Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Politikus PKB Nilai Perlu Metode Baru Pencegahan Korupsi

Ketua DPP PKB Yanuar Prihatin menilai pimpinan baru KPK agar lebih serius untuk mencegah terjadinya korupsi.

Editor: Ferdinand Waskita
zoom-in Politikus PKB Nilai Perlu Metode Baru Pencegahan Korupsi
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Petugas menuliskan perolehan masing-masing calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) saat pemilihan Capim KPK oleh Komisi III DPR melalui mekanisme voting di Ruang Rapat Komisi III, Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat (13/9/2019) dini hari. Melalui mekanisme voting dengan jumlah suara sah sejumlah 56 terpilih 5 capim KPK yaitu Firli Bahuri, Alexander Marwata, Nurul Ghufron, Nawawi Pomolango, dan Lili Pintauli Siregar. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua DPP PKB Yanuar Prihatin menilai pimpinan baru Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) agar lebih serius untuk mencegah terjadinya korupsi.

Hal itu untuk mengurangi laju korupsi di Indonesia, pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang baru terpilih agar lebih serius untuk mencegah terjadinya korupsi.

Selama ini KPK terkesan lebih populer sebagai pemberantas korupsi, bukan pencegah korupsi.

Anggota Komisi II DPR RI Yanuar Prihatin mengatakan, sekarang sudah saatnya KPK merumuskan dan menetapkan langkah yang lebih tepat dan benar untuk pencegahan korupsi.

“Kita harus fokus juga pada tindakan preventif, bukan semata represif,” ujar Yanuar dalam keterangan tertulis, Sabtu (14/9/2019).

Sesuai undang-undang, salah satu tugas pokok KPK adalah pencegahan korupsi.

Menurut Yanuar, apa yang dilakukan KPK untuk mencegah terjadinya korupsi masih kurang, belum fokus dan masih terkesan parsial.

Berita Rekomendasi

Sosialisasi, pendidikan dan pelatihan anti korupsi harus ditingkatkan, baik kuantitas eventnya maupun target peserta serta eskalasi wilayah dan institusi sasaran.

“Materi, substansi dan kurikulum pendidikan anti korupsi harus disempurnakan ke arah penyadaran diri yang sesungguhnya,” ujar Yanuar.

Pendidikan anti korupsi harus mampu menggugah tumbuhnya kesadaran baru yang sangat kuat diantara penyelenggara negara bahwa pencegahan korupsi yang paling efektif adalah diri sendiri.

Setiap individu penyelenggara negara harus memiliki filter dan kendali diri yang tulus dan kokoh untuk tidak berbuat korupsi.

“KPK bisa melibatkan banyak pihak terkait yang kompeten untuk membantu mendiskusikan dan merumuskan metodologi ysng paling efektif untuk pencegahan korupsi,” ujar Yanuar Prihatin.

Menurut Yanuar, dirinya yakin pimpinan KPK yang baru bisa lebih terbuka untuk menerima ide-ide baru yang lebih baik tentang pencegahan korupsi.

Yanuar Prihatin menegaskan, korupsi terjadi bukan semata karena terbukanya peluang, lemahnya prosedur dan buruknya sistem.

Baca: Ray Rangkuti Kritisi Sikap Presiden Soal RUU KPK

Baca: UPDATE Akibat Ledakan di Mako Brimob Semarang, Mobil dan Truk Rusak Berat

Lebih dari itu, budaya korupsi mudah tercipta dan menular di kalangan individu yang oportunis, lemah integritas, anti moralitas dan memiliki kesadaran diri yang palsu.

“Pencegahan korupsi yang efektif harus mampu menyentuh dan menggugah sisi alam bawah sadar yang sangat subyektif dan individual ini,” kata politisi yang juga motivator ini.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas