Fakta-fakta Para Pendemo di KPK: Tak Tahu Pimpinan KPK hingga Pakai Jas Almamater Tak Berlogo
Beberapa hari terakhir aksi unjuk rasa atau demo di gedung KPK Jakarta menjadi sorotan publik.
Editor: Hasanudin Aco
Kemudian ia menatap layar ponselnya.
2. Pakai jas almamater tanpa logo
Puluhan orang yang mengaku mahasiswa pendukung revisi Undang-Undang Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memenuhi pelataran Gedung Merah Putih, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (18/9/2019) dikutip dari Tribun Manado.
Mereka menamakan diri mereka sebagai Laskar Pancasila.
Pantauan di lokasi, massa yang hadir sebagaian besar dari kalangan remaja, berbaju bebas. Mereka membawa spanduk berisi dukungan kepada UU KPK yang telah direvisi maupun kepada lima komisioner baru KPK.
Baca: Kronologi Kasus Menpora Imam Nahrawi, Berawal dari OTT KPK dan Temuan Uang Rp 7 Miliar
Dua mobil komando terparkir di jalan. Mobil itu memuat beberapa orator yang terus berpidato secara bergantian. Di bawah mereka para remaja Laskar Pancasila tersebut duduk sembari mengibarkan bendera merah putih.
Saat pembacaan deklarasi berlangsung, beberapa massa tersebut tampak bersiap mengenakan jaket almamater polos. Mulai dari warna hijau, kuning, sampai cokelat. Setelah mengenakan almamater, mereka kemudian berdiri di depan tulisan KPK lalu mendengarkan orasi.
Tribun Network mencoba bertanya kepada seorang peserta aksi yang mengenakan jaket almamater biru. Mengenakan topi merah secara terbalik, dia menyebut dirinya berasal dari kampus swasta di bilangan Jalan Proklamasi, Jakarta Selatan.
Pada pukul 16.50 WIB, massa aksi tersebut kemudian membubarkan diri. Sejumlah massa yang mengenakan jaket almamater kemudian melepaskan atribut mereka. Mereka menaruh jaket tersebut di kantong plastik hitam berukuran besar.
3. Tak tahu nama pimpinan KPK
Gedung Merah Putih yang merupakan markas Komisi Pemberantasan Korupsi didatangi demonstran dari sejumlah kelompok masyarakat sejak Senin (16/9/2019) siang hingga Senin sore.
Massa yang umumnya berusia muda itu meneriakkan aspirasi serupa, yaitu meminta para pimpinan KPK, terutama Agus Rahardjo, Laode M Syarif, dan Saut Situmorang, mundur atau dipecat dari jabatannya.
"Kami juga meminta presiden memecat lima komisioner yang lama atas tindakan mereka yang membuat gaduh atau yang dikatakan agitasi propaganda sehingga terjadi konflik antara lembaga KPK dengan pemerintah dan DPR," kata orator dengan lantang dikutip dari Kompas.com.
Namun, tak semua demonstran memahami tuntutan tersebut. Bahkan, ada demonstran yang tak mengenal nama-nama pimpinan KPK.