Nick Messet, Mantan Menlu OPM yang Balik Badan Dukung NKRI Masuk Delegasi di PBB
Nick Messet, mantan petinggi OPM yang lama bermukim di Eropa, namun kembali ke pangkuan NKRI masuk di delegasi Sidang Majelis Umum PBB ke-74.
Penulis: Yulis Sulistyawan
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK - Nick Messet, mantan petinggi OPM yang lama bermukim di Eropa, namun kembali ke pangkuan NKRI masuk di delegasi Sidang Majelis Umum PBB ke-74.
Sidang Majelis Umum PBB ke-74 saat ini sedang berlangsung di New York Amerika Serikat dihadiri pemimpin berbagai negara berkumpul di Markas PBB itu.
Delegasi Indonesia di Sidang Majelis Umum PBB dipimpin oleh Wakil Presiden, Jusuf Kalla dan dihadiri sejumlah menteri Kabinet Kerja.
Lalu bagaimana perhatian negara-negara di dunia terhadap Papua?
Menurut salah satu delegasi Indonesia yang ikut Sidang Umum PBB, Nicolas Messet, tidak banyak negara yang memberikan perhatian secara khusus untuk Papua.
"Mengenai situasi di SU PBB terkait nasib Papua dan apa yang terjadi di Tanah Papua akhir-akhir ini, menurut apa yang saya lihat dan dengar selama beberapa hari ikut kegiatan SU PBB, kelihatan tidak banyak negara yang menaruh perhatian khusus terkait soal Papua terkini," ujar Nick Messet melalui pesan WA, Rabu (25/9/2019).
Baca: Kronologi Demo Mahasiswa Ricuh di DPR: 11 Mahasiswa Pingsan, Ketua DPR RI Ikut Terkena Gas Air Mata
Meski negara-negara peserta Sidang Umum PBB mengikuti perkembangan situasi dan kondisi Papua melalui media, tapi tidak ada yang menanggapi.
"Mereka nonton di TV dan baca di surat-surat kabar mengenai situasi dan kondisi di Papua, tetapi mereka tidak beri komentar, apalagi mau angkat isu itu dalam SU PBB," ungkap mantan petinggi OPM yang lama bermukim di Eropa, namun kembali ke pangkuan NKRI ini.
Dalam Sidang Umum PBB, setiap negara yang hadir, menyampaikan masalah yang dialami, dengan harapan menjadi perhatian.
Baca: Maroon 5 Rilis Single Terbaru Memories, Ditujukan untuk Siapa Pun yang Pernah Merasa Kehilangan
"Setiap negara punya persoalannya masing-masing yang harus mendapat perhatian dari SU PBB dan waktu untuk bicara di atas mimbar SU PBB juga sangat terbatas hanya 10 menit," terangnya.
Sehingga, banyak negara besar tidak ingin mencampuri negara lain, mereka lebih fokus menyampaikan persoalan di negaranya sendiri.
"Jadi negara-negara besar tidak mau campur soal-soal kecil yang terjadi di Papua dewasa ini. They can only say, Sorry and have sympathi to the Papuans! Apart from that, nothing else (Mereka hanya bisa berkata, maaf dan bersimpati pada orang Papua! Selain itu, tidak ada yang lain)," ucap Nick.
Menurutnya, hanya negara-negara kecil yang selalu ingin mengangkat permasalahan Papua di SU PBB.
"Hanya negara-negara kecil di Pacific yang selalu mau angkat soal Papua di SU PBB tahun ganti tahun. Tetapi tidak pernah ada perubahan, jalan di tempat terus," kata Nick.
Nicolas Meset yakin, pada saatnya negara-negara itu bakal bosan membawa isu Papua di dalam SU PBB.
"Negara-negara seperti, Vanuatu, Palau, Marshall Island yang selalu mengangkat isu Papua di dalam SU PBB pasti satu waktu akan jadi bosan sendiri. Soalnya topik yang mereka bawakan sudah kedaluwarsa untuk negara-negara anggota PBB. Bosan untuk mendengar, The same old story again and again, Self determination and freedom for West Papua (Kisah lama yang sama berulang kali, penentuan nasib sendiri dan kebebasan untuk Papua Barat)," tandas Meset.
Messet mengungkapkan kehadiran Benny Wenda yang dituding Polri sebagai dalang kerusuhan di Tanah Papua akhir-akhir ini, di arena SU PBB.
"Benny Wenda Cs juga sudah tidak aktif seperti di tahun-tahun lalu. BW datang sendiri tanpa membawa senior-seniornya yakni Rex Rumakiek atau Jacob Rumbiak. Kali ini BW bawa anak-anak muda yakni Oridek Ap, John Anari dan Herman Wanggai," jelasnya.
Baca: 10 Menu Sarapan di Solo yang Wajib Traveler Cicipi
Menurut Messet, kehadiran Benny Wenda juga tidak jelas kapasitasnya.
"Mereka tidak ada kegiatan, hanya ikut-ikut Delegasi Vanuatu saja dan Gubernur Powes Parkop dari Port Moresby. Jadi kegiatan mereka tidak jelas," tutur Meset.
Ditanya tanggapan Nick Meset menyikapi kondisi Papua saat ini, ia enggan memberikan komentar.
"Pernyataan mengenai apa tanggapan terkait Papua saat ini, saya pikir tidak perlu kasih pernyataan, cukup pejabat-pejabat di Tanah Papua yang buat pernyataan, karena mereka yang ada di lapangan dan tahu betul sikon terkini. Jangan saya campur mereka punya urusan," ujar Nick.