LIPI Perkuat Riset Kerja Sama dengan Lembaga Penelitian Toray Jepang
Toray memiliki keunggulan pada riset dan inovasi berbasis serat dan membran yang telah diaplikasikan di berbagai sisi kehidupan.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan rombongan diundang oleh Toray, perusahaan kimia global yang bergelut di industri serat sejak awal abad lalu, Senin (7/10/2019).
Sebagai salah satu pemimpin industri di bidangnya, Toray memiliki keunggulan pada riset dan inovasi berbasis serat dan membran yang telah diaplikasikan di berbagai sisi kehidupan.
"Kali ini saya diundang ke pusat fasilitas riset Toray di kawasan Shiga. Kunjungan ini dalam rangka penguatan kerja sama riset yang telah diinisiasi sebelumnya, khususnya dengan Pusat Penelitian Kimia di Serpong, dan Loka Penelitian Teknologi Bersih LIPI di Bandung," ungkap Kepala LIPI Dr Laksana Tri Handoko M.Sc kepada Tribunnews.com, Selasa (8/10/2019).
Baca: Tawakal Berbuah Manis! Ini Kabar Terbaru Wanita yang Dulu Calon Suaminya Korban Lion Air JT610
Selain diterima oleh Dr Tsunekawa sebagai pimpinan fasilitas riset Toray, rombongan LIPI juga melakukan kunjungan ke beberapa fasilitas utama, seperti pusat layanan karakterisasi material yang memiliki berbagai tipe mikroskop elektron tercanggih di dunia.
"Selain itu kami juga membahas pengembangan kerja sama untuk mencari solusi teknologi mengatasi permasalahan pengolahan limbah di tanah air. Diharapkan dapat dikembangkan sistem pengolahan limbah yang lebih efisien melalui penggabungan tindakan fisis, selain kimiawi dan bioremediasi," kata dia.
"Toray melalui teknologi membran yang dikuasainya dapat menjadi mitra kerja sama untuk melengkapi penelitian LIPI terkait," ujar Laksana.
Baca: Senyum Bupati Lampung Utara Ketika Hendak Ditahan KPK di Rutan Pomdam Jaya Guntur
LIPI juga ingin mendapatkan pengalaman dalam pengelolaan dan manajemen infrastruktur riset.
"Saat ini LIPI telah menginisiasi infrastruktur riset terbuka bagi seluruh komunitas riset di tanah air, sehingga diperlukan kemampuan manajemen yang memadai, khususnya untuk berbagai instrumen canggih yang memerlukan keahlian tinggi dalam pengoperasian dan pemeliharaannya," ungkapnya.
