Dituding Tak Serius Dukung Prabowo, Elite Demokrat Singgung Sandiaga yang Kalah di TPS Sendiri
Jansen mengaku masih mati-matian mendukung Prabowo-Sandi sampai menjelang keputusan KPU 22 Mei 2019.
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua DPP partai Demokrat, Jansen Sitindaon menanggapi tuduhan bahwa partainya tidak serius dalam memenangkan pasangan calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno dalam gelaran Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.
Memberikan bukti dukungan penuh pada Prabowo-Sandi, Jansen membeberkan sederet perolehan suara untuk 02 yang diklaim hasil kerja Demokrat.
Dikutip dari channel YouTube Kompas TV, Minggu (9/6/2019), Jansen mengaku masih mati-matian mendukung Prabowo-Sandi sampai menjelang keputusan KPU 22 Mei 2019.
"Jangan dilihat suaranya, tapi lihat fakta di lapangan apa yang kita lakukan, jadi saya di tanggal 21 Mei malam, di ujung KPU memutuskan pihak 01 menang itu, masih menghantam meja loh di KPU, saya habis-habisan bela 02 itu," jelas Jansen.
"Itu kan di tanggal 21 Mei itu yang kata orang Demokrat sudah keluar dari 02, Demokrat tidak solid di 02, saya ini masih habis-habisan," tambahnya.
Setelah membeberkan satu bukti bahwa dirinya benar-benar mendukung mati-matian Prabowo-Sandi, Jansen kemudian menyinggung tuduhan tidak serius yang ditujukan pada AHY dan SBY.
"Yang kedua begini, saya kasih fakta empirik kembali ya, ini kan bermula bahwa Partai Demokrat, Pak SBY dan AHY tidak serius memenangkan Prabowo-Sandi begitu," kata Jansen.
"Saya kasih fakta empirik kembali, contoh misalnya, di Cikeas itu Pak Prabowo menang, di Kabupaten Pacitan, kampungnya Pak SBY, Pak Prabowo menang telak dari Pak Jokowi."
"Di Jawa Timur itu di Pemilu ini, Pak Prabowo itu kalah 8 juta suara, Pak Prabowo itu hanya menang di 2 kabupaten, Kabupaten Pacitan kampung Pak SBY dengan Bondowoso," jelasnya.
Menyebutkan sederet bukti bahwa Partai Demokrat sepenuhnya mendukung Prabowo-Sandi, Jansen lantas menyinggung perolehan suara di TPS Sandiaga Uno.
"Di TPS AHY, Pak Prabowo menang, yang jadi anomali, yang jadi pertanyaan kita, di TPS Sandiaga Uno, yang calon wakil presiden itu, Prabowo-Sandi kalah," kata Jansen.
"Itu makanya pertanyaannya sekarang, yang tidak serius memenangkan Prabowo-Sandi siapa?" tanyanya kemudian.
"Siapa yang tidak serius, itu fakta empirik," tambah Jansen.
Jansen Cerita Dibenci Warga Kampung Halaman karena Dukung Prabowo
Jansen Sitindoan mengaku dirinya dibenci di tanah kelahirannya karena memutuskan mendukung calon presiden (capres) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Hal ini diungkapkan Jansen saat menjadi narasumber di acara Apa Kabar Indonesia Malam, Sabtu (8/6/2019).
Jansen mengatakan dirinya bersama Demokrat telah berjuang keras untuk menangkan Prabowo-Sandi walaupun di ujung penghitungan masih tetap kalah.
"Kalau bicara 8 bulan kemarin (masa kampanye) sudah habis-habisan Partai Demokrat ini," kata Jansen.
Selain itu, Jansen Sitindaon secara pribadi juga telah menghabiskan banyak tenaga serta cara untuk mendukung Prabowo-Sandi.
Namun, akhirnya Demokrat menjadi partai koalisi yang mengalami penurunan suara di pemilihan legislatif (pileg).
Penurunan suara Demokrat dianggap pemilih dari kaum minoritas untuk Demokrat beralih dukungan karena isu politisasi agama yang kencang terdengar dari kubu 02.
"Saya sendiri habis-habisan, bahkan Partai Demokrat itu satu-satunya Partai di koalisi 02 yang mengalami penurunan suara cukup signifikan karena isu politisasi agama yang cukup keras itu tadi, khilafah segala macam yang paling kena dampak itu Partai Demokrat," ujarnya.
"Kami kehilangan kursi misalnya di Sulawesi Utara. Kami hilang kursi di Babel, kami hilang kursi di Bali, politik identitas, jadi ada 2 juta pemilih Demokrat minoritas yang kemudian lari karena mereka mepersepsikan ini serius benar ini dukung Prabowo begitu lah, ini serius benar."
Bahkan, Jansen rela dirinya dibenci di kampung halamannya dan hanya diberi 1.000 suara untuk pileg karena Demokrat memutuskan untuk berkoalisi dengan Prabowo.
Baca: Rekap Lengkap Bursa Transfer Pemain Liga Italia: Masih Didominasi Pemain-Pemain Gratisan
Baca: BKN Umumkan Pendaftaran CPNS 2019 Setelah Lebaran, Berikut Formasi & Pelaksanaannya
Baca: Man United Siap Bayar 300 Miliar Rupiah agar De Gea Keluar Musim Panas Ini
Baca: Kesaksian Temannya di Sidang: Steve Emmanuel Tak Nyaman Hidup sebagai Artis
Baca: Sekjen Demokrat Buka-bukaan, Jawab Isu AHY Ditawari Kursi Menteri Jokowi hingga Berbagai Tudingan
Baca: Peran Sang Ayah Ketika Vanessa Angel Kehilangan Semangat Hidup
Baca: Seputar Persib Bandung B: Tim Satelit, Akuisisi Blitar United, Pelatih Rekomendasi Robert Alberts
"Saya ini habis-habisan 8 bulan kemarin, saya ini bukan hanya tidak dipilih orang di kampung saya ini, malahan dibenci, tempat lahir saya itu hanya memberikan 1.000 suara ke saya karena saking bencinya saya mendukung Pak Prabowo," tambahnya. (TribunWow.com/Nila/Tiffany)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.