Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota DPR RI Periode 2019-2024, Abdul Kadir Karding, masih nyaman dengan jas lama. Kader Partai Kebangkitan Bangsa itu sudah siap mengikuti pelantikan anggota dewan pada Selasa (1/10/2019).

Karding akan mengemban jabatan sebagai anggota DPR untuk tiga periode. Meski hari ini adalah hari yang besar baginya, namun Karding memilih tak ada acara khusus atau setelan pakaian baru untuk digunakan.

"Saya kebetulan orangnya tidak terlalu suka pakai jas. Panas kan. Saya hampir jarang, kecuali di acara-acara yang mengharuskan pakai jas. Jadi jas saya yang sudah lama saya pakai saja, jas periode lalu. Tidak ada yang baru, yang lama masih bagus," ujar Karding kepada Tribun Network, Senin (30/9/2019).

Karding memilih untuk memanjatkan doa bersama sehari sebelum pelantikan. Ia mensyukuri masih diberikan jabatan oleh Yang Maha Kuasa. Doa yang dipanjatkan Karding, memang rutin dilakukan setiap ada kegiatan besar.

Baca: Jokowi Tak Menjawab Pertanyaan Wartawan tentang Penangkapan Musisi Ananda Badudu

"Saya sih memang secara rutin, setiap ada hal-hal yang besar dalam artian kegiatan saya selalu berdoa, saya selalu bersyukur, diberi amanah sama Allah," tutur Karding.

Ia juga berdoa agar bisa bekerja dengan baik, dalam mengemban jabatan sebagai anggota DPR periode 2019-2024. 

Baca: Fahri Hamzah dan Budiman Sudjatmiko Resmi Angkat Koper dari Senayan

"Dan biar bisa bekerja dengan baik, sekaligus mendatangkan berkah, karena ini saya yang ke tiga untuk DPR RI, berarti periode kelima saya. Karena dua periode di provinsi, saya mensyukuri ini. Salah satunya berdoa," kata Karding.

Aspirasi Petani Tembakau

Di periode ketiganya di DPR RI, menurut Karding, ada yang ingin ia bawa dari daerah pemilihan. Dalam jangka pendek, Karding ingin melakukan advokasi terhadap rencana kenaikan cukai rokok oleh pemerintah sebesar 23 persen. Sebab, rencana kenaikan cukai rokok 23 persen pada 2020, ditengarai akan membuat para petani 'sengsara'.

"Dengan kenaikan cukai ini, mereka mengalami kesulitan. Seharusnya kenaikan oleh pemerintah itu bertahap. Jangan langsung besar. Yang kedua yang dinaikan itu cukai rokok-rokok yang mengandung produk-produk dari luar, atau biaya impornya dinaikan. Itu yang harus dilakukan," tutur Karding.

Selain itu, yang menjadi sorotan saat ini, yakni persoalan radikalisme. Karding fokus agar radikalisme tidak mengurai ke mana-mana. Menurut pengamatan Karding, radikalisme sudah menyasar sekolah-sekolah, bahkan instansi pemerintah.

"Tentu PR utama kita mendorong agar tidak berkembangnya radikalisme. Dengan cara banyak langkah, karena apa yang terjadi hari ini kita lihat setelah kita urai sedemikian rupa akar utamanya yang main mereka (berpaham radikal) ini. Dan itu ketika negara tidak kondusif, maka yang rugi rakyat. Karena kata kunci sebuah negara itu stabilitas itu menurut saya yang paling mungkin ke depan," imbuh Karding.

Kemudian, yang perlalu didorong kedepan adalah mengenai revisi Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (RUU KUHP). Perlu dijelaskan kepada masyarakat mengenai RUU KUHP agar tidak salah paham.

"Sambil menjelaskan secara utuh kepada rakyat supaya tidak salah paham dengan RUU KUHP, itu penting," tutur Karding.

Mengenai komisi, ucap Kardiang, ia siap ditempatkan di mana pun oleh Partai Kebangkitan Bangsa. "Tergantung partai di mana saja. Kita ikut partai saja. Saya mana saja tidak ada masalah," sambungnya.