Kapolda Metro Jaya: Tak Ada Peluru Tajam dan Karet saat Bubarkan Aksi Unjuk Rasa Mahasiswa
Gas air mata, kata dia, pun digunakan setelah upaya persuasif dari pihaknya sudah tidak didengar atau diindahkan lagi oleh massa
Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Gatot Eddy Pramono menegaskan pihaknya tidak menggunakan peluru tajam maupun peluru karet dalam membubarkan aksi unjuk rasa mahasiswa di depan Gedung DPR RI, Selasa (24/9/2019).
Ia mengatakan polisi hanya menggunakan gas air mata dalam membubarkan aksi yang berujung ricuh tersebut.
Baca: Jurnalis Diintimidasi Saat Hendak Meliput Seseorang yang Dikeroyok Polisi pada Demo Mahasiswa di DPR
Gas air mata, kata dia, pun digunakan setelah upaya persuasif dari pihaknya sudah tidak didengar atau diindahkan lagi oleh massa.
"Langkah-langkah kita sebelum kita tembakan gas air mata, kita ingatkan adik-adik supaya pulang, supaya kembali, tidak lakukan tindakan anarkis, tidak menimpuk pagar dan lain-lain. Juga kita tidak menggunakan 1 peluru karet pun," ujar Gatot di Mapolda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Rabu (25/9/2019).
Jenderal bintang dua itu juga menegaskan ia telah mewanti-wanti jajarannya yang mengamankan aksi unjuk rasa tersebut dalam apel, yakni melarang seluruh anggotanya menggunakan peluru tajam maupun karet dalam membubarkan aksi massa.
Baca: Pemprov Bali Imbau Wisatawan Tetap Tenang Tanggapi RKUHP
"Pagi sudah saya perintahkan ke Brimob dan Sabhara, peluru karet apalagi peluru tajam tidak (digunakan), semua hanya gas air mata," kata dia.
"Tahapan hanya dua saja. Kita menyemburkan air dengan water canon dan kedua kita tembakkan gas air mata hanya untuk bubarkan saja. Tahapan-tahan sudah kita lakukan, langkah-langkah itu sudah," imbuh Gatot.
39 polisi dan ratusan mahasiswa luka-luka
Sebanyak 39 polisi disebut menjadi korban aksi unjuk rasa berujung ricuh di depan Gedung Parlemen DPR/MPR RI, Jakarta, Selasa (24/9/2019).
Kapolda Metro Jaya Irjen Gatot Eddy Pramono mengatakan, dari jumlah tersebut, terdapat polisi yang luka ringan maupun berat akibat bentrok dengan demonstran.
Baca: Wiranto Bilang Pengadilan Tak Bisa Buktikan Dirinya Penjahat HAM
"Ada kerugian korban petugas polisi lebih kurang 39 orang yang mengalami mungkin mereka ada yang terkena lemparan batu, ada juga yang tangannya patah dan lain sebagainya, sekarang ada dirawat inap," kata Gatot di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (25/9/2019).
Selain polisi, kata Gatot, sebanyak 265 mahasiswa juga luka-luka pascademo tersebut.
Belum diketahui penyebab luka-luka yang dialami mahasiswa. Namun, di antaranya terluka karena terkena gas air mata.
"Kita sudah mendata ada sebanyak 254 (mahasiswa) yang dirawat di jalan di beberapa rumah sakit. Kemudian, ada 11 orang yang dirawat inap," ujar Gatot.
Menurut Gatot, demonstrasi berakhir sekitat pukul 01.15 WIB. Hingga kini, polisi masih mendalami penyebab pasti korban yang luka-luka.
Kemudian, polisi juga tengah mendata identitas mahasiswa yang dirawat inap di sejumlah rumah sakit.
Baca: Luna Maya Trending di Twitter, KPopers Demo Sesalkan Sikapnya Kepada NCT 127
Sebelumnya, demo mahasiswa soal penolakan revisi UU KPK dan RKUHP berakhir ricuh di sekitaran Gedung DPR/MPR RI, Jakarta Pusat, Selasa kemarin.
Kericuhan berlangsung hingga larut malam. Akibatnya, sejumlah fasilitas publik rusak dan tol dalam kota sempat ditutup. (Dean Pahrevi)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: Kapolda Sebut 39 Polisi Luka-luka Pasca-demo Ricuh di DPR
87 mahasiswa dipulangkan
Direktur Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) Kurniawan Iskandarsyah mengungkapkan 87 orang korban kericuhan saat demonstrasi di Gedung DPR RI sudah dipulangkan dari Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP), Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
"Tanggal 24 September 2019 pukul 16.30, UGD RSPP menerima tiga korban karena demo mahasiswa di DPR," kata Kurniawan.
Berselang satu jam, lanjut dia, pihaknya menerima 20-30 pasien yang juga menjadi korban kericuhan.
"Terakhir sampai pukul 01.00 itu totalnya 90 pasien," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Manajemen Bisnis RSPP Agus W Susetyo menjelaskan, 87 korban kericuhan yang dipulangkan rata-rata terkena gas air mata.
"Keluhannya mual, mata perih, dan beberapa lecet-lecet. Artinya tidak ada luka serius," ucap Agus.
"Kami bisa melakukan observasi dan penanganan baik sehingga 87 pasien sudah bisa dipulangkan," tambahnya.