UPDATE: Penyebab Kematian Pendaki Thoriq bukan Karena Terpeleset
Misteri meninggalnya Thoriq Rizky Maulidan, remaja 14 tahun, siswa SMP Negeri 4 Bondowoso, perlahan namun pasti akhirnya terkuak.
Editor: Malvyandie Haryadi
Terkuak Penyebab Sebenarnya Kematian Pendaki Thoriq Berdasarkan Hasil Autopsi
TRIBUNNEWS.COM, BONDOWOSO - Misteri meninggalnya Thoriq Rizky Maulidan, remaja 14 tahun, siswa SMP Negeri 4 Bondowoso, perlahan namun pasti akhirnya terkuak.
Pihak kepolisian akhirnya mengungkap musabab meninggalnya sang pendaki yang sempat dinyatakan hilang secara misterius di Gunung Piramid, Bondowoso.
Pada akhirnya, jenazah dari remaja pria ini diketemukan.
Hilang dan meninggalnya Thoriq mendapatkan atensi besar dari publik.
Viral pula di jagat maya. Saat viral, beredar kabar bahwa Thoriq Rizky Maulidan meninggal karena terpeleset ke jurang.
Baca: Situs SBMPTN 2019 Diserbu Lebih 700ribu Orang Bersamaan saat Pengumuman, Ini Tips Agar Tidak Down
Baca: Terungkap, Sebelum Akhirnya Meninggal di Gunung Piramid, Autopsi Tunjukkan Thoriq Alami 2 Hal Ini
Benarkah faktanya demikian?
Baca: Tangis Putra Sutopo Tumpah ketika Menlu Retno Marsudi Tiba di Rumah Duka
Baca: Sutopo Ukir Indah Kenangan di Hidupnya, Sosoknya Mencuri Perhatian, Mulai Presiden dan Raisa Kagum
Baca: RAMALAN ZODIAK HARI INI Senin 8 Juli 2019: Aries Punya Ide, Cancer Menyenangkan, Gemini Fokus
Baca: Haru, Saat Letjen Doni Beri Penghormatan Terakhir kepada Jenazah Kepala Humas BNPB Sutopo
Tak dinyana, setelah dilakukan proses autopsi, hasilnya ternyata bukan lantaran terpeleset.
Autopsi telah dilakukan pihak kepolisian pada Sabtu (6/7/2019).
"Sudah dilakukan autopsi luar mas," terang David dalam pesan singkat melalui WhatApps (WA) yang diterima TribunJatim.com, Sabtu (6/7/2019) malam.
Ia menjelaskan penyebab kematian korban yang sempat hilang selama genap dua pekan, sejak Minggu (23/6/2019) silam, ternyata akibat kelelahan.
"Kelelahan, pingsan terus meninggal dunia," tuturnya.
Pada pemberitaan sebelumnya, jasad Thoriq dievakuasi dari lereng gunung sekitar pukul 14.30 WIB.
Kemudian jenazah diboyong oleh Tim SAR Gabungan menuju pos 2, dan tiba sekitar pukul 15.16 WIB.
Dari Pos 2, jenazah diboyong menuju ke pos 1, dan tiba sekitar 16.05 WIB.
Setelah dari Pos 1, jenazah selanjutnya dibawa oleh mobil ambulans menuju ke Ruang Jenazah RS Dr H Kusnaedi, Bondowoso untuk dilaksanakan outopsi sekitar pukul 16.22 WIB.
Baca: 79 Pintu Masuk Pasar Besar Malang Digembok Pasca Kasus Mutilasi
Baca: Penjelasan BMKG tentang Gempa Magnitudo 7 yang Guncang Ternate
Baca: Video Evakuasi Ini Tunjukkan Betapa Ekstremnya Lokasi Penemuan Jenazah Thoriq di Gunung Piramid
Sekitar pukul 21.02 WIB, David melaporkan, pasca diotopsi jenazah telah dibawa ke rumah duka di Perumahan Villa Kembang Asri Blok IA.3 Rt. 23 Ds. Sukowiryo, Bondowoso.
David mengaku tidak tahu persis jenazah akan dimakamkan dimana.
Namun pihaknya tetap memasrahkan keputusan itu sepenuhnya pada pihak keluarga.
"Ada di rumah duka bondowoso mas, selanjutnya mau dimakamkan dimana belum jelas, kami serahkan pada pihak keluarga," tandasnya
Dimakamkan di Sidoarjo
Rumah orang tua dari pihak ibu Thoriq Rizki Maulidan yang berada di Dusun Nyamplungan, Desa Wonokalang, Kecamatan Wonoayu, Sidoarjo telah ramai dikunjungi oleh sanak saudara, Sabtu (6/7/2019).
Mereka berkumpul menunggu kedatangan jenasah Thoriq dari Kabupaten Bondowoso. Nampak tenda terop juga telah terpasang rapi di depan.
Sepupu korban, Agung mengatakan setelah mendengar kabar ditemukannya korban pada hari Jumat (5/7/2019), pihak keluaga langsung memasang tenda untuk para pentakziah.
"Memang sudah dipastikan, jenasah korban akan dimakamkan disini. Sekarang semua saudara sedang menunggu kedatangan jenasah dari Kabupaten Bondowoso," ujarnya kepada TribunJatim.com.
Ia mengatakan berdasar informasi dari saudara nya yang berada di Kabupaten Bondowoso, jenasah korban sendiri baru dievakuasi pada Sabtu pagi ini. Dan sekarang sedang dibawa ke rumah sakit.
"Kalau tidak ada halangan, kemungkinan nanti malam jenasah korban tiba sekitar pukul 18.30. Bersamaan dengan kedua orang tuanya ikut datang," jelasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Thoriq Rizki Maulidan (14), remaja pendaki Gunung Piramid di Kabupaten Bondowoso, dikabarkan hilang sejak Senin (24/6/2019) saat mendaki bersama ketiga temannya.
Ditemukan di Hari Ulang Tahun
Thoriq Rizki Maulidan dinyatakan hilang sejak 23 Juni 2019 di Gunung Piramid Bondowoso dan proses pencarian pun sempat dilakukan sebelum resmi ditutup pada 30 Juni 2019.
Tim relawan yang masih menyanggupi untuk terus melakukan pencarian dengan alasan kemanusiaan kemudian berhasil menemukan Thoriq Rizki Maulidan di jurang Gunung Piramid Bondowoso dalam kondisi tak bernyawa.
Siswa SMP berusia 14 tahun, Thoriq Rizki Maulidan dinyatakan hilang di Gunung Piramid Bondowoso selama 12 hari setelah sebelumnya mendaki bersama 3 orang temannya.
Empat orang siswa SMP termasuk Thoriq Rizki Maulidan melakukan pendakian menuju puncak Gunung Piramid pada Minggu (23/6/2019) pukul 05.00 WIB.
Semula Thoriq Rizki Maulidan naik menuju puncak bersama tiga orang rekannya.
Sebelum sampai puncak, satu rekan Thoriq Rizki Maulidan memilih turun karena tidak sanggup melanjutkan perjalanan.
Korban kemudian melanjutkan pendakian bersama dua orang rekannya namun tidak sampai ke puncak.
Mereka pun kembali ke bawah dengan berlari. Seorang saksi pendaki lain melihat dua teman korban berlari sambil memberi peringatan jalur di atas licin.
Thoriq menuruni gunung dengan posisi mendahului kedua temannya sehingga dua teman Throiq Rizki Maulidan tersebut turun tanpa keberadaan korban.
Ketika dua temannya sudah mencapai kaki gunung, keduanya ternyata tidak melihat keberadaan Thoriq.
Kawan-kawan Thoriq pun melapor pada warga setempat bahwa korban menghilang, malam harinya wargapun melakukan pencarian bersama tim SAR.
Pencarian atas hilangnya Thoriq Rizki Maulidan langsung dilakukan pada malam harinya oleh tim SAR dibantu warga setempat.
Hingga 7 hari pencarian tak kunjung ditemukan, proses pencarian Thoriq Rizki Maulidan sempat dinyatakan ditutup oleh Tim SAR tepatnya pada 30 Juni 2019.
Kemudian Tim SAR Susulan Wanadri ingin tetap melakukan misi pencarian atas dasar kemanusiaan dan masih memiliki harapan dapat menemukan korban.