Budiman : Indonesia Bisa Kalahkan Semburan Dusta
Kabar bohong bertebaran dengan pola yang terstruktur, diulang-ulang, dan mengaduk-aduk emosi serta kepercayaan seseorang
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Inovator 4.0 Indonesia, Budiman Sudjatmiko, menegaskan masyarakat Indonesia harus kebal terhadap semburan dusta.
Semburan dusta yang dapat memengaruhi kehidupan masyarakat itu pun diangkat menjadi tema Big Questions Forum Inovator 4.0 Indonesia ‘Kecerdasan Buatan dan Biopolitik; Membangun Masyarakat Kebal Semburan Dusta’ yang digelar di Microsoft Indonesia, Gedung BEI, Jakarta.
Baca: Deklarasi Tolak Kerusuhan di Jatim, Pangdam V Brawijaya: Kalau Terima Berita Hoaks Jangan Disebar
Saat menjadi keynote speaker dalam acara tersebut, Budiman menyampaikan masyarakat Indonesia telah mengalahkan semburan dusta atau firehose of falsehood sepanjang penyelenggaraan Pemilu 2019.
"Kami menganalisa dalam forum ini karena di Indonesia kita bisa mengalahkan semburan dusta, dan semburan dusta di Indonesia tidak bisa mencapai kemenangan politik," kata Budiman, Minggu (16/6/2019).
Meski demikian, kata Budiman, semburan dusta diyakini tidak akan berhenti setelah Pemilu usai.
Kabar bohong bertebaran dengan pola yang terstruktur, diulang-ulang, dan mengaduk-aduk emosi serta kepercayaan seseorang.
"Kebohongan jumlahnya tidak terhingga dan bisa disebarkan siapapun menggunakan berbagai saluran," ujar aktivis kelahiran Cilacap, Jawa Tengah, tersebut.
Baca: Menhan Ryamizard Ryacudu: Lambat atau Cepat, Polisi Nanti akan di Bawah Kementerian
Menurut Budiman, semburan dusta semakin subur saat masyarakat penerimanya menyukai kabar bohong asal menyenangkan.
Padahal, lanjutnya, daya rusak semburan dusta begitu nyata, memengaruhi individu hingga bisa merusak tatanan sosial suatu bangsa.
"Semburan dusta ini tidak berhenti dan bikin kecanduan," ungkap Budiman.
Budiman menyerukan Indonesia harus membangun sumber daya manusia yang kebal semburan dusta dengan membuat gerakan studi otak dan genetik manusia. Inovator 4.0, kata Budiman, mengajak inovator di dalam dan luar negeri untuk terlibat dalam gerakan studi otak dan genome tersebut.
"Kita pasti bisa. Dulu sejarah kebebasan, lalu awal 2000 kita masuk era keadilan, sekarang Indonesia harus masuk masanya kemajuan," ungkap Budiman.
Baca: Dalami Hoaks Kasus Kivlan Zen Direkayasa, Direktorat Siber Kejar Kreator Hoaks-nya
Selain Budiman, hadir juga sebagai narasumber diskusi yakni ahli neuro sains dari Tokyo University Hospital, DR Ryu Hasan; Kandidat Doktor dalam Rekayasa Genetik Universitas Oxford, Muhammad Hanifi; dan pendiri Bandung Fe Institute serta ahli kompleksitas, Hokky Situngkir.
Adapun Big Questions Forum akan digelar setiap bulab oleh Inovator 4.0 Indonesia. Budiman menyampaikan, tema diskusi akan berbeda dan sesuatu yang baru di Indonesia.