Denny JA: Ruang Publik Bangsa Harus Diisi dengan Berbagai Ide dan Perdebatan Gagasan
Denny meyakini, Indonesia harus menjadi negara mayoritas Muslim pertama yang sukses sebagai negara demokrasi yang terkonsolidasi.
Penulis: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Masyarakat dinilai perlu mengisi ruang publik dengan perdebatan gagasan, aneka ide, lontaran pikiran. Pasalnya, jika hal ini tidak dilakukan, dikhawatirkan ruang publik akan lebih banyak diisi hoax atau kabar bohong dan berita korupsi.
Demikian pernyataan ini disampaikan konsultan politik Denny JA yang dimintai pendapat soal pengumuman pemenang lomba tulisan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), Senin (19/8/2019).
Dalam lomba itu, tulisan Denny JA bertajuk “NKRI Bersyariah atau Ruang Publik yang Manusiawi” dijadikan bahan yang ditangapi peserta.
Baca: Olymp Trade Memperkenalkan Platform Forex yang Diperbaharui untuk Pengguna
Baca: Piala AFF U-18 2019: Australia Juara Usai Kalahkan Malaysia
Baca: Ulang Tahun ke-28, Adipati Dolken Malah Kasih Surprise ke Teman-temannya
Dalam keterangan tertulisnya, Denny mengakui, isu yang ia angkat memang penting untuk dieksplorasi.
“Indonesia kini masih di simpang jalan akan menuju ke mana? Saya mengusulkan, justru dengan menggunakan Islamicity Index, sebaiknya Indonesia menempuh jalan demokrasi dan hak asasi manusia. Itulah pangkal polemik,” kata dia.
Denny meyakini, Indonesia harus menjadi negara mayoritas Muslim pertama yang sukses sebagai negara demokrasi yang terkonsolidasi.
Diketahui, sebelumnya PWI mengumumkan juara penulisan artikel kebangsaan dalam rangka HUT Ke-74 Kemerdekaan RI.
Tulisan karya wartawan Republika Selamat Ginting, dan Wakil Rektor I IAILM Pesantren Suryalaya Tasikmalaya Asep Salahudin, menjadi juara lomba penulisan artikel kebangsaan yang diselenggarakan PWI.
Tulisan Ginting berjudul “Kehadiran Pancasila sebagai sebuah ideologi bagi bangsa Indonesia adalah rahmat dari Tuhan” terbit di Koran Republika Edisi 12 Mei 2019. Sedangkan Asep Salahudin menulis dua artikel, yakni berjudul “Trajektori Politik Kebangsaan” yang dimuat di Koran Kompas dan “NKRI Bersyariah dan Politik Kewargaan” yang dimuat di Media Indonesia.
Dua artikel ini meraih nilai tertinggi dan dewan juri memutuskan satu artikel, yakni “NKRI Bersyariah dan Politik Kewargaan” yang meraih juara pertama. Lomba penulisan semula berlangsung 1 Januari-15 Februari 2019 tetapi kemudian diperpanjang hingga akhir Juli 2019.