Fakta-fakta Hilangnya Thoriq Rizki di Gunung Piramid, Rekannya Sadar Dia Hilang Sesampai di Bawah
Remaja asal Desa Sukowiryo, Kecamatan Bondowoso, Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur tersebut dinyatakan hilang pada Minggu (23/7/2019).
Penulis: Sri Juliati
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kabar duka datang dari dunia pendakian tanah air. Thoriq Rizki Maulidan ditemukan meninggal saat melakukan pendakian di Gunung Piramid, Bondowoso, Jumat (5/7/2019).
Remaja asal Desa Sukowiryo, Kecamatan Bondowoso, Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur tersebut dinyatakan hilang pada Minggu (23/6/2019).
Sejak saat itu, tim SAR serta sejumlah relawan mencari keberadaan Thoriq.
Hingga akhirnya, pada hari ke-12 sejak dinyatakan hilang, Thoriq ditemukan dalam kondisi telah meninggal dunia. Ternyata, penemuan jenazah Thoriq pada Jumat kemarin, ternyata bersamaan dengan peringatan ulang tahunnya ke-14.
Berikut sejumlah fakta terkait hilangnya Thoriq hingga ditemukan meninggal tepat di hari ulang tahunnya, sebagaimana dirangkum Tribunnews.com.
1. Detik-detik hilangnya Thoriq
Thoriq dinyatakan hilang saat turun dari mendaki Gunung Piramid pada Minggu (23/7/2019). Pungky Filzah Pranata, rekan Thoriq yang ikut mendaki bersama di Gunung Piramid menceritakan, detik-detik kejadian tersebut.
Pada Jumat (21/6/2019), Thoriq bersama tiga rekannya, yaitu Pungky, Syafril, dan Rizki janjian untuk mendaki Gunung Piramid.
Keempat pelajar itu sepakat naik ke Gunung Piramid yang masuk di kawasan Gunung Argopuro, Jawa Timur pada Minggu (23/7/2019).
Mereka berangkat ke pos pendakian pada pukul 07.00 WIB dan tiba di tempat parkir motor pada 07.30 WIB.
Sesampainya di basecamp, mereka berangkat naik dan sampai di Pos 2 sekitar pukul 11.30 WIB.
Perjalanan menuju Pos 2, kata Pungky, memakan waktu empat jam, sudah termasuk istirahat.
Mereka pun melanjutkan perjalanan ke puncak pada pukul 14.00 WIB. "Kami tiba di Punggung Naga, jalur pendakian sekitar pukul 15.30 WIB. Lalu istirahat lagi," kata dia.
Dari keempat pelajar itu, hanya Syafril yang memutuskan untuk istirahat di Punggung Naga karena kecapekan.
Sementara ketiga teman lainnya, termasuk Thoriq memilih melanjutkan perjalanan ke puncak dan tiba di puncak pada pukul 16.00 WIB.
Karena cuaca tak bersahabat, ketiga pelajar ini langsung turun setelah 10 menit di puncak Gunung Piramid. Saat turun, Thoriq berada di paling depan, disusul Pungky dan Rizki.
Inilah saat-saat terakhir Pungky melihat sahabatnya tersebut sebelum akhirnya ditemukan meninggal. "Saat itu, saya masih melihat Thoriq ada di depan saya dan berjalan agak ngesot karena jalur yang curam."
"Saya turun dengan posisi merangkak membelakangi Thoriq," ujar dia.
Pungky baru menyadari Thoriq hilang saat akan tiba di bawah dan bertemu dengan Syafril. "Saya kira Thoriq sudah tiba dulu karena dia di depan saya. Begitu saya tanya Syafril, katanya Thoriq belum tiba," ungkap Pungky, dengan tatapan sedih.
Akhirnya, Pungky bersama Syafril dan Rizki, melakukan pencarian selama kurang lebih satu jam dengan terus memanggil nama Thoriq.
Tak kunjung ada jawaban dan hari mulai malam, mereka akhirnya memutuskan untuk turun sekitar pukul 17.30 WIB.
"Saya akhirnya turun dan tiba di parkiran itu jam 19.00 WIB," ujar dia.
2. Proses pencarian Thoriq
Setelah dinyatakan hilang, tim SAR gabungan yang terdiri dari PMI, Basarnas, TNI, dan warga sekitar lantas mencari keberadaan Thoriq.
Selama proses pencarian Thoriq di Gunung Piramid, sempat diwarnai sejumlah kabar hoaks alias palsu.
Satu di antaranya adanya video yang diklaim sebagai situasi pencarian Thoriq yang beredar di media sosial sejak Sabtu (29/6/2019).
Dalam video berdurasi 25 detik ini terdengar suara orang berteriak meminta tolong. Video itu dilengkapi kata-kata bertuliskan, "Thoriq minta tolong tapi tidak tau ada di mana."
Namun saat dikonfirmasi, PMI menyatakan video teriakan minta tolong itu hoax. "Dari info yang kami dapat, video teriakan itu hoax."
"Mohon berhati-hati agar tidak menyebarkan berita hoax sebelum pihak berwenang memberikan keterangan."
"Info lebih lanjut akan kami update secara berkala. Terima kasih atas atensinya," jawab pihak PMI.
Selain itu, proses pencarian Thoriq sempat dihentikan tepat pada hari ketujuh, Minggu (30/6/2019) lantaran sesuai evaluasi dan SOP jangka waktu pencarian.
Meski demikian, sejumlah pihak seperti tim SAR Wanadri, Gema Mahapeta Universitas Bondowoso (GMPT), Relawan Brigadir Penolong, dan Tim SAR Gabungan kembali melakukan pencarian pada Rabu (3/7/2019).
Dalam rilisnya, tim SAR Susulan Wanadri berniat ingin melaksanakan misi kemanusiaan dan masih memiliki harapan, Thoriq masih dapat ditemukan.
Pencarian lanjutan tersebut telah mendapatkan izin dari pihak keluarga Thoriq serta instansi pemerintahan terkait.
"Dengan segala upaya dan pendekatan, Tim Wanadri bersama beberapa Tim SAR gabungan di lapangan yang masih ingin melakukan pencarian meminta izin kepada keluarga survivor (Thoriq, red) untuk kembali dilakukan pencarian," tulis Wanadri dalam rilisnya.
Pada Kamis (4/7/2019), tim SAR Gabungan mulai bergerak untuk melakukan pencarian survivor kembali.
Upaya pencarian kembali Thoriq akhirnya membuahkan hasil satu hari kemudian, Jumat (5/7/2019).
Seorang anggota Wanadri, Eko Wahyu Prasetyo menemukan Thoriq di Gunung Piramid bagian Selatan dalam kondisi sudah tidak bernyawa.
3. Kronologi penemuan Thoriq
Jenazah Thoriq ditemukan anggota Wanadri Eko Wahyu Prasetyo di wilayah yang dikenal dengan nama 'punggung naga' Gunung Piramid bagian selatan dalam kondisi sudah tidak bernyawa, Jumat (5/7/2019) pukul 14.00 WIB.
Thoriq pun diduga terjatuh lantas terperosok lalu tersangkut di batang pohon.
Dugaan itu berdasarkan medan yang terjal, tempat ditemukannya jenazah Thoriq.
"Melihat dari terjalnya medan tempat ditemukannya survivor, diduga survivor terjatuh dan terperosok lalu tersangkut di batang pohon,” ujar Eko.
"Selanjutnya survivor akan dievakuasi mulai Sabtu (6/7) pagi dengan bantuan tim evakuasi medan terjal yang sudah memiliki standar keamanan evakuasi," kata dia.
Dugaan senada juga disampaikan Wakapolres Bondowoso, Kompol David Subagio.
Saat ditemukan tim SAR, kondisi jenazah Thoriq tersangkut di pohon.
"Dugaan kami, jika melihat posisi jenazah, korban ini terpeleset dari jalur pendakian," kata David.
Selain itu, jenazah ditemukan 75 meter dari titik pencarian sebelumnya.
"Jadi, titik ditemukannya korban ini belum pernah kami sisir dan medannya sangat sulit, kemiringannya 75 derajat," ungkapnya.
Dalam penemuan jenazah, tim SAR juga mendapati telepon genggam.
Oleh karena itu, David mengatakan, jenazah yang ditemukan di Gunung Piramid adalah Thoriq.
"Sembilan puluh persen kami meyakini jenazah yang kami temukan itu Thoriq meskipun butuh proses identifikasi terlebih dahulu untuk memastikan apakah itu benar-benar Thoriq atau bukan," ungkapnya, Sabtu (6/7/2019).
Keyakinan itu dikuatkan dengan ciri-ciri baju yang digunakan terakhir saat korban mendaki Gunung Piramid.
"Kalau lihat bajunya sama dengan yang digunakan korban terakhir, tetapi kami menunggu hasil otopsi nantinya," kata David.
Rupanya, penemuan Thoriq bertepatan juga dengan peringatan ulang tahunnya ke-14.
Berdasarkan informasi, remaja tersebut lahir pada 5 Juli 2005 silam.
4. Evakuasi Thoriq
Sekitar 100 orang yang tergabung dalam tim SAR mulai memindahkan jenazah Thoriq Sabtu (6/7/2019) pagi. Tim evakuasi tersebut terdiri dari kepolisian, TNI, Wanadri, Basarnas, dan sejumlah relawan.
"Jadi, tim yang melakukan proses evakuasi ini yang memiliki keahlian dalam bidang SAR," kata Wakapolres Bondowoso, Kompol David Subagio.
Dalam proses evakuasi, tim SAR gabungan juga harus berhati-hati karena medan yang cukup terjal.
Diketahui, sejak ditemukan pada Jumat siang, jenazah Thoriq belum bisa dipindahkan karena lokasi medan yang sulit.
Kemiringan lereng mencapai 75 derajat dan cuaca yang kerap berubah.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bondowoso, Kukuh Triatmoko mengatakan, tim SAR baru tiba di lokasi penemuan jenazah sekitar pukul 11.00 WIB.
"Begitu tiba di lokasi, Tim SAR langsung melakukan proses evakuasi."
"Butuh waktu sekitar satu jam lebih untuk mengangkat jenazah korban ini," kata Kukuh.
Menurut Kukuh, sekitar lebih kurang satu jam, jenazah baru berhasil diangkat dari dasar jurang dengan kedalaman 400 meter.
"Kita sangat berhati-hati karena kondisi medannya cukup sulit," kata Kukuh.
Jenazah baru tiba di Pos I pada pukul 16.00 WIB dan langsung dibawa ke Instalasi Kamar Jenazah Rumah Sakit Daerah (RSD) dr Koesnadi.
(Tribunnews.com/Sri Juliati) (Kompas.com/Kontributor Jember, Ahmad Winarno)
Penulis: Sri Juliati