Hingga Senin Pagi 65 Gempa Susulan Usai Gempa 7,2 SR di Halmahera Selatan
BNPB mencatat ada 65 gempa susulan di mana 28 di antaranya dirasakan oleh masyarakat terjadi setelah gempa utama hingga hari Senin pagi
Penulis: Rizal Bomantama
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hingga Senin (15/7/2019) pagi pukul 07.00 WIB atau 09.00 WIT, BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) mencatat ada sekitar 65 gempa susulan usai gempa bumi 7,2 SR (Skala Ritcher) yang mengguncang Pulau Halmahera di Provinsi Kepulauan Maluku Utara kemarin Minggu (14/7/2019) sekitar pukul 16.10 WIT.
Pelaksana Harian Kepala Pusat Data, Informasi, dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Agus Wibowo menerangkan masih masifnya gempa susulan membuat sekitar dua ribu masyarakat di Kabupaten Halmahera Selatan dan Halmahera Tengah mengungsi ke fasilitas-fasilitas publik.
“BNPB mencatat ada 65 gempa susulan di mana 28 di antaranya dirasakan oleh masyarakat terjadi setelah gempa utama hingga hari Senin pagi tadi sekitar pukul 07.00 WIB,” ungkap Agus Wibowo di Kantor BNPB, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Senin (15/7/2019).
Selain menimbulkan dua ribu masyarakat mengungsi, gempa berkedalaman 10 kilometer di darat kemarin itu hingga kini tercatat menimbulkan dua korban meninggal dunia di Kecamatan Gane Luar dan Kecamatan Gane Barat di Halmahera Selatan.
BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) setempat juga mencatat sementara ada 58 unit rumah rusak akibat gempa tersebut.
Baca: Perolehan Kursi di DPR Meningkat, Nasdem Gelar Sekolah Legislatif
Agus mengatakan pihak BNPB telah mengirimkan tiga personilnya ke kawasan terdampak bencana di Halmahera Selatan untuk melakukan koordinasi serta pendataan dampak gempa.
“Bahkan kami sudah kirim tim dengan kelengkapan alat drone untuk memetakan secara detail dampak bencana itu di Kabupaten Halmahera Tengah dan Halmahera Selatan. Lokasi bencana saat ini hanya bisa diakses melalui jalur laut,” pungkasnya.
BNPB menjelaskan bahwa gempa tersebut dirasakan hingga Gorontalo, Ternate, dan Sorong di Papua Barat.