Waspadai Munculnya Ancaman Siber Saat Dunia Makin Terhubung
Saat ini BSSN sedang melaksanakan beberapa program prioritas secara simultan, salah satunya adalah membangun National Security Operation Center (NSOC)
Editor: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Era Revolusi Industri 4.0 telah membawa pengaruh yang sangat besar terhadap perkembangan industri yang memanfaatan teknologi informasi (TI) seperti big data, sistem otomasi/Operational Technology (OT) pada sistem produksi, komputasi awan (cloud computing),yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
Dalam pembukaan simposium CIIP-ID Summit 2019, Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Letjen TNI (Purn) Hinsa Siburian mengatakan dalam perkembangan teknologi saat ini, tengah memasuki era revolusi industri 4.0. kita harus waspada terhadap munculnya berbagai ancaman siber ketika dunia menjadi semakin terhubung.
Era ini memiliki empat pilar fungsional, yaitu big data, internet of things (IoT), internet of services, dan cyber security.
"Kita dapat mengambil manfaat dari berkembangnya berbagai inovasi dalam era revolusi industri 4.0. Untuk itu perlunya perhatian serius mengingat risiko terkait keamanan siber sangat besar jika implementasi teknologi tidak dikelola dan diproteksi dengan baik,” ujar Hinsa Siburian di Ballroom Discovery Kartika Plaza Bali, Rabu (28/08/2019).
Baca: Lima Ancaman Siber yang Perlu Diwaspadai Perusahaan
Lebih lanjut dalam keterangan persnya, Hinsa mengatakan, selain mendorong percepatan pengesahan Rancangan Undang-Undang Keamanan dan Ketahanan Siber, BSSN melakukan kolaborasi dan koordinasi antara pemerintah sebagai regulator dengan operator IKN sebagai pelaku industri, yang dirasa saat ini sangat diperlukan, terutama pada hal yang terkait pada pertukaran informasi mengenai tren ancaman dan best practice penanganan insiden/krisis siber.
Saat ini BSSN sedang melaksanakan beberapa program prioritas secara simultan, salah satunya adalah membangun National Security Operation Center (NSOC).
Keberadaan NSOC menjadi vital dalam upaya menjaga keamanan siber di level nasional. NSOC akan memberikan manfaat yang optimal dengan dukungan dari seluruh pemangku kepentingan, termasuk dalam rangka memproteksi sektor IKN.
“Penyelenggaraan Critical Information Infrastructure Protection Indonesia Summit (CIIP-ID Summit) merupakan sebuah upaya membangun kolaborasi dan sinergi bagi semua pihak yang telah mengirimkan perwakilan atau delegasinya dalam event penting ini, untuk bersama-sama mewujudkan keamanan siber,”ujar Hinsa.
CIIP-ID Summit merupakan kegiatan tahunan yang telah diadakan sejak tahun 2016 di Bali dan melibatkan para pemangku kepentingan di bidang keamanan siber khususnya pada sektor Infrastruktur Kritis Nasional yang awalnya diselenggarakan oleh Kominfo dan pada penyelenggaraan CIIP-ID ke empat di tahun ini sepenuhnya dilakukan oleh BSSN.
Baca: DPR Diminta Jangan Buru-buru Sahkan RUU Keamanan dan Pertahanan Siber
Kegiatan yang menggandeng PT Xynexis Internasional yang meng-organized acara bertujuan guna mempertemukan para pimpinan dan pengambil keputusan baik dari sektor private maupun pemerintah, serta memberikan kesempatan untuk membahas tantangan, berbagi pengalaman serta mempelajari best practice, terutama yang berkaitan dengan keamanan siber pada Infrastruktur Kritis Nasional.
Tema yang diusung pada CIIP-ID Summit Tahun 2019 ini adalah: Protecting Critical Infrastructure in the Digital Era: Building Indonesia’s Cyber Resilience.
“Rangkaian kegiatan dalam CIIP-ID 2019 ini di mulai dari Expert Talk, Sharing Session, CISO Briefing, dan Cyber War Game. Semua akan lebih bermakna dan bermanfaat jika seluruh peserta dapat berpartisipasi, berkolaborasi dan berkontribusi melalui penyampaian gagasan, ide, pengalaman, best practise, dan strategi dalam hal pengamanan IKN,”papar Eva Noor , CEO PT Xynexis International disela sela acara simposium.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.