Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ahli Genetika Beberkan Faktor Penyebab Seseorang Mudah Percaya Hoaks, Berikut Penjelasannya

Akademisi di bidang Rekayasa Genetik di Universitas Oxford, menjelaskan, salah satu faktor yang menyebabkan individu mudah percaya hoaks.

Penulis: Ria anatasia
Editor: Adi Suhendi
zoom-in Ahli Genetika Beberkan Faktor Penyebab Seseorang Mudah Percaya Hoaks, Berikut Penjelasannya
Tribunnews.com/ Ria Anatasia
Akademisi di bidang Rekayasa Genetik di Universitas Oxford Muhammad Hanifi dalam diskusi bertajuk ‘Kecerdasan Buatan dan Biopolitik; Membangun Masyarakat Kebal Semburan Dusta' di kantor Microsof Indonesia, Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Minggu (16/6/2019). 

"Jadi adakah satu gen yang buat kita lebih bersifat bias. Beberapa penelitian bilang ada beberapa genom yang tingkatkan potensi bias. Jadi tendensi politik ke mana dilihat dari genomnya. Tapi ini penelitiannya masih sedikit belun cukup membuktikan," tutur dia.

Semburan dusta

Aktivis sekaligus Ketua Umum Inovator 4.0 Indonesia Budiman Sudjatmiko mengatakan, kebohongan atau semburan dusta pada era teknologi tak akan bisa mencapai kemenangan politik di tanah air.

Hal ini, menurutnya, terbukti dari hasil penyelenggaraan Pemilu 2019

Hal itu, ia sampaikan dalam diskusi bertajuk ‘Kecerdasan Buatan dan Biopolitik; Membangun Masyarakat Kebal Semburan Dusta' di kantor Microsof Indonesia, Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Minggu (16/6/2019).

Baca: Penumpang KMP Andika Nusantara Terjun ke Laut, Nyawanya Tak Tertolong

Baca: Indonesia Tindak Tegas Pelanggaran Lingkungan seperti Kasus Pengiriman Limbah Sampah

Baca: Ribuan orang berunjuk rasa di Hong Kong meski RUU kontroversial sudah ditangguhkan

"Kami menganalisa dalam forum ini karena di Indonesia kita bisa mengalahkan semburan dusta, dan semburan dusta di Indonesia tidak bisa mencapai kemenangan politik," ujar Budiman.

Politikus PDIP tersebut memprediksi semburan dusta tidak berhenti setelah Pemilu usai.

Berita Rekomendasi

Dia mengingatkan kabar bohong bertebaran dengan pola yang terstruktur, diulang-ulang, dan mengaduk-aduk emosi serta kepercayaan seseorang.

Ketua Umum Inovator 4.0 Indonesia Budiman Sudjatmiko dalam diskusi bertajuk ‘Kecerdasan Buatan dan Biopolitik; Membangun Masyarakat Kebal Semburan Dusta' di kantor Microsof Indonesia, Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Minggu (16/6/2019)
Ketua Umum Inovator 4.0 Indonesia Budiman Sudjatmiko dalam diskusi bertajuk ‘Kecerdasan Buatan dan Biopolitik; Membangun Masyarakat Kebal Semburan Dusta' di kantor Microsof Indonesia, Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Minggu (16/6/2019) (Tribunnews.com/ Ria Anatasia)

"Kebohongan jumlahnya tidak terhingga dan bisa disebarkan siapapun menggunakan berbagai saluran," ucapnya.

Menurut Budiman, semburan dusta semakin subur saat masyarakat penerimanya menyukai kabar bohong asal menyenangkan.

Baca: Kubu 02 Minta Perlindungan Saksi, Pengamat: Hanya Halusinasi Ketakutan yang Dibangunnya Sendiri

Baca: Sederet Aksi Setya Novanto yang Buat Heboh: Kejadian Tiang Listrik, Sidang Perdana, Hingga Pelesiran

Baca: KPK Tagih Janji Ditjen PAS Kemenkumham Tempatkan Terpidana Korupsi di Nusakambangan

Padahal, kata dia, daya rusak semburan dusta begitu nyata, memengaruhi individu hingga bisa merusak tatanan sosial suatu bangsa.

"Semburan dusta ini tidak berhenti dan bikin kecanduan," ungkap Budiman.

Selain itu, Budiman menyerukan Indonesia harus membangun sumber daya manusia yang kebal semburan dusta dengan membuat gerakan studi otak dan genetik manusia.

Dia mengajak inovator di dalam dan luar negeri untuk terlibat dalam gerakan studi otak dan genome tersebut.

"Kita pasti bisa. Dulu sejarah kebebasan, lalu awal 2000 kita masuk era keadilan, sekarang Indonesia harus masuk masanya kemajuan," ungkap Budiman.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas