KPK Periksa Eks Dirut Garuda Indonesia Emirsyah Satar
Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bakal memeriksa Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk 2005-2014 Emirsyah Satar.
Penulis: Ilham Rian Pratama
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bakal memeriksa Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk 2005-2014 Emirsyah Satar.
"Hari ini diagendakan pemeriksaan ESA (Emirsyah Satar) sebagai tersangka," ujar Kabag Pemberitaan dan Publikasi KPK Yuyuk Andriati kepada pewarta, Rabu (7/8/2019).
Selain Emirsyah, penyidik juga memanggil eks Direktur Utama PT Mugi Rekso Abadi Soetikno Soedarjo.
"Yang bersangkutan juga menjalani pemeriksaan sebagai tersangka," kata Yuyuk.
Baca: Tanggapan Tak Biasa Pemilik Foto yang Dipakai Seorang Perempuan untuk Menipu Pemuda Agar Dinikahi
Diketahui, keduanya tersandung dalam kasus suap pengadaan pesawat dan mesin pesawat dari Airbus SAS dan Rolls-Royce PLC pada PT Garuda Indonesia.
KPK saat ini mengebut penyidikan kasus dugaan suap yang dilakukan sejak 2017. Target KPK, penyidikan terhadap Emirsyah sudah tuntas di awal Agustus 2019.
Emirsyah dan Soetikno telah ditetapkan sebagai tersangka pada 16 Januari 2017 lalu, namun sampai saat ini KPK belum menahan keduanya.
Emirsyah dalam perkara ini diduga menerima suap EUR1,2 juta dan USD180 ribu atau senilai total Rp20 miliar serta dalam bentuk barang senilai USD2 juta yang tersebar di Singapura dan Indonesia dari perusahaan manufaktur terkemuka asal Inggris, Rolls Royce dalam pembelian 50 mesin pesawat Airbus SAS pada periode 2005-2014 pada PT Garuda Indonesia Tbk.
Pemberian suap itu dilakukan melalui seorang perantara Soetikno Soedarjo selaku beneficial owner dari Connaught International Pte. Ltd yang berlokasi di Singapura.
Soektino diketahui merupakan presiden komisaris PT Mugi Rekso Abadi, satu kelompok perusahaan di bidang media dan gaya hidup.
Rolls Royce sendiri oleh pengadilan di Inggris berdasarkan investigasi Serious Fraud Office (SFO) Inggris sudah dikenai denda sebanyak GBP671 juta (sekitar Rp11 triliun) karena melakukan pratik suap di beberapa negara antara lain Malaysia, Thailand, China, Brazil, Kazakhstan, Azerbaizan, Irak, Anggola.
KPK awalnya menerima laporan dari SFO dan Corrupt Practices Investigation Bureau (CPIB) Singapura yang sedang menginvestigasi suap Rolls Royce di beberapa negara, SFO dan CPIB pun mengonfirmasi hal itu ke KPK termasuk memberikan sejumlah alat bukti.
KPK melalui CPIB dan SFO juga sudah membekukan sejumlah rekening dan menyita aset Emirsyah yang berada di luar negeri.