Danone Aqua Berikan Solusi Atasi Masalah Sampah Plastik di Labuan Bajo
Labuan Bajo menjadi gerbang utama menuju Taman Nasional Komodo, kawasan konservasi sekaligus ikon pariwisata yang mendunia.
Penulis: Wahyu Aji
Editor: tribunjakarta.com

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, NUSA TENGGARA TIMUR - Labuan Bajo menjadi satu kawasan pariwisata strategis nasional yang sedang dikembangkan oleh Pemerintah Indonesia.
Labuan Bajo menjadi gerbang utama menuju Taman Nasional Komodo, kawasan konservasi sekaligus ikon pariwisata yang mendunia.
Kawasan ini juga dikenal sebagai destinasi wisata internasional, terutama wisata penyelaman.
Belakangan, Labuan Bajo dihadapkan pada tantangan pengelolaan sampah yang mengancam keberlanjutan lingkungan.
Untuk itu pengelolaan sampah plastik perlu dilakukan bersama sama dengan berbagai pemangku kepentingan, baik pemerintah, swasta, LSM, maupun masyarakat.
Baca: Pelabuhan Labuan Bajo Jadi Terminal Khusus Penumpang, Kegiatan Kargo Dipindah
Oleh karena itu, Danone – AQUA bekerjasama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan menggagas Program Business Management Development Koprasi Serba Usaha (KSU) Sampah Komodo sejak 2018 yang lalu, sebagai bentuk kontribusi nyata dalam menyumbang solusi bagi permasalahan lingkungan khususnya sampah plastik di Labuan Bajo.
"Konsumsi plastik Indonesia mencapai 5,32 juta ton per tahun. Jumlah ini relatif kecil dibanding Jepang yang mencapai 13,72 ton per tahun," kata Sustainable Development Director Danone Indonesia Karyanto Wibowo kepada wartawan di Labuan Bajo, Jumat (19/7/2019).
Menurutnya komitmen Danone – AQUA terhadap penanganan sampah diwujudkan melalui penerapan Model Ekonomi Sirkular (Circular Economy).
"Model ekonomi sirkular juga untuk mendukung program Pemerintah Republik Indonesia untuk mengurangi sampah plastik di laut sebanyak 70 persen pada tahun 2025. Komitmen tersebut telah mulai dijalankan sejak 1993 melalui program Aqua peduli," katanya.
Karyanto Model ekonomi sirkular (Circular Economy/ CE) merupakan cara memberdayakan dengan penerapan teknologi baru untuk meningkatkan produktivitas pemakaian sumber daya.
"CE menjadi alternatif ekonomi linier tradisional (membuat, menggunakan, membuang) dengan menyimpan sumber daya yang digunakan selama mungkin, mengekstrak sumber daya tersebut, kemudian memulihkan dan meregenerasinya," katanya.
Menurutnya, Danone AQUa menerapkan CE dengan menjadikan kemasan plastiknya sebagai sumber daya atau bahan baku yang dapat digunakan selama mungkin.
Baca: Presiden Jokowi Pantau Infrastruktur Labuan Bajo
Bagaimanapun, meski memiliki konsekuensi yang tak diinginkan, namun kemasan plastik adalah hal yang tak terhindarkan dari kehidupan.
Namun, dengan dukungan inovasi teknologi, dampak buruk kemasan plastik dapat dihindari.
Melalui prinsip daur ulang dan penerapan CE, sampah plastik dapat menjadi barang baru bernilai ekonomi.