Jokowi Bicara Pentingnya Peningkatan Potensi Maritim dalam KTT BIMP-EAGA di Bangkok
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendorong kerjasama antar negara kawasan agar pembangunan ekonomi dan kemakmuran dapat dirasakan bersama.
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendorong kerjasama antar negara kawasan agar pembangunan ekonomi dan kemakmuran dapat dirasakan bersama.
Hal tersebut disampaikan Jokowi saat acara Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Brunei Darussalam-Indonesia-Malaysia-Philippines East ASEAN Growth Area (BIMP-EAGA) ke-13 yang dihelat di Hotel Athenee, Bangkok, Thailand, Miinggu (23/6/2019).
Karena itu, Jokowi menyambut baik kerjasama yang konkrit antara empat negara, yakni Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia dan Filipina.
Dalam pertemuan tersebut, Presiden Jokowi menyampaikan tiga hal.
Baca: Sebut Anthony Joshua Tak Bisa Bertinju, Andy Ruiz Jr. Yakin Menangi Duel Ulang
Baca: Respons KPAI Sikapi Kasus Asusila Guru dengan Siswi SMP di Serang: Kepala Sekolah Lalai
Baca: FX Harsono Tampilkan Karya Seni Memedihkan di Galeri Nasional Australia
Baca: Seorang Pemuda di Tambora Tewas Gantung Diri Saat Hari Pertunangannya, Begini Kejadiannya
Pertama, kerja sama konektivitas harus terus dorong, tidak saja infrastruktur fisik namun juga infrastruktur teknologi.
“Kita harus terus tingkatkan ketersediaan infrastruktur ICT guna mendukung pertumbuhan ekonomi baru ekonomi digital,” ujar Jokowi dalam keterangan Biro Pers Istana Kepresidenan.
Selain itu, Jokowi pun mengajak untuk memaksimalkan pemanfaatan jalur-jalur konektivitas yang sudah ada.
Salah satu contohnya pelayaran Bitung-Davao maupun penerbangan Manado-Davao.
“Isu terkait ketersediaan komoditas, nilai jasa angkutan, serta relaksasi regulasi perlu kita percepat. Monitoring dan evaluasi harus dilakukan guna mencapai visi BIMP EAGA 2025,” tutur Jokowi.
Kedua, Presiden mengingatkan agar potensi maritim perlu terus ditingkatkan sehingga program pemberdayaan ekonomi berbasis kelautan yang inklusif harus didukung.
Di Indonesia, Presiden memberikan contoh, memiliki Aruna start up perdagangan perikanan yang berhasil meningkatkan pendapatan nelayan hingga 20 persen.
Karenanya, langkah inovatif seperti ini harus menjadi fokus ke depan.
“Sektor pariwisata bahari dengan melibatkan masyarakat luas perlu terus dikembangkan, seperti konsep eco-wisata berbasis masyarakat dan wisata cruise dan yacht,” ujar Presiden Jokowi.
Ketiga, Jokowi minta jejaring kerja diantara kalangan swasta utamanya melalui BIMP-EAGA Business Council perlu diperkuat.
Di penghujung sambutannya, Presiden menyampaikan bahwa Indonesia melihat adanya urgensi untuk membentuk Sekretariat Bersama BIMP-EAGA guna mendukung implementasi berbagai program dalam visi BIMP-EAGA 2025.
Selain itu, Jokowi juga menggarisbawahi pentingnya perhatian terhadap masalah keamanan di sub-kawasan kita, berbagai ancaman keamanan seperti penculikan di laut, menggangu kegiatan ekonomi, khususnya potensi ekonomi maritim.
“Untuk itu efektifitas kerja sama keamanan perlu terus ditingkatkan,” katanya.
Angkat Isu Rakhine State
Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali mengangkat isu Rakhine State dalam pertemuan retreat KTT ke-34 ASEAN di Hotel Athenee, Bangkok, Thailand, Minggu (23/6/2019).
"Saya ingin bicara sebagai satu keluarga, berterus terang, untuk kebaikan kita semua,” kata Presiden memulai pandangannya dalam pertemuan retreat.
PJokowi mengingatkan bahwa Pemimpin ASEAN telah memberikan mandat ke AHA Centre untuk melakukan Needs Assessment, guna membantu Myanmar mempersiapkan repatriasi yang sukarela, aman, dan bermartabat.
Baca: Inilah Menu Katering Muzdalifah yang Baru Saja Dibuka
Mandat tersebut sudah dijalankan melalui pelaksanaan Preliminary Needs Assessment (PNA) tim ke Rakhine State. PNA sudah menyampaikan laporan dari pelaksanaan mandatnya.
Baca: Sumbang 60 Persen Korban Laka Lalin, Kapolda Metro Ajak Millenial Tertib Berlalu Lintas
Baca: Link Live Streaming PS Tira-Persikabo Vs Persipura, Partai Terakhir Luciano?
Baca: Potret Tampan Baraa Masoud, Hafiz Al Quran yang Diangkat Anak oleh Indadari Mantan Istri Caisar
Dengan adanya laporan PNA, Jokowi menyampaikan pandangannya. Pertama, rekomendasi laporan PNA harus ditindaklanjuti.
"Saya berharap bahwa High Level Committee dapat segera membuat Plan of Action dengan time frame yang jelas,” ucap Jokowi.
Lebih jauh Presiden mengatakan, tindak lanjut rekomendasi akan membantu terciptanya kemajuan dalam persiapan repatriasi.
Kedua, isu keamanan menjadi kunci bagi pelaksanaan repatriasi.
"Kita semua prihatin terhadap situasi keamanan di Rakhine State yang belum membaik,” ujar Presiden.
Indonesia berharap pemerintah dan otoritas Myanmar dapat terus secara maksimal mengupayakan pemulihan keamanan. Tanpa jaminan keamanan, tidak akan mungkin terjadi repatriasi.
Baca: Upaya Penurunan Tarif Tiket Pesawat Belum Dirasakan Pelaku Perhotelan
Presiden Jokowi juga menyarankan ASEAN dapat membantu membangun komunikasi dengan Bangladesh dan pengungsi di Cox's Bazar.
“Tentunya dengan tetap menghormati proses komunikasi bilateral Myanmar-Bangladesh,” tutur Jokowi
Lebih lanjut Presiden menyampaikan bahwa komunikasi yang baik antara Myanmar, Bangladesh, dan para pengungsi menjadi bagian penting bagi kesuksesan persiapan repatriasi.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.