Aksi Bebas Sampah Plastik, Trio Susi-Kaka-Robi Nyanyikan 3 Lagu
Susi menyanyikan tiga lagu bersama musikus Kaka Slank dan Robi Navicula di atas panggung.
Penulis: Ilham Rian Pratama
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, menyumbang suara ketika mengikuti rangkaian Aksi Bebas Sampah Plastik dari Bundaran Hotel Indonesia ke Taman Aspirasi Monumen Nasional, Jakarta Pusat, Minggu (21/7/2019).
Susi menyanyikan tiga lagu bersama musikus Kaka Slank dan Robi Navicula di atas panggung.
"Mari kita bernyanyi bersama," teriak Susi mengajak para peserta pawai untuk ikut berdendang dengannya.
Tak lupa, ia juga mengajak putrinya, Nadine Kaiser, ke atas panggung untuk ikut bersenandung.
Sebelum Susi menyanyi, Kaka memulainya dengan bait pertama Indonesia Pusaka.
Baca: Makkah Sesak, Jemaah Menumpuk di Terminal Bus Sekitar Masjidil Haram, Ini Cara Petugas Mengatasi
Baca: Siap Bergabung dengan Marvel Perankan Superhero, Nama Angelina Jolie Jadi Trending Topic
"Indonesia tanah air beta, pusaka abadi nan jaya..." Kaka bernyanyi.
Susi pun kemudian mengikuti irama Kaka dan Robi hingga selesai.
Setelah rampung satu lagu, pemandu acara meminta Susi kembali berdendang.
Setelah berdiskusi dengan Kaka, akhirnya mereka sepakat membawakan lagu kedua, yaitu Bagimu Negeri.
"Mari kita nyanyikan padamu negeri, mengingat kecintaan kita kepada Indonesia," kata Susi. Nyanyian itu lantas diikuti kor para penonton.
Tak cukup dua lagu, penonton meminta trio Susi-Kaka-Robi untuk bernyanyi sekali lagi.
Alih-alih bernyanyi, Susi malah meminta penonton berjanji tidak lagi menggunakan sampah plastik.
"Mau janji enggak gunakan plastik satu kali pakai lagi?" tanya Susi kepada penonton.
Para penonton pun berjanji tidak bakal menggunakan sampah plastik.
"Benar nih dapat lagu Slank terus janji-janji, tapi janjinya bohong? Iya enggak? Tidak ya, janjinya benar ya" ucap Susi lagi.
Mereka pun lantas menyanyikan bersama sebuah lagu yang disuarakan kala mereka berpawai sebelumnya, yaitu Tolak Tas Plastik.
"Tolak-tolak tolak tas plastik, tolak tas plastik sekali pakai. Tolak tolak, sedotan plastik, sedotan plastik sekali pakai. Tolak-tolak bungkusan saset, bungkusan saset sekali pakai," mereka bernyanyi.
Setelah lagu itu usai, Susi pun turun dari panggung.
Sejak pagi hari, Susi sudah ikut Pawai Bebas Sampah Plastik.
Gerakan tersebut bertujuan mengurangi penggunaan plastik sekali pakai di Indonesia. Susi tiba di lokasi sekitar pukul 07.00 WIB.
Menggunakan kaus berwarna biru tua dan celana hitam dipadu dengan syal berwarna kombinasi hijau biru, ia langsung berbaur dengan rombongan pawai.
Dalam pawai itu, tampak Susi didampingi oleh anak-anaknya, Nadine Kaiser dan Alvy Xavier yang kompak mengenakan kaus Pandu Laut Nusantara berwarna putih dan celana hitam.
Setibanya di lokasi, Susi belum berorasi. Ia hanya menyapa para peserta dan berjabat tangan.
Ia pun menyempatkan diri berfoto, sebelum mengangkat sebuah spanduk bertuliskan 'Tolak Plastik Sekali Pakai'.
Sekitar pukul 07.15 WIB, rombongan pun bergerak menuju ke titik akhir yaitu Taman Aspirasi Monumen Nasional.
Sepanjang perjalanan pawai dipandu oleh seorang orator yang kerap menyerukan, "tolak plastik sekali pakai," kata dia.
Sang orator pun mengatakan bahwa gerakan ini kan terus dilakukan hingga penggunaan kresek di Indonesia berkurang.
"Gerakan ini adalah gerakan terbesar di Indonesia dan tidak akan berhenti. Doakan tahun demi tahun akan berkurang, sehingga 2020 tak ada lagi kantong plastik, berkurang minimal 70 persen," ucap sang orator.
Acara pawai bebas sampah plastik ini digagas oleh sebanyak 49 komunitas dan lembaga swadaya masyarakat (LSM).
Mereka menuntut perusahaan berhenti memproduksi atau menggunakan plastik sekali pakai.
"Aksi yang akan kami lakukan bersama dengan 49 kolaborator lainnya ingin mengingatkan masyarakat dan korporasi untuk berubah," kata juru kampanye urban Greenpeace, Muharram Atha Rasyadi, di Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta Utara, kemarin.
Plastik sekali pakai menjadi perhatian beberapa LSM yang fokus pada isu lingkungan.
Produk plastik sekali pakai yang kemudian menjadi sampah plastik dan dibuang ke laut disebut-sebut berpotensi merusak wisata bahari Indonesia.