Ayah Briptu Heidar Merasa Anaknya Dijebak, Ibunya Bertanya-tanya Mengapa Hanya Heidar yang Disandera
Ayah Briptu Heidar Merasa Anaknya Dijebak, Ibunya Bertanya-tanya Mengapa Hanya Heidar yang Disandera
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Sri Juliati
Ayah Briptu Heidar Merasa Anaknya Dijebak, Ibunya Bertanya-tanya Mengapa Hanya Heidar yang Disandera
TRIBUNNEWS.COM - Kedua orang tua Briptu Heidar buka suara soal gugurnya sang anak saat menjalankan tugas operasi kemanan terhadap KKB di Kampung Usir, Kabupaten Puncak, Papua.
Jenazah almarhum Briptu Heidar (24) yang pangkatnya baru dinaikkan menjadi Brigpol Anumerta dimakamkan di tanah kelahirannya di Desa Siawung, Kecamatan Barru, Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan.
Selasa (13/8/2019) kemarin, rumah duka almarhum tampak sudah dibanjiri karangan bunga, termasuki dari Kapolri serta beberapa pejabat Polri lainnya.
Baca: FAKTA Lengkap Pembunuhan Gadis 16 Tahun yang Jasadnya Berada dalam Karung: Tersangka Ada 2 Perempuan
Mengutip Kompas.com, Kaharuddin, ayah Briptu Heidar, mengaku tidak memiliki firasat apa-apa jika anak sulungnya itu akan pergi begitu cepat.
"Tidak ada firasat apa-apa karena dia itu komunikasinya banyak sama mamanya di Serui. Terakhir saya komunikasi dua hari sebelum Idul Fitri."
"Dia minta didoakan karena akan naik lagi ke Ilaga," kata Kaharudin, Selasa(13/8/2019).
Sang ayah mengungkapkan, Heidar adalah sosok yang pendiam, tapi suka bersosialisasi.
Sementara kelemahannya, menurut sang ayah, Heidar mudah percaya dengan orang lain.
Kaharudin berfirasat anaknya dijebak orang yang ia kenal.
"Katanya dia dipanggil untuk bertemu dengan satu pimpinan KKB di Ilaga. Namun sepertinya dia dijebak."
"Ada seseorang yang dikenal memanggil dia dalam perjalanan, tidak tahunya seperti itu akhirnya," ungkap Kaharudin.
Sementara itu, Ibu Heidar, Nurhaeda mengungkapkan, handphone anaknya masih aktif meski pemiliknya telah gugur.
"HP anak saya masih aktif. Hanya saja saat dihubungi tersambung, tapi tak terjawab," kata Nurhaeda sambil menyeka air matanya, Selasa (13/8/2019).
Menurut Nurhaeda, saat terjadi insiden penyekapan anaknya, ponsel milik anaknya tak ditemukan.
Diberitakan Kompas.com, Nurhaeda sempat bertanya-tanya mengapa anaknya tewas, sementara rekannya yang bernama Alfonso berhasil lolos dari kepungan kelompok kriminal bersenjata (KKB).
"Yang menjadi pertanyaan, anak saya tewas, kenapa rekannya berhasil selamat? Polri jangan hanya mencari pelaku pembunuhan, tapi rekan anak saya juga harus diperiksa," ungkap Nurhaeda.
Nurhaeda mengatakan, anaknya banyak tahu tentang KKB di Papua, sehingga heran dengan penyekapannya.
Dia mengaku pernah mendengar cerita anaknya tersebut bersama paman-pamannya di Papua.
"Anak saya banyak tahu tentang KKB, hal itu pernah diceritakan sebagian kepada saya. Namun yang banyak tahu dari cerita Hedar tentang KKB di Papua, adalah Paman-paman Hedar," katanya.
Kepada media, Nurhaeda ingin agar pihak berwajib juga memeriksa histori percakapan di ponsel Brigpol Anumerta Heidar untuk mendapatkan kejelasan penyebab penyekapan hingga kematiannya.
Kronologi Kejadian
Briptu Heidar gugur di tangan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Kampung Usir, Kabupaten Puncak, Papua, Senin (12/8/2019).
Kejadian bermula Senin siang sekitar pukul 11.00 WIT, menurut keterangan Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol AM Kamal.
Saat itu, Briptu Heidar dan rekannya, Bripka Alfonso sedang melakukan tugas penyelidikan di wilayah Kabupaten Puncak dengan mengendarai sepeda motor.
Diberitakan Kompas.com, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo menjelaskan, awalnya Heidar mendapatkan informasi mengenai dugaan intimidasi dan tindak pidana lainnya yang dilakukan KKB terhadap masyarakat di Kampung Usir.
Baca: Kronologi Pembunuhan Gadis Cantik dalam Karung, Korban Dicekoki Minuman Lalu Disetubuhi
Baca: Lika-liku Perjalanan Kasus e-KTP Sejak 2014 Hingga KPK Tetapkan 4 Tersangka Baru
"(Heidar) mendapatkan informasi dari masyarakat bahwa KKB sering mengintimidasi masyarakat di distrik tersebut."
"Selain mengintimidasi, juga ada beberapa tindak pidana yang dilakukan, baik penganiayaan, pengancaman, pemerkosaan maupun tindak kejahatan lainnya," ujar Dedi di Gedung Humas Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (13/8/2019).
Sebagai anggota Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Papua, Brigadir Heidar pun pergi melakukan penyelidikan ke Kampung Usir
Saat melintas di Kampung Usir, Briptu Heidar dipanggil oleh temannya yang merupakan warga setempat sehingga Bripka Alfonso menghentikan kendaraannya.
Selanjutnya, Briptu Heidar menghampiri temannya tersebut, sedangkan Bripka Alfonso menunggu di atas motor.
Saat Briptu Heidar berbicara dengan temannya, tiba-tiba sekolompok orang datang dan langsung menyandera Briptu Heidar.
Mengetahui Briptu Heidar disandera, Bripka Alfonso segera melaporkan kejadian tersebut ke pos polisi di Kago, Kabupaten Puncak.
Negosiasi pun dilakukan oleh Kapolres Puncak Jaya, bupati, dan para tokoh untuk membebaskan Briptu Heidar.
Menurut Kombes Pol Kamal, Senin (12/08/2019), pihaknya telah melakukan koordinasi dengan TNI untuk melakukan pendekatan terhadap para tokoh masyarakat Puncak.
"Selain itu kami juga meminta untuk segera membebaskan anggota kami," ujarnya.
Namun, Briptu Heidar justru ditemukan meninggal dunia tak jauh dari lokasi penyanderaan.
"Briptu Heidar ditemukan pukul 17.30 WIT dalam keadaan meninggal dunia. Lokasinya tidak jauh dari tempat penyanderaan," ujar Kamal di Jayapura, Senin (12/8/2019).
Briptu Heidar meninggal dengan luka tembak di sejumlah bagian tubuhnya.
"Penyebab kematian Briptu Heidar disebabkan luka tembak di daerah vital," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo ketika dihubungi Kompas.com, Selasa (13/8/2019).
Baca: Kisah Sarjana Pedalangan yang Ciptakan Alat Pengubah Air Menjadi Bahan Bakar Terbarukan
Briptu Heidar Sempat Melarikan Diri
Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo mengatakan, Briptu Heidar berusaha melarikan diri ketika disandera oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Kampung Usir.
Sayangnya ia tak berhasil, malah tertembak KKB.
"Dapat informasi Briptu Heidar melarikan diri, berontak, melarikan diri. Pada saat melarikan diri tertembak oleh kelompok KKB tersebut," ujar Dedi di Gedung Humas Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (13/8/2019).
Briptu Heidar Diberi Kenaikan Pangkat
Atas gugurnya Briptu Heidar saat menjalankan tugas, Polri memberi kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi kepada Briptu Heidar
"Anggota Polri yang gugur mendapat kenaikan pangkat luar biasa, dinaikkan pangkat satu tingkat lebih tinggi," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo ketika dihubungi Kompas.com, Senin (12/8/2019).
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie/Kompas.com)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.