Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Siapa Oknum Anggota Polri yang Diungkap Novel Baswedan Terkait Kasus Penyerangan?

Novel telah menyebutkan nama oknum Polri yang diduga terkait dengan penggagalan saat OTT tim KPK terhadap seorang pengusaha.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Siapa Oknum Anggota Polri yang Diungkap Novel Baswedan Terkait Kasus Penyerangan?
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Penyidik KPK Novel Baswedan bersama Ketua Wadah Pegawai KPK Yudi Purnomo dan tokoh masyarakat serta mahasiswa mendeklarasikan hari teror pemberantasan korupsi pada peringatan dua tahun kasus kekerasan yang menimpa Novel di depan gedung KPK, Jakarta, Kamis (11/4/2019). Peringatan yang dihadiri tokoh masyarakat, akademisi, masyarakat sipil, seniman, dan mahasiswa tersebut diisi dengan deklarasi lima tuntutan terhadap presiden agar menuntaskan kasus teror terhadap Novel, membentuk TGPF Independen, memerangi teror dan pelemahan terhadap KPK. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

Saat dikonfirmasi wartawan, Novel membenarkan dirinya telah memberikan keterangan nama oknum anggota Polri itu kepada tim yang memeriksanya.

Namun menurutnya nama yang disampaikan itu di luar perkara penyerangan air keras.

"Terkait nama yang disampaikan itu di luar dari perkara yang ini, saya sudah sampaikan berkali-kali bahwa kasus penyerangan kepada KPK tidak hanya terkait penyerangan kepada diri saya. Saya bahkan sebelum tim (gabungan bentukan Kapolri) ini dibentuk, pun saya katakan ada lebih dari 10 penyerangan kepada orang-orang KPK dan itu bukti-buktinya ada banyak," ujar Novel.

Novel pun menekankan soal pentingnya tim untuk mengungkap dan menangkap pelaku lapangan yang melakukan penyerangan terhadap dirinya untuk mengungkap otak pelaku dan motifnya.

Sebab, jika dirinya yang mengatakan dugaan motif tanpa bukti dan pelaku belum tertangkap, maka hal itu mudah dibantah.

"Ketika pelaku lapangannya tidak ditangkap bicara motif, saya balik bertanya kalau saya sampaikan soal bukti soal motif apakah itu bisa membuktikan pelaku lapangan? Jawabannya pasti tidak, pertanyaannya lagi kalau saya hanya berbicara soal motif dan bukti-bukti, soal orang-orang terkait dengan motif, apa itu akan menjadi kuat? Pasti sangat mudah untuk dielakkan," tandasnya.

Massa mengatasnamakan Aliansi Mahasiswa dan Pemuda Peduli Penegakan Hukum menggelar aksi unjuk rasa di depan gedung KPK, Jakarta, Rabu (8/5/2019). Mereka menuntut pemerintah reformasi KPK dari kepentingan politik dan meminta ketua KPK untuk segera mencopot Novel Baswedan karena diduga tidak netral. TRIBUNNEWS/HO
Massa mengatasnamakan Aliansi Mahasiswa dan Pemuda Peduli Penegakan Hukum menggelar aksi unjuk rasa di depan gedung KPK, Jakarta, Rabu (8/5/2019). Mereka menuntut pemerintah reformasi KPK dari kepentingan politik dan meminta ketua KPK untuk segera mencopot Novel Baswedan karena diduga tidak netral. TRIBUNNEWS/HO (TRIBUN/HO)

Pada 11 April 2017, seusai melaksanakan salat subuh di masjid tak jauh dari rumahnya, Novel tiba-tiba disiram air keras oleh dua pria tak dikenal yang mengendarai sepeda motor.

Berita Rekomendasi

Cairan itu mengenai wajah Novel.

Kejadian tersebut berlangsung begitu cepat sehingga Novel tak sempat mengelak. Tak seorang pun yang menyaksikan peristiwa tersebut.

Sejak saat itu, Novel menjalani serangkaian pengobatan untuk penyembuhan matanya.

Ia sempat dirawat di rumah sakit di Singapura dan hingga saat ini masih menjalani pengobatan berjalan ke rumah sakit di Singapura.

Meski dua tahun penyerangan itu berlalu dan kepolisian melakukan penyidikan, baik pelaku maupun motif penyerangan air keras terhadap Novel belum terungkap.

Pada 8 Januari 2019, Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian membentuk tim gabungan pencari fakta untuk menangani kasus penyerangan yang menimpa Novel Baswedan, sebagaimana rekomendasi Komnas HAM.

Tim terdiri dari unsur Polri, KPK, pegiat HAM dan pakar.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas