Kecam Insiden Tewasnya Siswa di Palembang, KPAI: Lembaga Pendidikan Harusnya Zero Kekerasan
WJ meninggal usai 6 hari dalam keadaan koma. Dia tewas karena mengikuti kegiatan MPLS.
Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Glery Lazuardi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), bidang Pendidikan Retno Listyarti, menyampaikan belasungkawa kepada pihak keluarga atas meninggalnya WJ pada Jumat (19/7/2019) sekitar pukul 20.00 WIB.
WJ merupakan korban yang diduga dianiaya saat masa orientasi siswa (MOS) di sekolah. WJ meninggal usai 6 hari dalam keadaan koma. Dia tewas karena mengikuti kegiatan MPLS.
"Lembaga pendidikan seharusnya zero kekerasan," kata Retno, dalam keterangannya, Sabtu (20/7/2019).
Dia mendesak Kemdikbud, Pemerintah Provinsi dan Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Selatan untuk membentuk Tim khsus mengevaluasi total dan mengaudit keuangan SMA TI, Palembang dan juga sekolah-sekolah sejenis yang mengaku semi militer di wilayah Sumatera Selatan agar tidak jatuh korban.
Baca: Pakar Telematika, Abimanyu Wahyu Hidayat Sebut FaceApp Tidak Mencuri Data Penggunanya
Baca: Ini Respon Istana, Kasasi Kasus Karhutla Ditolak MA
Baca: Ramalan Zodiak Besok, Minggu 21 Juli 2019: Leo Bakat Diakui, Scorpio Hindari Diskusi Panjang
Baca: Hasil Indonesia Open 2019: Kalahkan Pemain dari Jepang, Ahsan/Hendra Melenggang ke Final
"KPAI mendorong pihak kepolisian juga mengusut tuntas kasus meninggalnya ananda WJ, karena dari keterangan pihak keluarga kepada KPAI, WJ juga sempat menceritakan kembali kalau dirinya mengalami kekerasan selama mengikuti MPLS dan keluarga merekam pernyataan WJ tersebut," kata dia.
Berdasarkan informasi yang diterima Retno, WJ sempat menyampaikan kepada dokter RS Karya Asih yang memeriksa terkait kekerasan yang dialami sehingga menimbulkan sakit pada bagian perutnya.
Menurut dia, kepolisian bisa memulai mendalami hasil rekaman suara WJ dan meminta keterangan dokter yang mendengar langsung ucapan WJ bahwa dirinya mengalami kekerasan selama MPLS.
Selain itu, kata dia, KPAI mendorong rumah sakit Charitas dan rumah sakit Karya Asih untuk membantu pihak kepolisian mendalami penyebab kematian ananda WJ.
"RS Charitas adalah RS kedua yang merawat WJ, karena sebelumnya yang mengoperasi WJ adalah RS Karya Asih, namun karena, selepas mengikuti operasi pada pukul 24.00, WJ dalam kondisi koma dan harus dirawat di ruang ICU, maka WJ dilarikan ke RS Charitas yang masih satu grup dengan RS Karya Asih, Palembang," tambahnya.