Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Warga Binaan Lapas Gunung Sindur Cuci Kaki Orang Tua

Sejak enam bulan terakhir Lapas Gunung Sindur yang kini dihuni 1034 WBP melakukan pembinaan intensif.

Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Warga Binaan Lapas Gunung Sindur Cuci Kaki Orang Tua
Fahdi Fahlevi/Tribunnews.com
Cuci Kaki Orang Tua 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Revitalisasi Lembaga Pemasyarakatan, program yang digagas Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjen PAS), mempermudah lembaga pemasyarakatan melakukan penilaian kepada setiap warga binaan pemasyarakatan (WBP) yang bertekad berubah.

“Revitalisasi ini gagasan luar biasa,” ujar Sopiana, Kepala Lapas Kelas III Gunung Sindur, melalui keterangan tertulis, Kamis (25/7/2019).

Ada assessmen untuk menentukan WBP masuk kategori maximum security, medium security, dan minimum security. Mereka yang masuk ketegori minimum security layak mendapatkan pembinaan di Lapas Open Camp Ciangi.

Sejak enam bulan terakhir Lapas Gunung Sindur yang kini dihuni 1034 WBP melakukan pembinaan intensif.

Baca: PKS Dorong Partai Oposisi Usulkan Paket Calon Pimpinan MPR Sendiri

Pembinaan kepada WBP berupa pemberian kepastian semua yang menjadi hak dan kewajiban.

“Kami juga memperkenalkan self service layanan informasi digital bagi WBP tentang hak-hak mereka. WBP yang ingin tahu apakah mendapatkan remisi tahun ini, misalnya, tinggal tempelkan sidik jari. Mesin akan menginformasikan apakah WBP mendapatkan remisi atau tidak," ungkap Sopiana.

Layanan ini memungkinkan WBP mendapatkan akses penuh ke informasi tentang dirinya, mengikis pertemuan dengan petugas, dan meminimalkan terjadinya pungutan liar.

Berita Rekomendasi

Kalapas juga rutin melakukan pertemuan saat apel pagi dan tatap muka di tempat ibadah.

“Kami membangun perpustakaan di setiap blok. Ya, kecil saja, tapi buku-bukunya selalu ganti. Kami juga menyediakan peralatan musik, dengan waktu bermain setiap Jumat sore," kata Sopiana.

Yang juga menarik dari LAPAS Gunung Sindur adalah saat Sidang Tim Pengamat Pemasyarakatan (TPP) Remisi, warga binaan yang mendapat remisi diharuskan mencuci kaki orang-orang yang menjamin mereka.

“Mereka yang masih punya orang tua harus mencuci kaki orang tua dan memohon maaf. Mereka yang tidak punya orang tua, harus mencuci kaki kakak, istri, dan orang-orang yang mereka cintai, seraya mengucapkan maaf," jelas Sopiana.

Ada pula ruang video call, untuk memberi hak berkomunikasi narapidana kepada keluarganya. Khusus yang ini, pihak Lapas bekerja sama dengan pihak swasta sebagai penyedia perangkat teknologi.

“Layanan pengobatan gratis kami lakukan dengan jemput bola,” kata Sopiana. “Dua perawat menyambangi setiap blok sebulan sekali untuk melihat kondisi kesehatan setiap warga binaan," pungkas Sopiana.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas