Hadapi Siswa Generasi Z, Kini Guru Pakai Jurus ''Effective Educational Videos''
Efektivitas penerimaan ilmu pengetahuan dalam kegiatan belajar dan mengajar memang banyak ditentukan dari bagaimana pola pengajaran
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Efektivitas penerimaan ilmu pengetahuan dalam kegiatan belajar dan mengajar memang banyak ditentukan dari bagaimana pola pengajaran yang diberikan pihak sekolah yang diwakili guru kepada anak didiknya.
Di Indonesia, banyak guru yang masih belum mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman yang semakin modern.
Disrupsi digital mewajibkan para tenaga pengajar untuk bisa 'melek teknologi' agar mampu mengimbangi anak didik mereka.
Perlu diketahui, anak didik mereka merupakan 'generasi Z' yang lahir pada tahun 1995-an.
Dalam mendidik para generasi yang melek gadget ini, para guru dituntut untuk bisa kreatif dalam memanfaatkan teknologi dan menerapkan inovasi.
Baca: BREAKING NEWS: Anggota Satres Narkoba Polda Sulut Tewas Gantung Diri
Baca: Prediksi Skor Persipura Jayapura vs PSM Makassar Liga 1 2019, Kalezic: Catatan Buruk di Laga Tandang
Baca: Suami Sudah Tak Mampu Puaskan SR, Dia Akhirnya Ajak Kedua Anaknya Berhubungan Intim
Tenaga pengajar merupakan bagian dari Sumber Daya Manusia (SDM) yang harus dibangun untuk mendukung salah satu fokus dari Visi Indonesia yang sempat disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) beberapa waktu lalu terkait pemerintahannya pada periode mendatang.
Pembangunan SDM juga menjadi fokus dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024.
Melihat begitu banyak tenaga pengajar di tanah air yang mulai tergerus adanya disrupsi digital, maka Asosiasi Guru Marketing Indonesia (AGMARI) bekerjasama dengan Astraotoshop.com memperkenalkan program 'Effective Educational Videos (EEV)' kepada para guru di 13 kota di Indonesia.
Sebuah metode pengajaran yang dinilai efektif dan bisa diterapkan kepada para generasi Z ini.
Kali ini pelatihan diberikan kepada 120 guru yang berasal dari sekitar 40-an sekolah yang tersebar di Jabodetabek serta Karawang.
Baca: Terkenal Setelah Kasus dengan Atta Halilintar, Bebby Fey Terima Dipandang Sinis Orang
Baca: Mahfud MD Sebut Ada Pasal-pasal Selundupan dalam RKUHP, Begini Reaksi Ketua BEM UGM
Baca: Prediksi Skor Persipura Jayapura vs PSM Makassar Liga 1 2019, Kalezic: Catatan Buruk di Laga Tandang
Pelatihan dilakukan di SMKN 14 Jakarta, Jalan Percetakan Negara, Jakarta Pusat, Kamis (26/9/2019) siang.
Penggagas sekaligus Pemateri dari AGMARI Dedy Budiman mengatakan program EEV sengaja diterapkan kepada para guru, agar stigma yang selama ini mereka terima sebagai 'guru gaptek' bisa tergantikan.
"Jadi acara ini untuk pembelajaran para guru yang selama ini diasumsikan guru itu kalah sama murid, guru itu gaptek," ujar Dedy, saat berbincang dengan Tribunnews di sela pelatihan.
Melalui program ini, para guru diharapkan bisa belajar membuat konten pengajaran yang kreatif melalui pemanfaatan aplikasi.
Sehingga mereka tidak hanya diajarkan untuk mengajarkan ilmu secara mobile, namun juga melek terhadap teknologi.
"Jadi kami coba berkontribusi mengajak guru-guru supaya mereka yang katanya gaptek ini bisa ngerti tentang teknologi," jelas Dedy.
Dedy kemudian mengingatkan hal penting yang harus dicatat para guru untuk dijadikan pengingat dalam upaya mereka menghadapi disrupsi digital dan siswa 'generasi Z' itu.
Generasi Z memiliki pola belajar yang unik dan jauh berbeda dengan generasi sebelumnya.
Mereka lebih menyukai hal-hal yang bersifat konkret, menarik secara visual dan menggunakan teknologi sebagai acuan.
Hal yang paling penting adalah para guru harus memahami bahwa generasi Z jauh lebih kritis dalam menyerap informasi.
"Nah salah satu hal yang menarik, anak generasi Z (yang mereka ajar) itu cara belajarnya ada 5. Suka yang visual, suka yang berhubungan dengan teknologi, suka berhubungan dengan yang konkret, terus yang inovasi, sama mereka itu kritis," kata Dedy.
Pembuatan konten yang dilakukan oleh AGMARI ini cukup mudah dan gratis, para guru hanya menggunakan aplikasi Spark Post dan InShot serta memanfaatkan voice recorder yang ada pada tiap ponsel pintar.
Digelar di 13 kota, roadshow pengenalan pelatihan EEV tidak hanya menyasar Jakarta namun juga kota besar lainnya seperti Jogja dan Semarang.
Road show EEV yang digagas AGMARI bekerjasama dengan Astraotoshop.com ini sedianya akan berakhir pada akhir November mendatang di kota Pekanbaru, Riau.
Diharapkan pelatihan pembuatan konten pelajaran yang kreatif dan menggunakan gadget ini mampu menarik minat para siswa agar aktif dalam belajar dan mudah menyerap ilmu yang diberikan.
Pelatihan ini tidak hanya diberikan kepada para guru bidang bisnis daring dan pemasaran saja, namun terbuka pula bagi guru lainnya yang tertarik menerapkan metode ini.