Polri Dalami Keterlibatan Pihak Asing yang Diduga Dukung Gerakan Separatis
Mabes Polri mendalami dugaan adanya keterlibatan pihak asing yang diperkirakan mendukung gerakan separatis Papua.
Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Fajar Anjungroso
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mabes Polri mendalami dugaan adanya keterlibatan pihak asing yang diperkirakan mendukung gerakan separatis Papua.
Kadiv Humas Polri Irjen Pol Mohammad Iqbal mengatakan tak bisa menyebutkan siapa pihak asing yang dimaksud. Namun dirinya menegaskan pihak asing itu berusaha untuk memprovokasi masyarakat di Papua dan Papua Barat.
"Kita sedang dalami itu (keterlibatan pihak asing diduga mendukung Organisasi Papua Merdeka). Maaf, karena di forum ini nggak mungkin juga kita sebut ke luar itu (negara mana) a, b, c," ujar Iqbal di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (2/9/2019).
Untuk saat ini, kepolisian bersama Kementerian Luar Negeri, Badan Intelijen Negara (BIN), dan seluruh stakeholder terkait tengah mendalami pihak asing tersebut.
Ia mengatakan pihak asing itu mencoba untuk memanas-manasi serta ada agenda yang disetting untuk memprovokasi masyarakat.
Sehingga imbasnya, keadaan di Papua terkesan dan terlihat sangat mengkhawatirkan dan masalah tersebut dapat dibawa ke forum Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB).
Baca: Sore Ini, Kapolri-Panglima TNI Berangkat ke Papua untuk Jamin Keamanan
"Terkait dengan apa yang disampaikan Bapak Kapolri tentang ada dugaan pihak-pihak luar, dalam arti kata bukan negara Indonesia yang memprovokasi, yang mencoba untuk meng-amplify suatu keadaan, yang tadinya tidak begitu mengkhawatirkan, menjadi sangat mengkhawatirkan, sehingga akan dibahas dalam forum PBB," ucapnya.
Menurut jenderal bintang dua itu, ia menilai lebih banyak masyarakat Papua yang menginginkan kedamaian dan enjoy dengan NKRI.
"Padahal lebih banyak masyarakat Papua, masyarakat kita yang sangat damai dan sangat enjoy dengan negara kesatuan republik Indonesia. Coba hitung saja, berapa kabupaten sih yang rusuh. Kabupaten kota lainnya masih sangat NKRI," tandasnya.