Kisah Kelaparan Putri di Peureulak Berujung Bantuan dari Kementan
Siswi kelas dua SMP Negeri 4 Peureulak, Kabupaten Aceh Timur itu viral gegara keluarganya kehabisan beras, sehingga dirinya musti menahan lapar saat
Penulis: Reza Deni
Editor: Malvyandie Haryadi

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reza Deni
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Putri Dewi Nilaratih (14) berdiri di sebuah lahan parkir Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan, ditemani ibunya Mariani (43) dan Suparno (53) ayahnya di dekatnya. Dia baru saja diundang oleh Kementan ke Jakarta dan bertemu langsung dengan Mentan Amran Sulaiman.
Apa pasal dia diundang? Siswi kelas dua SMP Negeri 4 Peureulak, Kabupaten Aceh Timur itu viral gegara keluarganya kehabisan beras, sehingga dirinya musti menahan lapar saat belajar di sekolah.
"Waktu itu lagi mau masuk pelajaran kedua, guru Bahasa Inggris tanya ke saya, kenapa kok saya tidur terus. Lalu kawan saya bilang saya sakit, dan kemudian diantarlah saya ke meja piket, dan pulang ke rumah setelahnya, diantar sama kakak kelas dua orang," kata Putri kepada Tribunnews, Selasa (13/8/2019).
Baca: Harga dan Spesifikasi HP Vivo Z1 Pro, HP Gaming dari Vivo hanya Rp 3 Jutaan
Baca: Link Live Streaming Indosiar Persib Bandung vs Borneo FC Liga 1 2019, Akses Disini
Baca: Prediksi Susunan Pemain Persib vs Borneo FC Live INDOSIAR, Maung Bandung Tanpa Ahmad Jufriyanto
Itu adalah kali pertama Putri tidak sarapan sebelum sekolah. Biasanya, anak kelima dari tujuh bersaudara itu selalu menyesap teh hangat dan menyemili kue sebagai ganjalan perut.
Kabar dirinya kemudian mendadak viral di Aceh. Putri bahkan kaget dan awalnya tidak tahu akan hal tersebut. Belakangan, baru Putri tahu orang pertama yang memviralkan kisahnya.
"Tapi yang viralkan itu saya mah tidak tahu siapa. Hanya saja saya ingat, pegawai Tata Usaha (TU) di sekolah, Pak Mayuddin yang waktu itu minta izin buat bikin kisah tentang saya. Saya enggak tahu kalau ternyata Pak Mayuddin itu selain TU, beliau juga wartawan," kata Putri.
Kisah itulah yang kemudian membuat namanya ramai diperbincangkan di Aceh, khusunya di Peureulak. Foto dirinya berdiri di belakang rumah kayu sederhan, lalu bagaimana kehidupannya sehingga bisa sampai Putri kelaparan saat belajar sekolah.
Di saat yang sama, Suparno sang ayah menceritakan musabab di rumahnya tak ada beras, yang kemudian mengakibatkan anaknya kelaparam di sekolah. Saat itu memang Suparno terlilit utang Rp1 juta dan pendapatannya hanya sebesar Rp700 ribu karena bekerja dengan pemborong di Kota Banda Aceh.
"Bulan ketujuh itu sudah lunas Rp700 ribu, sisa Rp 300 ribu. Waktu bukan ke-7 (Juli) mau menunggu kiriman uang dari pemborong, tapi belum dikirim-kirim sampai sekarang," kata Suparno.
Dia tidak mengatakan berutang kepada siapa. Namum dari cara bicaranya, Suparno menyiratkan utangnya tersebut bisa kepada orang lain yang lebih mampu dari dirinya. Suparno juga enggan mengatakan soal bantuan dari anaknya yang sudah dewasa.
"Ini alhamdulillah setelah diundang sama Pak Menteri Amran, dapat uang Rp5 juta, sama traktor dan ternak sapi satu ekor," kata Suparno seraya tersenyum.
Putri sendiri tak bisa berkata banyak soal peristiwa bahagia ini. Sedari tadi pagi saat pertemuan dengan Mentan Amran hingga bantuan yang diserahkan oleh Kementan kepada keluarganya, Putri hanya tersenyum dan tampak malu-malu.
Suara pesawat yang melintas di langit Jaksel persis di atas Kementan membuat Putri menutup mata dan kedua telinga. Suparno dan Mariani tetap setia berada di sampingnya.
"Kalau bantuan uang mungkin untuk melunaskan utang, alhamdulillah bersyukur. Kalau traktor dan sapi ya untuk sehari-hari, beternak dan untuk ladang," pungkas Suparno.