PDB Koperasi Melonjak Menjadi 5,1 Persen
Ada kegairahan yang semakin besar dalam kegiatan koperasi. Otomatis peran serta anggota koperasi juga semakin tinggi.
Editor: Content Writer
Ada yang berbeda dalam peringatan Hari Koperasi Nasional ke-72 tahun. Data baru peningkatan Produk Domestik Bruto (PDB) dilansir oleh Kementerian Koperasi dan UKM.
Tak bisa dipungkiri, upaya pemerintah melakukan pembenahan kelembagaan koperasi melalui program Reformasi Total Koperasi menunjukkan taringnya.
Data hasil olahan Kementerian Koperasi dan UKM menggambarkan sejak dilaksanakan Reformasi Total Koperasi lima tahun terakhir, tren PDB koperasi terus bertumbuh. Pada 2014, PDB koperasi hanya tercatat 1,71 persen. Perlahan namun pasti, PDB koperasi pada 2017 melonjak menjadi 4,48 persen dan pada 2018 menukik ke angka 5,1 persen.
Secara nilai kontribusi koperasi pada 2017 sebesar Rp 451.953,01 miliar meningkat tajam menjadi Rp 753.842,32 miliar pada 2018. Artinya, terjadi lompatan PDB koperasi hingga tiga kali lipat dibandingkan tahun 2014.
Lebih rinci perkembangan data koperasi secara nasional adalah modal sendiri Rp 181.028,35 miliar, modal luar Rp 166.878,46 miliar, volume usaha Rp 390.676,69 miliar, Sisa Hasil Usaha Rp 15.258,82 miliar.
Peningkatan nilai-nilai indikator koperasi memberi makna terjadinya peningkatan aktivitas usaha koperasi. Ada kegairahan yang semakin besar dalam kegiatan koperasi. Otomatis peran serta anggota koperasi juga semakin tinggi.
"Ini merupakan salah satu indikator keberhasilan program Reformasi Total Koperasi," tegas Menteri Koperasi dan UKM AAGN Puspayoga, di sela-sela acara puncak peringatan Hari Koperasi Nasional (Harkopnas) ke-72 di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.
Puspayoga mengatakan program Reformasi Total Koperasi akan terus dijalankan karena sangat penting melakukan perbaikan dan peningkatan kualitas koperasi. Koperasi secara kuantitas berkurang tetapi memiliki kualitas prima.
Itu tagetnya. Contohnya, Koperasi Telekomunikasi Selular (Kisel) yang baru saja menerobos rangking 100 besar koperasi dunia, menurut World Cooperative Monitor (WCM). Kisel didapuk pada urutan ke-94 dunia dari 300 koperasi besar dunia.
Berdasarkan kategori, Kisel menduduki peringkat pertama untuk kategori Other Services atau jasa lainnya. Di kategori ini, Kisel mengungguli Selectour dari Perancis dan Kiperasi Permodalan Felda Malaysia Berhad.
"Amerika Serikat adalah negara kapitalis. Akan tetapi, 100 dari 300 koperasi besar dunia berasal dari Amerika Serikat," kata Puspayoga.
Dibandingkan dengan negara lain, PDB koperasi secara nasional terlihat memang masih lebih rendah. Misalnya, PDB koperasi di Singapura 10 persen, Thailand 7 persen, Perancis 18 persen, Belanda 18 persen, dan Selandia Baru 20 persen.
Tingginya PDB tersebut mencerminkan koperasi di negara-negara tersebut sebagai kekuatan ekonomi yang sangat diperhitungkan.
Ketertinggalan PDB koperasi Indonesia menjadi tantangan yang harus diatasi. Itu sebabnya, Kementerian Koperasi dan UKM melaksanakan Reformasi Total Koperasi untuk mengubah hal-hal yang prinsip dalam tata kelola koperasi.
Reformasi dalam hal mindset atau pola pikir, bahwa koperasi merupakan lembaga ekonomi yang relevan hingga di masa depan.
Reformasi Total Koperasi dijalankan dalam lima tahun terakhir meliputi tiga agenda, yaitu pertama, Reorientasi, yaitu mengubah paradigma pendekatan pembangunan koperasi dari kuantitas menjadi kualitas untuk mewujudkan koperasi modern yang berkualitas serta berdaya saing tinggi dengan jumlah anggota aktif yang terus meningkat.
Kedua, Rehabilitasi yaitu memperbaiki dan membangun database system koperasi melalui Online Data System (ODS) untuk memperoleh sistem pendataan koperasi yang lebih baik dan akurat.
Setelah melakukan rehabilitasi data melalui ODS, jumlah koperasi aktif menyusut menjadi 126.3434 unit.
Dari jumlah tersebut yang telah melaksanakan Rapat Anggota Tahunan (RAT) sebanyak 80.008. Sebelum reformasi, koperasi ada sebanyak 212.570 unit dan telah dibubarkan hampir 50 ribu koperasi.
Ketiga, Pengembangan yaitu meningkatkan kapasitas koperasi sebagai badan usaha berbasis anggota yang sehat, kuat, mandiri dan tangguh serta setara dengan badan usaha lainnya melalui regulasi yang kondusif, perkuatan SDM, Kelembagaan, Pembiayaan, Pemasaran dan kemajuan Teknologi.
Data Koperasi Riil
Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM Prof Rully Indrawan mengatakan salah satu keunggulan Reformasi Total Koperasi adalah penerapan aplikasi ODS.
Dalam aplikasi ODS, data koperasi menjadi sangat detail. Koperasi dikategorikan menjadi dua, yakni aktif dan tidak.
Kategori koperasi tidak aktif secara otomatis akan terlihat dalam sistem apabila sebuah koperasi tidak melaporkan hasil Rapat Anggota Tahunan, antara lain seperti kepengurusan, kelembagaan dan bidang usaha selama lima tahun berturut-turut.
Dengan penerapan ODS maka data koperasi menjadi semakin jelas dan riil. Hal itu berdampak terhadap perhitungan PDB koperasi, karena ketersediaan data menjadi lebih akurat dan detail. Mirip sensus karena by name by address. Dengan kata lain, terjadi perubahan paradigma perhitungan data koperasi.
Berdasarkan konfigurasi dan struktur koperasi di Indonesia lima jenis koperasi di Indonesia, yakni koperasi produsen, konsumen, simpan pinjam, pemasaran dan jasa secara garis besar dapat dipetakan ke dalam sektor riil dan sektor keuangan atau sektor KSP dan Non KSP.
Perkembangan koperasi kini didominasi oleh sektor riil, pada namun bergerak jenis konsumen yang mayoritas dalam unit usaha simpan pinjam atau sektor keuangan.
Berdasar sebaran koperasi di 34 provinsi dan 514 kabupaten/kota di Indonesia, beberapa daerah telah menunjukan indikasi dan kecenderungan koperasi aktif dan berkualitas terus meningkat.
”Salah satu indikator utama yang menjadi parameter kinerja koperasi yakni melalui program sertifikasi NIK. Sejak tahun 2015 sampai Juni 2019, koperasi yang bersertifikat NIK terus meningkat,” kata Rully.
Terdapat lima provinsi dengan capaian koperasai tertinggi, yakni Daerah Istimewa Yogyakarta sebesar 73,99%, Provinsi Sumatera Barat 60,67 persen, Bali 52,84 persen, Jawa Timur 50,79 persen dan Kepulauan Bangka Belitung 47,98 persen. Provinsi dengan capaian di atas rata-rata nasional, yakni sebesar 22,67 persen adalah Provinsi Jabar, NTB, Kalsel, Kepulauan Riau, Bengkulu, Jateng, DKI Jakarta, Lampung dan Riau.
Reformasi Total Koperasi pada dasarnya mendorong koperasi untuk dapat beradaptasi dan bertransformasi dalam lingkungan yang dinamis. Insan koperasi disiapkan untuk memiliki kreativitas dan inovasi yang tinggi untuk menata organisasi dan strategi usahanya.
Dalam pesan Menteri Puspayoga dalam Harkopnas ke-72 tahun ini sangat tegas mengajak koperasi memiliki kesiapan dan bekal sumber daya yang andal. Penggunaan teknologi dalam strategi bisnis hanyalah salah satu cara untuk mencapai kemajuan, namun kesiapan sumber daya manusia menjadi sangat penting untuk bergerak maju.
Pemerintah sangat mendukung koperasi sebab peran koperasi dalam membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat sangat besar. Koperasi diakui sebagai salah satu penggerak pembangunan nasional. Terlebih lagi, koperasi merupakan amanat UUD 1945.
Pemerintah menyediakan ruang berkembang bagi koperasi dengan mengeluarkan berbagai kebijakan baik dalam bentuk program maupun regulasi. Sasaran akhir dari kemajuan koperasi adalah pemerataan pembangunan nasional dan kesejahteraan masyarakat.