Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ekspor Pangan Naik Tajam, Jangan Terpengaruh Bisikan Para Hobby Impor

Data BPS menyebutkan volume ekspor pertanian sejak 2014-2018 naik 9 sampai 10 juta ton dan neraca perdagangan pertanian surplus

Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Ekspor Pangan Naik Tajam, Jangan Terpengaruh Bisikan Para Hobby Impor
Istimewa
Produk pertanian tanaman jagung 

Baca: Pengamat: Kualitas Jagung Lokal Lebih Bagus, Harga Bagus, Diminati Peternak, dan Tidak Perlu Impor!

"Ini kan lompatan luar biasa. Untuk beras pun juga sama, data Kerangka Sampling Area (KSA, red) BPS menyebutkan Indonesia 2018 surplus beras 3,3 juta ton. Nah itu ada impor kan keputusan Rakortas dimaksudkan untuk berjaga jaga di 2015 karena Elnino terbesar dan 2018 untuk berjaga jaga karena antisipasi stock," bebernya.

"Data yang disajikan itu betul sedikit impor itu kan bukan beras, tapi menir dan sejenisnya untuk industri," imbuhnya.

Terkait bawang putih, Karim justru mengapresiasi era Kabinet sekarang, karena sudah 23 tahun terakhir tergantung pada jagung impor. Apalagi di Era sekarang memiliki program yang bagus yakni wajib tanam bagi importir bawang putih dan ditargetkan akan swasembada 2021.

"Tolong lah tengok juga kinerja PDB Pertanian harga konstan dahulu 2014 hanya Rp 880,40 triliun kemudian naik 2018 menjadi Rp 1.005,40 triliun," cetusnya.

Karim menambahkan sektor pertanian juga berhasil menurunkan inflasi kelompok pengeluaran bahan makanan 2014 sebesar 10,57, turun 2018 menjadi 1,69. Kemudian, penduduk miskin di pedesaan menurun dari 14,17 persen pada tahun 2014 menjadi 13,2 persen pada tahun 2018.

Sementara itu, Pengamat Ketahanan Pangan, Prof. Tjipta Lesmana mengungkapkan berdasarkan hasil riset yang dilakukan Bappenas dan dirilis beberapa hari yang lalu terbukti bahwa penerapan teknologi pertanian dengan belanja alat mesin, perbaikan saluran irigasi tersier, penyediaan benih tanaman, bibit ternak dan pupuk oleh Kementan mempunyai dampak positif yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi, khususnya ekonomi pedesaan.

Berita Rekomendasi

Studi kasus yang dilakukan Bappenas terkait alokasi anggaran belanja 2016-2017 menunjukkan belanja modal mengalami peningkatan paling tinggi yaitu sebesar Rp 39,1 triliun, belanja barang sebesar Rp 31,8 triliun, sedang belanja pegawai Rp 7,5 triliun.

Belanja barang pada periode tersebut mendorong pertumbuhan ekonomi hingga 0,08 persen. Sementara belanja modal hanya mendorong 0,03 persen.

Anggaran yang sudah dikeluarkan oleh Kementan memiliki peran terhadap peningkatan pertumbuhan ekonomi.

Setiap peningkatan 1 persen belanja alsintan, terjadi peningkatan subsektor pertanian, peternakan dan jasa pertanian di daerah sebesar 0,13 persen.

“Indikator keberhasilan dapat kita lihat pada peningkatan ekspor komoditas pertanian menurut data BPS. Tahun 2018 ekspor komoditas pertanian melonjak tajam menjadi 42,5 juta ton," beber Prof. Tjipta.

Prof. Tjipta pun membeberkan rata-rata kenaikan ekspor pertanian per tahun 2,4 juta ton. Untuk tahun 2019 besar kemungkinan angka ekspor tersebut akan meningkat lagi, karena fokus pada ekspor komoditas pertanian yang dilakukan oleh Kementerian Pertanian.

Yang tidak kalah hebat, sambungnya, terjadinya penurunan inflasi bahan makanan yang sangat signifikan menjadi 1,26 persen pada tahun 2017 dari sebelumnya 11,71 persen pada tahun 2013.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas