Pemerintah Terus Pulihkan Kondisi Keamanan di Wamena Untuk Tekan Eksodus
Upaya tersebut dilakukan agar tidak terjadi perpindah penduduk secara besar-besaran atau eksodus dari Wamena.
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah terus berupaya memulihkan kondisi keamanan di Kota Wamena, Papua.
Upaya tersebut dilakukan agar tidak terjadi perpindah penduduk secara besar-besaran atau eksodus dari Wamena.
"Harus tercipta dulu (kondisi stabil) karena ini memberikan kenyakinan masyarakat situasi terjaga dengan baik, jadi mengurangi untuk eksodus. Ini yang diciptakan sekarang," kata Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko di Jakarta, Jumat (4/10/2019).
Baca: Kebijakan Presiden Joko Widodo di Kalimantan Timur, Membuat Ribuan Warga Luar Pindah ke Balikpapan
Baca: Soal Perppu KPK, Taufiequrachman Ruki: Presiden Jokowi Sudah Memiliki Komitmen, Tapi Dipatahkan DPR
Menurutnya, pemerintah melalui aparat keamanan pasti memberikan jaminan keselamatan bagi semua masyarakat yang ada di Wamena.
"Saat ini jumlah kekuatan (personil TNI/Polri) yang terlibat bagian dari salah satu upaya memberikan jaminan keamanan," katanya.
Saat kerusuhan di Wamena pada 23 September 2019, sejumlah warga pendatang mengungsi ke daerah lain.
Baca: Keran Impor Tekstil Dibuka,188 Pabrik Garmen di Jabar Bangkrut dan 68 Ribu Buruh di-PHK
Berdasarkan data Kementerian Sosial, sejak 23 September hingga 2 Oktober 2019 tercatat sebanyak 11.646 orang telah meninggalkan Wamena
Sebagian besar pengungsi dievakuasi ke Sentani, Jayapura.
Sementara lainnya kembali ke kampung halaman masing-masing.
Sebanyak 7.467 orang meninggalkan Wamena dengan penerbangan Hercules TNI AU dan 4.179 orang menggunakan penerbangan komersial.
51 warga Minang pulang ke kampung halaman
51 warga Minang, Sumatera Barat yang meminta dipulangkan dari Kota Wamena, Kabupaten Jayawijaya tiba di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Kamis (3/10/2019).
Mereka meminta dipulangkan ke kampung halamannya karena khawatir keselamatannya terancam dan rumahnya terbakar akibat kerusuhan di Wamena.
Kadispen AU Marsekal Pertama Fajar Adriyanto mengatakan 51 warga asal Sumatera Barat itu dipulangkan menggunakan pesawat Hercules C-130.
"Membawa penumpang evakuasi dari kejadian di Wemena, semuanya dari Sumatera Barat. Tepat pukul 16.45 WIB mendarat, mereka kita istirahatkan dulu di sini (Lanud Halim Perdanakusuma)," kata Fajar di Jakarta Timur, Kamis (3/10/2019).
Baca: Viral Video Wanita Tergeletak Kena Tikam di Gorontalo, Akhirnya Tewas dan Tinggalkan Bayi Kembar
Satu hari usai kerusuhan Wamena pecah pada Senin (23/9/2019), warga asli, pendatang, hingga tenaga medis meminta dievakuasi ke wilayah yang lebih aman.
Hingga kini, Fajar menuturkan pesawat TNI AU sudah menempuh puluhan penerbangan dan berhasil mengevakuasi lebih dari 4.000 warga.
Baca: Link Live Streaming AZ Alkmaar Vs Manchester United: Siaran Langsung SCTV Malam Ini
Seorang warga Minang, Zulkifli menyebut mereka menyelamatkan diri ke Kodim 1702/Jayawijaya selamanya satu minggu lalu dievakuasi ke Sentani.
"Satu hari kemudian kami berangkat lagi ke Biak, lalu ke Ambon. Berlanjut hingga sekarang tiha di Halim," ujar Zulkifli.
Berniat kembali ke Wamena
Ketua Ikatan Keluarga Minang Wamena, Zulkifli, mengaku masih berniat untuk kembali ke Papua jika konflik sudah mereda.
Zulkifli mengaku dirinya sangat ketakutan ketika kerusuhan terjadi di Wamena beberapa waktu lalu.
Zulkifli yang sehari-harinya berdagang di Kabupaten Jayawijaya tersebut mengatakan sempat mengungsi selama satu pekan di Kodim 1702 Jayawijaya sebelum dievakuasi ke Sentani oleh TNI.
Setelah itu, ia dan 50 orang lainnya difasilitasi TNI AU terbang dari Sentani menuju Biak.
Dari Biak, mereka kemudian sempat transit di beberapa kota sebelum akhirnya tiba di Lanud Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur, Kamis (3/10/2019) sekira pukul 16.45 WIB.
Baca: Kesulitan Jerome Kurnia Perankan Nakula di Film Senior
Baca: Kesulitan Jerome Kurnia Perankan Nakula di Film Senior
Meskipun begitu, Zulkifli masih memiliki niat untuk kembali ke Wamena.
"Mungkin kami akan kembali ke Wamena untuk melaksanakan aktivitas seperti biasa," kata Zulkifli di Lanud Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur, Kamis (3/10/2019).
Zulkifli menyampaikan terima kasih kepada Polri dan TNI yang telah menjaga keselamatan mereka termasuk memfasilitasi mereka dalam perjalanan menuju kampung halamannya di Sumatera Barat.
Zulkifli mengatakan, selama dalam perjalan ia dan para pengungsi lainnya telah difasilitasi makanan, minuman, dan waktu transit yang cukup sehingga masih keadaannya dalam kondisi sehat.
"Kami berterima kasih kepada TNI dan Polri dan TNI AU yang telah memfasilitasi kami sampai kami dipulangkan dengan selamat sehingga kami sangat berbangga dalam pemulangan ini dalam evakuasi dalam pelaksanaan pemulangan anggota IKM Jayawijaya dan sampai nanti ke Sumatera Barat," kata Zulkifli.
Baca: Pria di Korsel Akui telah Bunuh 14 Wanita dan Lakukan 30 Kali Pemerkosaan Lebih dari 30 Tahun Lalu
Zulkifli dan 50 pengungsi terdampak konflik Wamena tersebut kemudian diberangkatkan ke Sumatera Barat dengan pesawat komersil dari Bandara Halim Perdana Kusuma pukul 19.00 WIB.
Diberitakan sebelumnya, sebanyak 51 orang pengungsi terdampak konflik Wamena, Papua tiba di Landasan Udara Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur, Kamis (3/10/2019) sekira pukul 16.45 WIB dengan menumpang pesawat Hercules C 130 milik TNI Angkatan Udara.
Dari Lanud Halim Perdana Kusuma, mereka kemudian difasilitasi Pemerintah dan DPR RI untuk melanjutkan perjalanan menuju Sumatera Barat dengan pesawat komersil.
Para pengungsi yang hanya membawa sedikit barang bawaan tersebut terdiri dari lelaki, perempuan, dan anak-anak.
Terlihat wajah mereka tampak kelelahan dan sejumlah anak tampak menangis dalam pelukan ibunya.
Tidak hanya itu, Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara Marsma Fajar Adriyanto menjelaskan bahwa TNI Angkatan Udara mengerahkan sejumlah pesawat Hercules untuk membantu para pengungsi Wamena untuk keluar dari Wamena menuju sejumlah tempat.
Baca: Jelang Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden, BIN Prediksi Masih Ada Gerakan Massa
"Kita kerahkan Hercules dari Skadron 31 dan 32 dan 33 di Makassar. Ada skadron 2 CN 295 dan CN 235, yang ada di Papua 7 pesawat CN 295. Ada yang ke Malang dan Jakarta jadi kita berangkatkan lagi kesana," kata Fajar di Base Ops Lanud Halim Perdana Kusuma Jakarta Timur pada Kamis (3/10/2019).
Ia mengatakan pesawat TNI AU sudah bisa mendarat di Wamena.
Namun, pada umumnya para pengungsi dievakuasi ke tiga Lanud terdekat dengan Wamena yakni di Jayapura, Biak, dan Timika sebelum diantar menuju ke sejumlah lokasi.
"Dalam proses penjemputan tidak ada halangan karena pengamanan di Bandara Wamena diperketat dan ada pasukan disana, dan cukup aman disana," kata Fajar.
Ia mengatakan, TNI AU tidak hanya mengevakuasi para pendatang dari Wamena melainkan juga warga asli.
Ia mengatakan sudah sekira empat ribu orang lebih dievakuasi karena konflik di Wamena.
Tidak hanya itu, TNI AU juga telah bekerja dama dengan TNI AD untuk membuka posko pengungsian di Wamena.
Ia pun mengatakan, saat ini konflik telah mereda sehingga jumlah pengungsi yang dievakuasi semakin berkurang.
"Kita juga suplai makanan kesana dari Biak Jayapura. Sudah berangkat empat pesawat, penuh dengan bahan makanan sembako logistik. Pengungsi dan juga di Wamena, karena situasi demikian butuhkan makanan segala macam. Termasuk peralatan dan perlengkapan kesehatan," kata Fajar.