Wiranto Kesal Pernyataannya soal Gempa Maluku Diputarbalikkan
Wiranto mengatakan dirinya tak pernah sengaja untuk melukai hati rakyat Maluku yang sedang berduka.
Penulis: Rizal Bomantama
Editor: Hasanudin Aco
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rizal Bomantama
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menko Polhukam Wiranto menyatakan rasa kecewanya lantaran pernyataannya yang ditujukan untuk menenangkan masyarakat Maluku pascagempa besar justru diputarbalikkan sejumlah pihak untuk menyerang dirinya.
Kepada awak media melalui keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (2/10/2019) Wiranto mengatakan dirinya tak pernah sengaja untuk melukai hati rakyat Maluku yang sedang berduka.
“Sebaliknya, saya beberapa hari lalu mengundang sejumlah menteri dan kepala negara untuk segera mengambil langkah seribu untuk meringankan beban masyarakat Maluku yang terdampak bencana,” ungkap Wiranto.
Baca: Update Gempa Maluku: 23 Orang Meninggal Dunia Pascagempa M 6,5
Baca: BMKG Cabut Peringatan Dini Tsunami Akibat Gempa Magnitudo 7.4
Kemudian Wiranto menjelaskan bahwa dalam rapat koordinasi Senin (30/9/2019) kemarin.
Kepala BNPB Doni Monardo mengatakan membludaknya masyarakat pengungsi karena adanya informasi menyesatkan dan simpang siur tentang akan adanya gempa bumi yang lebih besar serta tsunami.
“Padahal tak ada lembaga resmi yang menyatakan itu,” tambah Wiranto.
Oleh karena itu Wiranto menjelaskan bahwa pemerintah pusat mengimbau masyarakat yang rumahnya masih aman untuk kembali ke kediaman masing-masing.
“Imbauan itu diberikan untuk kebaikan masyarakat juga, karena di pengungsian pasti akan banyak masalah yang dihadapi seperti pendidikan dan kesehatan. Itu sebenarnya hasil rapat tersebut,” tegasnya.
Wiranto mengakui bahwa pernyataannya untuk menenangkan masyarakat itu justru diputarbalikkan untuk menyerang dirinya.
“Namun semua itu semoga dapat diselesaikan secara sabar. Semoga penjelasan saya ini dapat diterima,” pungkas Wiranto.
Sebelumnya dalam konferensi pers di Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Wiranto menyatakan jumlah pengungsi yang terlalu besar akibat gempa Maluku itu membuat beban bagi pemerintah pusat maupun daerah.
Ia menjelaskan hingga kemarin Senin tercatat ada 700 rumah rusak dan 23 orang meninggal dunia akibat gempa Maluku.