Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

6.000 Pasukan Gabungan TNI-Polri Dikirim, Kapolri Sebut Papua Mulai Kondusif

Tito mengatakan, pihaknya telah menyiagakan ribuan personel gabungan bersama TNI untuk mengamankan situasi di Papua.

Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Choirul Arifin
zoom-in 6.000 Pasukan Gabungan TNI-Polri Dikirim, Kapolri Sebut Papua Mulai Kondusif
ISTIMEWA
Sebuah bangunan tampak hangus dan rusak, di Kota Jayapura, Papua, Jumat (30/8/2019). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian mengatakan kondisi di Papua sudah relatif aman dan berangsur kondusif pasca aksi unjuk rasa berujung kerusuhan di sejumlah wilayah tersebut. 

Tito mengatakan,  pihaknya telah menyiagakan ribuan personel gabungan bersama TNI untuk mengamankan situasi di Papua

"Papua sudah relatif aman. Pasukan dari Polri maupun TNI yang sudah turun ke Papua dan Papua Barat itu lebih hampir 6.000 itu ada di Jayapura, Manokwari, Sorong, kemudian di Paniai, Deiyai, Nabire, Fakfak. Kita standby-kan juga pesawat dari Polri maupun TNI termasuk heli kalau seandainya diperlukan," ujar Tito, pasca acara HUT ke-71 Polwan, di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Minggu (1/9/2019).

Ia menjelaskan bahwa banyak pihak yang telah turut membantu untuk berdialog masyarakat setempat guna meredam kerusuhan. Antara lain pihak-pihak tersebut adalah Wakil Gubernur Papua, Kapolda hingga Pangdam setempat. 

"Banyak pihak termasuk paguyuban dan masyarakat Papua yang asli juga sudah melakukan banyak dialog. Kemudian kita tetap menggelar pasukan di sana sampai dengan situasi aman, masyarakat merasa terjamin keamanannya," ucapnya. 

Baca: Ifan Seventeen Ungkap Hal Mistis Saat Manggung, Ria Ricis: Masa Setan Nonton Konser, Itu Setan Apa?

Baca: Pemeran Video Panas Banjarmasin Viral Mengaku Nama Baiknya Dicemarkan, Sebut untuk Koleksi Pribadi

Dia menegaskan akan terjun langsung selama beberapa hari untuk memastikan situasi di Papua aman. 

Jenderal bintang empat itu pun menegaskan siap mengirimkan pasukan tambahan kembali apabila memang diperlukan nantinya.

Baca: Terbit September, Kisah Horor di Twitter yang Viral KKN di Desa Penari Akan Hadir Novel

Berita Rekomendasi

"Saya akan paling tidak mungkin 4-5 hari atau seminggu akan ada di situ, sampai situasi benar-benar aman. Kalau kurang saya akan menambahkan pasukan. Kalau ada yang melakukan kerusuhan kita akan tegakkan hukum pada mereka," tandasnya. 

Ada Demo Lagi di 3 September

Mengutip Kompas.com, massa di Papua diperkirakan masih akan menggelar aksi demo lagi dalam skala besar pada 3 September 2019 mendatang. 

Namun Kepolisian Daerah Papua seperti dikutip dari Kompas.com, sudah mengantisipasi kemungkinan tersebut. Mereka menyatakan  akan menindak tegas kepada masyarakat yang diperkirakan akan masih menggelar aksi unjuk rasa di Kota Jayapura pada 3 September 2019 mendatang. 

Puluhan mahasiswa Papua kembali mengibarkan Bendera Bintang Kejora dalam aksi demonstrasi menuntut referendum di depan Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (28/8). Di aksi ini mereka menuntut Presiden Jokowi menemui massa. Ada sekitar 4 buah bendera Bintang Kejora yang dikibarkan di depan Istana Negara oleh massa dari Papua menggunakan batang bambu.

Berdasarkan pantauan CNNIndonesia.com, sejumlah mahasiswa terlihat mengibarkan bendera Bintang Kejora persis di depan Istana Merdeka. Ada empat bendera bintang
Puluhan mahasiswa Papua kembali mengibarkan Bendera Bintang Kejora dalam aksi demonstrasi menuntut referendum di depan Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (28/8). Di aksi ini mereka menuntut Presiden Jokowi menemui massa. Ada sekitar 4 buah bendera Bintang Kejora yang dikibarkan di depan Istana Negara oleh massa dari Papua menggunakan batang bambu. Berdasarkan pantauan CNNIndonesia.com, sejumlah mahasiswa terlihat mengibarkan bendera Bintang Kejora persis di depan Istana Merdeka. Ada empat bendera bintang (IST)

Hal itu disampaikan Kapolda Papua, Irjen Pol Rudolf Albert Rodja, yang menyampaikan apabila tanggal 3 September 2019 mereka menggelar unjuk rasa lagi berujung anarkis maka akan ditindak tegas.

“Kami sudah siap tindakan tegas jika ada aksi lagi. Tidak boleh lagi seperti kemarin,” tegas Kapolda, Sabtu (31/8/2019). Kapolda berpesan agar masyarakat mampu menahan diri dan tidak mudah terprovokasi.

“Masyarakat juga harus waspada pada wilayahnya masing-masing, kampungnya masing masing, kami dari TNI Polri mampu memberikan rasa aman kepada masyarakat,” kata Kapolda.

Tambahan personil

Pangdam XVII Cenderawasih, Mayjen TNI Yosua P Sembiring mengatakan , ada penambahan personil TNI untuk memback-up Polri dalam pemulihan situasi di Papua.

“Ada 500 personil datang dari Kostrad, kenapa jumlahnya seperti itu ini sudah kita perhitungan dengan hakekat situasi yang berkembang,” kata Pangdam.

Darwis Massi, Wakil Ketua Paguyuban Nusantara memandang baik pertemuan dengan TNI dan Polri, yang berlangsung hari ini.

“Kami pagubuyan sudah lama di Papua, kita juga ingin kondisi yang aman dan damai jangan sampai terulang lagi apa yang sudah terjadi."

"Tapi mari kita sama-sama seluruh paguyuban untuk menjaga kedamaian yang selama ini sudah terjalin dengan baik,” ajaknya. 

Perekonomian Kota Jayapura Kamis (29/8/2919) terlihat lumpuh dan lengang saat ribuan massa warga Papua menggelar aksi demo menyikapi dugaan tindakan rasis yang dialami mahasiswa Papua di Surabaya, di Kota Jayapura.
Perekonomian Kota Jayapura Kamis (29/8/2919) terlihat lumpuh dan lengang saat ribuan massa warga Papua menggelar aksi demo menyikapi dugaan tindakan rasis yang dialami mahasiswa Papua di Surabaya, di Kota Jayapura. (TRIBUN TIMUR)

“Hari ini kami juga meminta dukungan TNI Polri untuk menjaga kondisi kita sebagai mitra menjaga keamanan, kita juga merasa aman dengan kehadiran TNI dan Polri."

Bendera Merah Putih berdiri tegak di tengah kobaran api, saat massa pengunjuk rasa demo Jayapura melakukan anarkis dan membakar ruko-ruko.
"Apalagi ada penambahan pasukan kita merasa lebih nyaman dan aman itu harapan kami,” imbuhnya.

Sebelumnya, Kamis (29/8/2019), massa menggelar aksi unjuk rasa, menyikapi dugaan tindakan rasis terhadap mahasiswa Papua di Surabaya, berujung anarkis.

Ribuan massa membakar ruko, perkantoran pemerintah, kendaraan roda dua dan roda empat, serta melakukan Pengerusakan.

Kondisi itu membuat aktivitas di Kota Jayapura lumpuh total.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas