Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Aktivitas Wisata Gunung Tangkuban Parahu Ditutup, Pengelola: Kalau Situasi Normal, Kita Buka

Aktivitas wisata Gunung Tangkuban Parahu ditutup pasca-erupsi. Pengelola akan tetap membuka kunjungan wisatawan

Editor: Sri Juliati
zoom-in Aktivitas Wisata Gunung Tangkuban Parahu Ditutup, Pengelola: Kalau Situasi Normal, Kita Buka
The Jakarta Post/Arya Dipa
Sejumlah wisatawan mengabadikan momen liburan mereka dengan latar Kawah Ratu, Gunung Tangkuban Parahu, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Selasa (27/6). Taman Wisata Alam Gunung Tangkuban Parahu bisa menarik sedikitnya tujuh ribu pengunjung setiap harinya saat libur panjang seperti Idul Fitri 1438 Hijriah ini. 

Aktivitas wisata Gunung Tangkuban Parahu ditutup pasca-erupsi. Pengelola akan tetap membuka kunjungan wisatawan.

TRIBUNNEWS.COM - Aktivitas wisata Gunung Tangkuban Parahu, Jawa Barat ditutup pasca-erupsi, Jumat (26/7/2019) sore, sekitar pukul 15.48 WIB.

Namun, PT Graha Rani Putra Persada selaku pengelola Taman Wisata Alam (TWA) Gunung Tangkuban Parahu akan tetap membuka kunjungan untuk wisatawan di akhir pekan.

“Besok dilihat kalau situasi normal kita buka,” kata Putra Kaban, Direktur Utama PT GRPP saat dihubungi Kompas.com, Jumat (26/7/2019).

Lebih lanjut Putra Kaban menegaskan, tidak ada satu pun instansi yang bisa melarang pihaknya membuka loket kunjungan untuk wisatawan mancanegara maupun lokal.

Baca: Menengok Sejarah Letusan Gunung Tangkuban Perahu, Pernah Setahun Meletus 11 Kali

Baca: Dampak Gunung Tangkuban Parahu Meletus, Situasi Dinilai Berbahaya dan Wisata Ditutup

“Enggak ada cerita, yang menentukan saya. Kalau normal ya, kita buka,” tuturnya.

Putra Kaban menjelaskan, sejak tahun 2012 lalu pihaknya dan PVMBG telah membuat kesepakatan.

Berita Rekomendasi

Salah satu kesepakatannya adalah PT Graha Rani Putra Persada hanya mengikuti rekomendasi PVMBG.

Sementara PT GRPP tetap memiliki kuasa untuk membuka atau menutup kunjungan Taman Wisata Alam Tangkuban Parahu.

“Mereka (PVMBG) hanya merekomendasikan, yang penting pengunjung tidak ke Kawah Ratu dan Kawah Upas karena selama ini memang tidak pernah diperbolehkan ke sana,” tuturnya.

Baca: Inilah Foto-foto Dampak Erupsi Gunung Tangkuban Parahu

Baca: Erupsi Tangkuban Parahu Trending Topik Twitter, Netizen Kirimkan Doa Lengkap dengan Video

Kalau pun loket kunjungan dibuka, lanjutnya, wisatawan masih bisa menikmati pesona alam TWA Tangkuban Parahu tanpa harus ke kawah utama.

“Di Jayagiri juga masih bisa, aman, di sana banyak hiburannya. Tapi kita lihat besok,” tandasnya.

Seperti diketahui Gunung Tangkuban Parahu yang berlokasi di perbatasan Kabupaten Bandung Barat dan Subang, Jawa Barat, mengalami erupsi,

Tinggi kolom abu teramati sekitar 200 meter di atas puncak atau kurang lebih di 2.284 mdpl.

Melansir dari siaran pers Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah timur laut dan selatan.

Baca: Cara Mencuci Kendaraan yang Terkena Abu Vulkanik Gunung Tangkuban Parahu

Baca: Viral Video Letusan Gunung Tangkuban Parahu, Warga Panik Berlarian, BPBD Pastikan Benar

Erupsi Gunung Tangkuban Parahu terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 38 mm dan durasi kurang lebih 5 menit 30 detik.

Saat ini, stasus Gunung Tangkuban Parahu yang berada di Jawa Barat ada pada Status Level I (Normal).

PVMBG pun mengimbau masyarakat di sekitar Gunung Tangkuban Parahu tidak turun mendekati dasar kawah Ratu dan Kawah Upas.

Mereka juga tidak boleh menginap dalam kawasan kawah-kawah aktif yang ada di dalam kompleks Gunung Tangkuban Parahu serta ketika cuaca mendung dan hujan.

Pasalnya, terdapatnya gas-gas vulkanik yang dapat membahayakan kehidupan manusia.

Selain itu, masyarakat di sekitar Gunung Tangkuban Parahu diminta mewaspadai terjadinya letusan freatik yang bersifat tiba-tiba dan tanpa didahului oleh gejala-gejala vulkanik yang jelas.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pengelola: Tak Ada Instansi yang Berhak Menutup Tangkuban Parahu"

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas