Cyrus Network: 4,7 Persen Responden Dukung Terbentuknya Khilafah, Ini Jadi PR Bersama
Ada juga 4,7 persen responden yang secara terang-terangan mendukung terbentuknya khilafah.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS. COM, JAKARTA - Sebanyak 13 persen responden menyatakan bahwa Indonesia harus berlandaskan syariat Islam karena merasa Islam adalah agama mayoritas.
Ada juga 4,7 persen responden yang secara terang-terangan mendukung terbentuknya khilafah.
Hal tersebut tercantum dalam jajak pendapat yang dilakukan Cyrus Network terkait persepsi publik terutama memetakan sikap masyarakat terhadap penerimaan mereka terhadap ideologi Pancasila.
"Ini tentu jadi pekerjaan rumah bersama kita, bahwa masih ada sikap menolak ideologi negara yang sudah firm, dan jumlahnya cukup besar," ujar Managing Director Cyrus Network, Eko Dafid Afianto dalam pernyataannya, Sabtu (10/8/2019).
Eko mengatakan dalam survei juga menunjukkan hasil bahwa 70,3 persen responden yang secara tegas menerima ideologi Pancasila.
"Hal yang perlu jadi perhatian serius, hanya sekitar 70,3 persen responden yang secara tegas menerima Pancasila sebagai ideologi dan perekat bangsa," kata Eko.
Dari hasil uji regresi, kata Eko juga ditemukan fakta penolakan terhadap Pancasila ini dipengaruhi oleh dua variabel, yakni sikap dukungan terhadap penerapan Perda Syariah di berbagai daerah, dan resistensi responden terhadap pendirian rumah ibadah agama lain di lingkungan tempat tinggalnya jadi variabel paling kuat terhadap sikap penolakan Pancasila.
Baca: Digadang-gadang Jadi Kandidat Menteri Jokowi, Abdullah Azwar Anas: Saya tidak Tahu, Nanti Dikira GR
CEO Cyrus Network Hasan Nasbi Batupahat juga menekankan bahwa seluruh elemen negara harus menyikapi hal ini sebagai pekerjaan rumah bersama.
"Pembahasan soal ideologi ini kan harusnya sudah selesai, kita tidak akan bisa maju dan malah setback kalau ini selalu dipertanyakan. Perdebatan seperti ini justru jauh dari kata konstruktif untuk pembangunan negara kita," kata Hasan.
Survei Cyrus Network dilaksanakan pada 22-28 Juli 2019 dengan melibatkan 1.230 responden di 34 provinsi di Indonesia.
Tingkat kepercayaan survei ini 95 persen dengan margin of error sebesar ± 3 persen. (Willy Widianto)