepentingan politiknya bagaimana.
"Kenapa dia bisa menjadi tokoh central dalam gerakan mengatasnamakan Islam. Ini yang belum ditracking anak-anak muda. Ini berbahaya," tambahnya.