Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Peran Robot Bukan untuk Menggantikan Tapi Mengatasi Kelemahan Manusia

Hammam Riza mengatakan bahwa sistem robotika diciptakan untuk mengatasi kelemahan dan bukan untuk menggantikan peran manusia.

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Dewi Agustina
zoom-in Peran Robot Bukan untuk Menggantikan Tapi Mengatasi Kelemahan Manusia
Tribunnews.com/Fitri Wulandari
Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Hammam Riza saat ditemui disela acara 'Musyawarah Nasional Masyarakat Robotika Indonesia', di Bogor, Jawa Barat, Sabtu (29/6/2019). 

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, BOGOR - Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Hammam Riza mengatakan bahwa sistem robotika diciptakan untuk mengatasi kelemahan dan bukan untuk menggantikan peran manusia.

Menurutnya, kelemahan manusia biasanya terletak pada sisi konsistensi dan akurasi.

Berbeda dengan robot yang selalu dikembangkan berdasar pada riset berkelanjutan.

Dalam acara 'Musyawarah Nasional Masyarakat Robotika Indonesia' yang digelar di Bogor, Jawa Barat, Sabtu (29/6/2019), Hammam Riza menyampaikan bahwa manusia memiliki kelemahan dalam mengatur emosi dan menjaga kondisi fisiknya.

Sehingga itu bisa berpengaruh dalam performa saat melakoni dunia industri yang berkembang sangat cepat.

Terlebih dalam menghadapi era revolusi industri 4.0.

Baca: Dikunjungi Presiden Jokowi dan Iriana, Risma Sudah Lancar Bicara

Baca: Kopda Lucky Prasetyo Dianiaya Hingga Meregang Nyawa, Berikut Tampang 4 Pria Kekar Terduga Pelaku

Baca: Menakar Kemungkinan Koalisi PDI-P dan Partai Demokrat, Seberapa Besar Peluang AHY?

Berita Rekomendasi

"Manusia (terkadang) mengalami penurunan performa ketika mengalami gangguan emosi dan fisik," ujar Hammam.

Ketidakstabilan tersebut, menurut Hammam, bisa mengurangi kualitas hasil produksi karena dipicu munculnya emosi dan kelemahan fisik, seiring bertambahnya usia.

"Hal ini menimbulkan inkonsistensi produksi, yang tentunya dapat mengganggu hasil produksi," jelas Hammam.

Tidak hanya itu, dalam dunia industri, akurasi dan ketepatan merupakan hal yang sangat penting untuk menunjang konsistensi produksi secara terus menerus.

Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Hammam Riza saat mencoba salah satu sistem robotika disela acara 'Musyawarah Nasional Masyarakat Robotika Indonesia', di Bogor, Sabtu (29/6/2019).
Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Hammam Riza saat mencoba salah satu sistem robotika disela acara 'Musyawarah Nasional Masyarakat Robotika Indonesia', di Bogor, Sabtu (29/6/2019). (Tribunnews.com/Fitri Wulandari)

Namun kondisi tubuh manusia, tentunya akan terus menurun seiring berjalannya waktu.

Sehingga itu bisa mempengaruhi performa saat bekerja dan berdampak negatif pada hasil produksi.

"Selain kekurangan tersebut, akurasi dan ketepatan juga menurun seiring dengan kondisi tubuh," kata Hammam.

Oleh karena itu, mantan Deputi Bidang Teknologi Pengembangan Sumber Daya Alam (TPSA) BPPT ini pun mendorong agar sistem robotika bisa terus dikembangkan.

Di Indonesia, saat ini sudah banyak muncul komunitas robotika, mereka biasanya menunjukkan eksistensi melalui ajang kompetisi robotika.

Pemerintah diharapkan tidak hanya bisa bersinergi dengan para akademisi dan dunia industri saja, namun juga komunitas ini.

Hal itu diperlukan untuk mendukung optimalnya penerapan sistem robotika atau industri berbasis otomasi dalam berbagai aspek.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas